10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kendang Sunda dalam Flamenco dan Jazz: Indonesia dan Spanyol dalam Repertoar Adien Fazmail Quinteto di UVJF 2024

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
August 4, 2024
inUlas Musik
Kendang Sunda dalam Flamenco dan Jazz: Indonesia dan Spanyol dalam Repertoar Adien Fazmail Quinteto di UVJF 2024

Andien Fazmail Quinteto di panggung UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Son

SAYA baru saja meninggalkan Rodrigo Parejo Quarted di Giri Stage setelah mereka selesai tampil. Sambil menenteng bir saya menuju ke Padi Stage menaiki tangga dari tanah. Di sana orang-orang rupanya sudah lebih dulu menunggu penampil terakhir di hari pertama Ubud Village Jazz Festival 2024.

Dengan bir masing-masing, orang-orang duduk dengan santai menantikan Adien Fazmail Quinteto (Indonesian-Spanish). Dan dua lelaki bertubuh gempal berkulit putih, dengan jenggot sedikit tebal tentunya—sedang berdiri di stand Dos Hermanos dengan jarak empat langkah dari panggung—sedang mencoba sebatang cigarette dari perempuan muda putih langsat.

Sambil menunggu perpaduan antara flamenco dan jazz lebih dekat itu, rokok besar berwarna coklat di tangannya seakan kebabasan ria yang mengingatkan sesosok Che Guevera dari Kuba, sebagaimana lagu Algo Contigo akan dimainkan sebentar lagi.

Dan dalam warna bunyi yang memiliki kekhasan, sebelum Rodrigo Parejo Quarted tampil dengan fluit yang ikonik—pula selain piano, Noe Cleric Trio dari Prancis lebih dulu menampilkan dirinya—dengan alat akordeon yang berasal dari Jerman, kalo tidak salah—setelah sore di Subak Stage.

Emon Subandi, pemain kendang Adien Fazmail Quinteto, di panggung UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Son

Dan sekarang, kendang—dari Indonesia berbunyi di panggung meriah—berlatar jazz itu dibawakan oleh Adien Fazmail Quinteto dengan unik, sebagaimana ia berasal dari Indonesia. Ada warna flamenco dari Spanyol, dan jazz dari Amerika. Permainan menjadi sangat menyenangkan. Jazz, sebuah payung besar yang menaungi banyak genre musik sepert R&B, blues, dll—kata Wayan Gde Yudana, seniman musik tradisi dan kontemporer.

Adien Fazmail, gitaris yang mengalirkan gaya flamenco dengan tempo yang cenderung cepat—dan melodinya sedikit terdengar ketimur-timuran, karena barangkali flamenco sedikitnya terpengaruh oleh corak Arab, selain India.

“Tentu ada. Kan dari abad ke-8 sampai ke-15 Spanyol dijajah orang Arab. Jadi, pasti ada unsur-unsur dari musik Arab zaman dulu. Kalau zaman sekarang mungkin lebih kelihatan di vokal sih… resonansinya di hidung, dan ornamentasi melodi itu kaya orang ngaji. Mungkin gaya saya gak terlalu mirip sama itu sih (atau memang karena repertoire kemarin bukan flamenco traditional), tapi ada banyak penyanyi yang mirip. Juga ada pengaruh dalam tangga nada yang digunakan,” ucap Ángela López, vokalis Adien Fazmail Quinteto, Jumat (2/8/2024).

Angelia Lopez Lara, vokalis Adien Fazmail Quinteto, di panggung UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Son

Diiringi gitar dan piano, bass—khas musik jazz, dan kendang menyatukan mereka menjadi harmoni yang utuh. Menariknya, kendang dihadirkan, selain melengkapi ternyata juga memperindah warna bunyi penampilan mereka yang tak terduga. Enjoy.

Ada beberapa lagu yang dibawakan Adien Fazmail—dari Indonesia, dengan istrinya itu, Ángela López-Lara dari Spanyol. The River (Karya Adien), No me lo creo, Todo lo que tú eres (all the things you are, versi Spanish), Siempre se vuelve a Buenos Aires, Algo Contigo, dan Bulerías Traditional.

“Saya kira, dengan membawakan flamenco ke jazz—menjadikan penampilan yang menarik untuk dipertunjukan di festival ini—terutama untuk The River, lagu saya. Dan terus, karena saya suka dengan bunyi kendang, termasuk istri saya juga, kami menambahkan alat kendang untuk menambahkan warna bunyi lain di musik kami,” jelas Adien Fazmail, sang gitaris.

Flamenco adalah salah satu genre musik dari Spanyol. Lebih banyak mempresentasikan kehidupan yang tentang apa saja, salah satunya tentang kehidupan sehari-hari. “Jenis musik ini adalah musik populer di Spanyol. Orang-orang biasa mendengarnya di sana. Flamenco adalah musik rakyat, juga jazz dari Amerika,” tutur Angela Lopez Lara, penyanyi asal Spanyol itu.

Dan memang waktu itu, Adien, dia sudah dalam “mode flamenco”—ketika membuat lagi The River, jadi apa yang dia meng-kompose dimulai dari unsur-unsur flamenco (terutama teknik rasgueo).

Astrid Sulaiman, pianis Adien Fazmail Quinteto, di panggung UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Son

Penyanyi kelahiran Spanyol, 23 Februari 1979 itu juga menegaskan, jika tidak masalah antara flamenco ke jazz. Jazz adalah kebebasan, katanya. Unsur musik lain juga bisa saja masuk—bagaimana seseorang bisa memainkannya saja. Unsur bass dan piano, misalnya. Dalam sebuah lagu, gaya jazz bisa saja di konsep—dimainkan dengan ritem yang temponya lebih cenderung slow—atau variatif dalam repertoar musik jazz.

Adien dan Lara adalah pemain flamenco. Di satu sisi, ia lebih banyak membawakan lagu apa saja untuk bersenang-senang dan mengaransemennya ke dalam flamenco. Di Ubud Village Jazz Festival, mereka mengaransemen dari beberapa lagu dari Spanyol, Argentina, dan Kuba—yang berujudul Algo Contigo.

Suasana benar-benar seperti menerbangkan saya ke jalan Spanyol—sembari menghangatkan tubuh di musim dingin dengan wine atau di Argentina. Terlebih, sembari merokok cigarette dan menenggak bir tanpa sloki di Kuba. Che—menemani saya menghabiskan sisa bir tadi malam dalam perjuangan memotret.

Dari Kuba, Algo Contigo, adalah lagu yang membicarakan tentang cinta, seseorang yang sedang jatuh cinta lebih tepatnya. Saya merasa diri sebagai manusia gagal dalam membahasakan sebuah keberanian tentang cinta malam itu.

Adien Fazmail Quinteto di panggung UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Son

Nada jazz malam itu benar-benar bergerak di nadi saya, lebih cepat digambarkan oleh suara gitar Adien—yang sangat cepat. Angin menghunus tajam di bibir saya, membawa ingatan, dan denting piano yang meracau indah—sedang membicarakan nasib paling terburuk dari seorang lelaki. Adien kembali memainkan gitar, pelan, mengalirkan melodi—menenangkan batinku berkecamuk.

***

Perempuan cantik yang baru saya kenal tadi sore, saya sedikit bercerita dulu, ia menggambar digital cukup bagus. Saya memotretnya. Kami berkenalan, kami menonton dan mendengar yang sama musik di malam terakhir. “Kamu mau minum bir?” tanya saya untuk merayakan pertemanan yang baru enam jam itu.

“Sepertinya perutku masih penuh dengan bir malam ini. Hehe..” ucapnya melempar senyum—dengan suara sedikit malu ia tertawa. Sebuah penolakan yang dingin. Cahaya panggung meredup, menutupi wajah saya yang malu-malu. “Lain hari kita bisa minum di tempat lain..” Lalu ia pergi untuk pulang—menggandeng tasnya ke pintu keluar. “See you…”

Adien Fazmail, flamenco guitar, di panggung UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Son

O, malam. O, malam. Dalam kepala saya—sebuah lagu belum selesai, “Hace falta que te diga. Que me muero por tener algo contigo?”—apakah aku perlu memberitahumu, bahwa aku sangat ingin memiliki sesuatu denganmu, bantu Ángela López mengartikan Algo Contigo untuk saya.

Tetapi sebuah lagu yang ditulis Adien di Ubud malam itu, sihir sebuah Sungai Sayan, yang mengalirkan suasana kalem—dan gemericik air mencium batu. Jazz mengalir di sana bersama Flamenco oleh gitarnya.

Apakah alam memberkatinya dalam bermusik? Yang jelas, saya kembali bersetubuh dengan malam—dengan Ubud yang gembira oleh nyanyian Ángela López dan piano Astrid Sulaiman, tentunya juga suara kendang rumah saya—Sunda. Hatur nuhun, Kang Emon—permainan yang bagus untuk kendang. Juga bass oleh Kristian Dharma.[T]

BACA artikel lain tentang UBUD VILLAGE JAZZ FESTIVAL

Reporter: Sonhaji Abdullah
Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Jaswanto

Merayakan Jazz, Mencipta Kenangan, dan Mendengar Rasa dalam Bahasa Suara
Sthala Ubud Village Jazz Festival 2024, Panggung Kebebasan Itu Telah Dibuka
Siap-siap, Ubud Village Jazz Festival 2024 Segera Dimulai
Ubud Village Jazz Festival: Seratus Persen Panggung untuk Musik Jazz
Tags: festival musik jazzmusik jazzUbudUbud Village Jazz FestivalUVJF 2024
Previous Post

Merayakan Jazz, Mencipta Kenangan, dan Mendengar Rasa dalam Bahasa Suara

Next Post

Rason Wardjojo, Gitaris Cilik, dan Bagaimana Ia Mengenal Jazz

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Rason Wardjojo, Gitaris Cilik, dan Bagaimana Ia Mengenal Jazz

Rason Wardjojo, Gitaris Cilik, dan Bagaimana Ia Mengenal Jazz

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co