31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Moratorium Hotel di Bali: Seberapa Penting?

ChusmerubyChusmeru
September 19, 2024
inEsai
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

Chusmeru

MENTERi Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Pariwisata dan Ekononomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno satu nada dan satu irama tentang moratorium pembangunan hotel di Bali.

Kedua menteri itu memandang Bali sudah tidak baik-baik saja. Luhut Panjaitan sempat mengeluarkan peringatan keras agar tidak ada lagi lahan persawahan yang digunakan untuk membangun akomodasi pariwisata. Tidak ada lagi orang membuat vila di sawah. Sawah biarlah sawah, supaya Bali jadi Bali yang unik (detikbali, 3 September 2024).

Selain itu, Luhut juga meminta agar pihak imigrasi dan Kepolisian Daerah Bali lebih tegas menyikapi turis asing yang berulah di Bali. Turis yang seperti itu harus langsung dideportasi dan dimasukkan ke daftar hitam agar tidak bisa kembali ke Indonesia.

Senada dengan Luhut, Menparekraf Sandiaga Uno bakal melakukan moratorium hotel untuk menjaga kualitas pariwisata Indonesia. Menurutnya, pemerintah sedang menggodok sejumlah kebijakan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pariwisata di Tanah Air. Salah satunya penghentian konversi lahan pertanian hingga moratorium pembangunan hotel (CNBC Indonesia, 2 September 2024).

Menurut Sandiaga Uno, moratorium pembangunan hotel berdasarkan potensi kepadatan yang membuat situasi tidak aman dan tidak nyaman, khususnya di Bali Selatan. Terutama pembangunan hotel yang tidak memiliki aspek keberlanjutan serta penghentian konversi dari lahan pertanian menuju lahan komersial.

Tertinggal Kereta

Apa yang akan dilakukan Menko Marves dan Menparekraf sesungguhnya bukan barang baru. Sejak awal masyarakat, akademisi, dan pelaku pariwisata di Bali sudah mengusulkan moratorium pariwisata, termasuk pembangunan hotel dan sengkarut konversi lahan.

Gagasan kedua menteri itu merupakan kebijakan yang terlambat. Ibaratnya, Luhut dan Sandiaga tertinggal kereta cepat pariwisata. Bali dan pariwisatanya seperti kereta cepat yang berjalan tanpa masinis, zig-zag, banyak melenceng.

Sinyal dan rambu-rambu juga diabaikan kereta cepat pariwisata itu. Sementara penumpang kereta begitu berjubel. Akibatnya, pariwisata Bali menjadi sarat beban. Laju perkembangannya tak terkendali, dan dalam banyak kasus sering terjadi benturan kebijakan dan kepentingan.

Meski terlambat, kebijakan moratorium hotel dan larangan konversi lahan masih dianggap penting, karena dapat mencegah pariwisata Bali semakin porak-poranda. Kuncinya bukan ada pada kedua menteri yang sebentar lagi pensiun dari Kabinet Jokowi. Masyarakat, pemerintah daerah Bali, dan seluruh pemangku kepentingan pariwisata Bali perlu dilibatkan.

Dari Hulu ke Hilir

Memperbaiki pariwisata Bali yang kian menjurus rusak diperlukan langkah yang tepat, bukan hanya taktis semata. Kebijakan yang strategis juga perlu dirancang. Itu semua harus dimulai dari hulu, bukan mengatasi hilirnya saja.

Moratorium hotel adalah kebijakan di hilir yang dilakukan dengan keterpaksaan setelah Bali menyandang banyak masalah. Sementara kajian di hulunya tidak dilakukan sejak awal. Ini yang membuat pariwisata Bali seolah sulit untuk dibenahi.

Moratorium itu penting. Konservasi lahan pertanian juga penting. Akan tetapi lebih penting jika sebelum kebijakan itu diterapkan, dilakukan dulu kajian tentang daya dukung pariwisata Bali. Berapa sesungguhnya kemampuan Bali menerima kunjungan wisatawan dengan luas wilayahnya yang dimanfaatkan untuk bisnis pariwisata?

Berapa jumlah hotel dan vila, berapa jumlah kamar yang ideal bagi Bali? Kajian daya dukung seperti itu hingga kini belum dilakukan. Akibatnya, pembangunan hotel dan vila setiap tahun terus bertambah. Jumlah kamar hotel juga terus bertambah. Dan ketika Bali dituding overtourism, banyak pihak yang menampiknya; dengan alasan ketersediaan kamar hotel di Bali masih banyak.

Setali tiga uang dengan moratorium hotel, konversi lahan juga harus dikaji dari hulunya. Jika banyak persawahan yang hilang karena bisnis pariwisata, maka pertanyaannya mengapa masyarakat menjual sawahnya? Mengapa begitu mudah Subak disulap menjadi resort pariwisata? Sejauh mana pemerintah memiliki perangkat hukum yang kuat untuk melindungi Subak?

