I Made Arya Palguna menggelar pameran tunggal dengan tajuk “Pop Up” di Komaneka Gallery, Jalan Monkey Forest, Ubud, Gianyar, Bali. Pameran dibuka 10 Agustus, dan berakhir 10 September 2024, dibuka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 20.00 Wita.
Palguna, dalam pameran ini menunjukkan karya-karya dengan capaian artistik yang berbeda dibandingkan dengan karya-karya sebelumnya.
Lihat misalnya, soresan garis yang tergurat spontan dengan charcoal dan oil pastel, mengkontruksi figurasi yang khas. Cat akrilik dan cat air yang mengendap transparan, sesekali memadat, menghampar pada kanvas, papan dan kertas yang menjadi bidang lapang Palguna saat menghadirkan karya-karyanya.
Karya- karya yang tampil dalam pameran “Pop Up” jika dilihat dalam konteks perjalanan proses kreatif Palguna merupakan satu catatan yang menarik untuk dicermati.
Perbedaan karya Palguna dalam pameran ini dengan karya-karya lainnya, hadir pada sisi artistik maupun dari sisi bagaimana cara Palguna mengolah aspek naratif dalam karyanya.
Daya beda yang ditampilkkanya kini juga menunjukkan bahwa Palguna adalah perupa yang selalu bergerak dalam eksplorasi dan energi penciptaan yang tak pernah surut mencari hal-hal yang menyegarkan dan baru dalam proses kreatifnya.
Berbagai kebedaan dan kesegaran gagasan visual dan artistik yang ditawarkan Palguna melalui karya-karyanya dalam pameran ini, jika kita analogikan sebagai aktivitas berselancar di dunia maya, maka apa yang dihadirkan Palguna dapat terbaca sebagai jendela pop up yang tiba-tiba muncul namun dapat membuka pandangan baru bagi pemirsa atas karya-karya mutakhir Palguna.
Setiap karya seolah menawarkan elemen kejutan. Sehingga jika kita sebagai apresiator atau pemirsa dari karya Palguna akan seperti diajak untuk bergerak dari satu karya ke karya lainnya, merasakan pop up yang membuka pengalaman dan nuansa yang baru yang ditawarkan Palguna melalui karya karyanya.
Tawaran kreatif Palguna ini menciptakan pengalaman yang dinamis dan menarik. Jika kita sebagai penikmat karya yang berbekal pengalaman melihat karya-karya Palguna sebelumnya, maka ketika melihat karya karya terbarunya dalam pameran ini kita serupa menemukan hal baru, layaknya ketika kita mengklik sebuah jendela pop up dalam dunia maya .
Perbedaan dari sisi artistik terlihat dari karakter visual, pilihan teknis, hingga pengolahan medium, yang teramu menghasilkan kualitas kualitas artistik tersendiri. Perbedaan karakter visual misalnya terlihat dari aspek yang paling esensial yakni karakter goresan garis Palguna.
Jika pada karya-karya sebelumnya kita disajikan dengan goresan goresan garis Palguna yang halus, penuh kontrol, maka dalam pameran ini kita akan diajak untuk melihat goresan goresan garis Palguna yang lain, tarikan dan goresan garis yang dihasilkan dengan berbagai medium mulai dari cat, charcoal hingga oil pastel pada karya-karyanya kini terlihat begitu spontan dan ekspresif menyiratkan sisi emosional yang kuat.
Demikian pula dalam warna warna yang dipilih Palguna kini. Jika pada karya-karya sebelumnya kita melihat pemakaian warna pada karyanya yang cenderung padat terkadang bervolume dengan penambahan aspek pencahayaan sehingga pada beberapa karyanya kita melihat aspek volumetrik yang kuat, hal tersebut menjadi berbeda dengan pilihan warna-warna yang Palguna tampilkan kini yang cenderung lebih eksprsif, kontras kontras yang menghentak namun harmonis di antara kombinasi efek aquarel yang lembut dan transparan dengan efek genangan genangan yang memadat, sapuan sapuan kuas yang terlihat sehingga menampakkan kesan yang ekspresif, bahkan abstraktif. Itu semua menghadirkan efek-efek artistik yang mengejutkan.
