30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kendang Sunda dalam Flamenco dan Jazz: Indonesia dan Spanyol dalam Repertoar Adien Fazmail Quinteto di UVJF 2024

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
August 4, 2024
inUlas Musik
Kendang Sunda dalam Flamenco dan Jazz: Indonesia dan Spanyol dalam Repertoar Adien Fazmail Quinteto di UVJF 2024

Andien Fazmail Quinteto di panggung UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Son

SAYA baru saja meninggalkan Rodrigo Parejo Quarted di Giri Stage setelah mereka selesai tampil. Sambil menenteng bir saya menuju ke Padi Stage menaiki tangga dari tanah. Di sana orang-orang rupanya sudah lebih dulu menunggu penampil terakhir di hari pertama Ubud Village Jazz Festival 2024.

Dengan bir masing-masing, orang-orang duduk dengan santai menantikan Adien Fazmail Quinteto (Indonesian-Spanish). Dan dua lelaki bertubuh gempal berkulit putih, dengan jenggot sedikit tebal tentunya—sedang berdiri di stand Dos Hermanos dengan jarak empat langkah dari panggung—sedang mencoba sebatang cigarette dari perempuan muda putih langsat.

Sambil menunggu perpaduan antara flamenco dan jazz lebih dekat itu, rokok besar berwarna coklat di tangannya seakan kebabasan ria yang mengingatkan sesosok Che Guevera dari Kuba, sebagaimana lagu Algo Contigo akan dimainkan sebentar lagi.

Dan dalam warna bunyi yang memiliki kekhasan, sebelum Rodrigo Parejo Quarted tampil dengan fluit yang ikonik—pula selain piano, Noe Cleric Trio dari Prancis lebih dulu menampilkan dirinya—dengan alat akordeon yang berasal dari Jerman, kalo tidak salah—setelah sore di Subak Stage.

Emon Subandi, pemain kendang Adien Fazmail Quinteto, di panggung UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Son

Dan sekarang, kendang—dari Indonesia berbunyi di panggung meriah—berlatar jazz itu dibawakan oleh Adien Fazmail Quinteto dengan unik, sebagaimana ia berasal dari Indonesia. Ada warna flamenco dari Spanyol, dan jazz dari Amerika. Permainan menjadi sangat menyenangkan. Jazz, sebuah payung besar yang menaungi banyak genre musik sepert R&B, blues, dll—kata Wayan Gde Yudana, seniman musik tradisi dan kontemporer.

Adien Fazmail, gitaris yang mengalirkan gaya flamenco dengan tempo yang cenderung cepat—dan melodinya sedikit terdengar ketimur-timuran, karena barangkali flamenco sedikitnya terpengaruh oleh corak Arab, selain India.

“Tentu ada. Kan dari abad ke-8 sampai ke-15 Spanyol dijajah orang Arab. