Penampilan monolog Perahu Gaza oleh Putra Daniswara | Foto: Dok. Daniswara
“Sukacita dan rasa lega pula tercurah dari diri saya karena dapat menyuarakan pesan perdamaian dunia serta memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan untuk melindungi mimpi anak-anak di Gaza untuk bertumbuh, berkreasi, dan mengukir prestasi demi masa depan mereka kelak di kemudian hari.”
Begitulah Putra Daniswara mengungkapkan perasaannya setelah menyajikan monolog Perahu Gaza di Festival Seni Bali Jani (FSBJ) VI Tahun 2024. Senin, 19 Agustus lalu.
Dewa Made Putra Daniswara atau yang lebih akrab disapa Putra Daniswara merupakan salah satu dari lima penampil pada pagelaran parade monolog yang diselenggarakan oleh Teater Jineng SMA Negeri 1 Tabanan (Smasta) di FSBJ VI Tahun 2024. Pagelaran tersebut dilaksanakan di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Centre).
Parade monolog yang diselenggarakan oleh TeaterJineng kali ini mengusung tajuk “Cita Cipta Cinta”. Selain Putra Daniswara, Teater Jineng juga berkolaborasi dengan April Artison, Muda Wijaya, Eky Virji, dan Moch Satrio Welang.
Pertunjukan pada malam itu dibuka dengan penampilan dari Eky Virji yang menyajikan monolog berjudul Kidung Puspa, naskah Kidung Puspa ditulis dan disutradarai langsung oleh Eky Virji sendiri. Kemudian penampilan kedua dilanjutkan oleh April Artison dengan membawakan monolog berjudul Orang Gila, naskah monolog tersebut ditulis oleh Uyunk dan disutradarai oleh Hendra Utay.
Selanjutnya, pertunjukan dilanjutkan dengan monolog yang diapdatasi dari cerpen Rahim karya Cok Sawitri, monolog tersebut disutradarai dan disajikan dengan apik oleh Moch Satrio Welang. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan dari Putra Daniswara yang menyajikan monolog Perahu Gaza, yang ditulis oleh Iswadi Pratama dan disutradarai oleh I Gede Arum Gunawan.
Parade monolog tersebut ditutup dengan penampilan dari Muda Wijaya yang menyajikan monolog dengan judul Memek, naskah monolog tersebut diadaptasi dari cerpen Memek karya Putu Wijaya. Penampilan Muda Wijaya juga didukung oleh Teater Limas yang membantu menghidupkan suasana menjadi lebih comedic.
Penampilan Muda Wijaya didukung oleh Teater Limas, | Foto: Dok. Dede
Penampilan Muda Wijaya didukung oleh Teater Limas | Foto: Dok. Dede
Perahu Gaza menjadi salah satu penampilan yang menarik, Putra Daniswara menjadi penampil termuda dalam parade monolog tersebut. Selain itu, monolog yang disajikannya juga tidak kalah memukau dari senior-seniornya yang tampil pada malam itu.
Penampilannya menjadi begitu hidup ketika dipadupadankan dengan kepiawaian acting, musikal, dan permainan property. Ia begitu menjiwai monolog yang disajikannya, rasanya bulu kuduk bergidik saat ia menyerukan “Perang! Perang! Perang!” dengan lantangnya.
Ia juga meniup kerang sanka atau masyarakat maluku menyebutnya dengan Tahuri, bunyinya menggema di seluruh penjuru Gedung Ksirarnawa, membuat suasana menjadi merinding, rasanya kita seperti larut dalam cerita itu.
Penampilan monolog Perahu Gaza oleh Putra Daniswara | Foto: Dok. Daniswara
Anak muda kelahiran Tabanan, 6 Juli 2007 yang sekaligus menjadi Ketua Teater Jineng Tahun Kreasi 2023/2024 itu mengatakan, monolog Perahu Gaza di FSBJ VI bukanlah kali pertama ditampilkan olehnya, sebelumnya ia sudah pernah menampilkan monolog tersebut dalam beberapa kesempatan.
“Monolog Perahu Gaza karya Iswadi Pratama ini sebelumnya sudah pernah saya bawakan dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tahun 2024, pada seleksi tingkat Kabupaten, Provinsi, dan semifinal Nasional kemarin. Kebetulan tema pada Festival Seni Bali Jani VI yaitu “Puspa Cipta Jana Kerthi” Karya Mulia Manusia Berbudaya berkaitan dengan nilai kemanusiaan, maka monolog Perahu Gaza ini kembali saya tampilkan dalam Pagelaran Utsawa Parade Monolog tersebut,” kata Daniswara.
Naskah monolog berjudul Perahu Gaza itu ditulis oleh Iswadi Pratama, disutradarai oleh I Gede Arum Gunawan, dan disajikan oleh Putra Daniswara. Monolog Perahu Gaza menceritakan tentang kisah seorang anak yang bercita-cita menghimpun rekan-rekannya untuk membantu anak-anak di Gaza. Bermodalkan perahu sederhana, yang disebutnya sebagai Perahu Persaudaraan, ia akan melarungkan doa, harapan, dan segala barang-barang yang berhasil dikumpulkannya untuk membantu meringankan beban penderitaan anak-anak di Gaza.
“Dalam menampilkan monolog Perahu Gaza pada FSBJ VI tahun 2024 ini, saya sebagai pemula seni peran khususnya monolog, merasa terhormat dan memiliki kebanggaan tersendiri ketika mendapatkan kesempatan tampil pada panggung yang sama dengan keempat penyaji lain yang memang sudah profesional dalam bidang monolog,” ujar Daniswara.
Penampilan monolog Perahu Gaza oleh Putra Daniswara | Foto: Dok. Daniswara
Menurutnya, tidak ada kendala atau kesulitan berarti yang menghambat proses penggarapan monolog Perahu Gaza tersebut, baginya yang terpenting adalah bagaimana bekerja keras dan berlatih dengan maksimal untuk bisa menampilkan yang terbaik.
“Selama proses penggarapan monolog Peragu Gaza ini, tidak terdapat kendala yang berarti untuk saya. Hanya saja, saya harus bekerja keras dan berlatih secara maksimal dalam memperdalam penokohan dan penghayatan saat menafsirkan naskah pada setiap adegannya, sebab ini baru kali kedua saya membawakan suatu karya monolog,” ungkapnya.
“Dengan disutradarai oleh Kakak I Gede Arum Gunawan, S. Ag., M.Ag, serta didampingi oleh Bapak, Ibu, dan Kakak Pembina Teater Jineng, proses latihan berjalan dengan intens dan sangat terarah. Segala macam ide-ide dan imajinasi beliau dapat saya tangkap dan sampaikan melalui dialog, olah tubuh, serta mimik dengan tepat. Penampilan saya ini pula kurang lengkap rasanya jika tidak terdapat tim yang solid di belakangnya. Terutama dukungan dari tim artistik Teater Jineng yang telah menghasilkan property indah nan memukau, menjadi pendukung kuat bagi saya dalam membawakan monolog Perahu Gaza,” sambungnya. [T]
Reporter/Penulis: Dede Putra Wiguna
Editor: Adnyana Ole
BACA artikel lain dari penulisDEDE PUTRA WIGUNA