Selain dari sisi artistik, perbedaan yang ditawarkan Palguna berikutnya adalah dari cara bagaimana Ia membangun narasi dalam karyanya. Sebagai perupa yang memiliki kepekaan dalam bernarasi secara visual karya-karya Palguna sebelumnya memperlihatkan aspek naratif yang hadir melalui banyak figur dan objek dalam satu bidang gambar.
Aspek naratif pada banyak karya Palguna sebelumnya dikontruksi dari jalinan relasi dan interaksi dari figur dan objek yang Ia gambarkan membentuk satu rangkaian narasi visual.
Sedangkan dalam karya-karyanya saat ini kita diajak untuk menyimak cara bernarasi visual yang berbeda dari Palguna. Ungkapan-ungkapan visualnya kini cenderung lebih puitis dan simbolik namun selalu mengundang pertanyaan dan perenungan, sesuai dengan karakter Palguna yang selalu piawai dan peka dalam menghadirkan metafora metafora visual yang menggelitik.
Fragmen fragmen figur dan objek yang dikomposisikan sedemikian rupa menyiratkan makna-makna simbolik atas pernyataan-pernyataan yang hendak Palguna sampaikan melalui karyanya.
Lantas apakah yang mendorong dan memantik hadirnya karya-karya Palguna dalam pameran tunggalnya kali ini? Sebagai perupa Palguna tentu saja adalah manusia biasa layaknya kita yang dalam keseharian menemukan berbagai realitas dan pengalaman dengan berbagai dinamika persoalan kehidupan.
Namun sebagai perupa Palguna tentu memiliki cara pandangnya yang khas atas realitas yang ditemui termasuk bagaimana memaknai berbagai persoalan dan dinamika perasaan yang dihadapi dalam keseharian tersebut sebagai energi atau pemantik dalam berkarya. Segala hal yang ditemui dalam hari harinya baik dalam wilayah keluarga sebagai pranata sosial terdekat hingga keseharian dalam lingkungan sekitarnya adalah daya pantik yang tak surut memberi inspirasi.
Pada akhirnya pameran tunggalnya kali ini tak hanya sekadar memberikan kejutan visual, melalui judul “Pop Up” yang ditawarkan Palguna sebagai judul pameran tunggalnya kali ini, kita juga diajak merenungi lapisan makna yang lebih dalam.
“Pop Up” adalah sebuah analogi ataupun metafora yang ditawarkan oleh Palguna di bahwa hidup dan keseharian selalu diwarnai oleh banyak kemungkinan , ketakterdugaan hingga ketidakpastian, dan bagaimana kita menyikapinya dengan tetap berpegang pada kesadaran dan memaknai aneka sisi kehidupan yang penuh dinamika itu sebagai sebuah keniscayaan.
Jika hidup dan keseharian kita ibaratkan sebagai sebuah aktivitas berselancar di dunia maya maka selalu akan ada pop up–pop up yang datang tanpa pernah kita duga.
Begitu pula dalam karya Palguna, di mana setiap karya mengandung pesan atau narasi yang ingin disampaikan kepada pemirsa, sebuah pesan yang berlapis dalam bungkusan artistik yang memberi kesempatan bagi apresiator untuk memaknai apa yang mereka lihat dan rasakan.
Melaui pameran ini kita juga diajak untuk menyimak bagaimana Palguna dengan kepekaan artistik dan daya kreasinya sebagai seniman selalu berupa melakukan eksplorasi dan pergerakan gagasan dalam karya-karyanya. Pada akhirnya selamat berselancar dalam Pop Up yang ditawarkan Palguna. [T]
Sumber: Rilis Komaneka Gallery
Editor: Adnyana Ole