Jika sekarang baru berpikir untuk membuat aturan konversi lahan, maka sudah terlambat. Meski aturan itu sangat penting bagi perlindungan lahan pertanian maupun perkebunan agar tidak beralih fungsi menjadi lahan pariwisata.

Mentalitas Pejabat dan Masyarakat

Kondisi pariwisata Bali yang kian parah tak terlepas dari mentalitas pejabat pusat dan daerah, serta masayarakat Bali sendiri. Ketegasan pejabat yang berwenang dalam kebijakan pembangunan pariwisata sangat diragukan. Termasuk juga keseriusan untuk menata pariwisata Bali agar lebih baik.

Betapa tidak? Bagaimana mungkin wisatawan asing bisa dengan leluasa melakukan bisnis pariwisata di Bali dalam jangka waktu lama? Bagaimana bisa wisatawan asing memiliki vila dan menjualnya dengan harga murah?

Di mana ketegasan pejabat ketika tebing kapur dikeruk untuk pembangunan vila. Mengapa setelah viral di media, baru dilakukan upaya untuk menghentikan pembangunan itu? Celakanya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sandiaga Uno baru akan mengumpulkan data-data terkait pembangunan vila itu. Selama ini ke mana saja sang menteri itu?

Apa yang dilakukan pejabat pusat dan daerah ketika 5 dari 1.595 subak di Bali hilang pada tahun 2018? Data yang dimiliki Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Bali sungguh menyeramkan. Masifnya pembangunan dan alih fungsi lahan pertanian mengakibatkan sekitar 2.000 hektare sawah di Bali lenyap setiap tahun (detiktravel, 10 September 2024).

Konglomerat dan beberapa pejabat pusat di kementerian memiliki hotel dan vila di Bali. Harapannya, mereka memiliki prosedur perizinan pembangunan yang benar, tidak melanggar tata ruang, dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Andai pun tidak, apakah pejabat di Bali berani membatalkan perizinan dan menghentikan proses pembangunannya?

Mentalitas masyarakat pun patut dipertanyakan. Wacana moratorium yang dilontarkan pemerintah belum tentu didukung semua masyarakat, lantaran masih ada masyarakat yang menganggap bahwa moratorium itu bertentangan dengan hak perdata masayarakat, bertentangan dengan kebebasan masyarakat untuk memanfaatkan dan menjual lahannya.

Masih ada warga yang dengan berbagai alasan menjual lahan miliknya kepada investor untuk dibangun fasilitas pariwisata. Mereka tak berpikir tentang arti penting moratorium, tak mau tahu arti penting konservasi lahan.

Bagi mereka yang penting dapat uang, bisa buat rumah mewah, beli mobil bagus; dan ketika lahan yang mereka jual berdampak buruk pada lingkungan dan pariwisata, itu bukan urusan mereka. Pun ketika lahan mereka ternyata menjadi milik bule yang berbisnis di Bali, mereka tak peduli.

Sejatinya, masalah penting terkait moratorium dan konversi lahan bukan semata tekanan terhadap lingkungan. Lebih jauh lagi, berkaitan dengan citra pariwisata Bali dan Indonesia di mata dunia. Ini bisa merugikan bagi industri pariwisata Indonesia, namun akan menguntungkan bagi negara lain yang menjadi kompetitor Indonesia dalam bisnis pariwisata.

Kondisi pariwisata Bali akan menjadi “bulan-bulanan” bagi negara lain untuk promosi pariwisatanya. Tampaknya betul kata pemeo, merusak lebih mudah daripada membangun. Citra pariwisata yang terlanjur buruk perlu waktu lama untuk memperbaikinya. [T]

BACA artikel lain dari penulis CHUSMERU

Membedah Problematika Pariwisata Daerah
Digitalisasi Pariwisata: Tantangan dan Keniscayaan

Urgensi Penerapan ESG dalam Bisnis Pariwisata

Urgensi Penerapan ESG dalam Bisnis Pariwisata

Kasino di Bali: Perjudian dengan Aroma Pariwisata

Kasino di Bali: Perjudian dengan Aroma Pariwisata

Kontribusi MICE dalam Ekosistem Pariwisata

Kontribusi MICE dalam Ekosistem Pariwisata

Mengenal Pedesaan lewat Wisata “Live in”

Tags: moratorium hotelPariwisatapariwisata bali
Previous Post

Pura Segara Giri Simora Perekat 13 KK Warga Hindu Bali di Kabupaten Kaimana, Papua Barat

Next Post

Merayakan Perjalanan Setelah Menonton Pertunjukan Kelas Teater Shiro-San

Chusmeru

Chusmeru

Purnatugas dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP, Anggota Formatur Pendirian Program Studi Pariwisata, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Penulis bidang komunikasi dan pariwisata. Sejak kecil menyukai hal-hal yang berbau mistis.

Next Post
Merayakan Perjalanan Setelah Menonton Pertunjukan Kelas Teater Shiro-San

Merayakan Perjalanan Setelah Menonton Pertunjukan Kelas Teater Shiro-San

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co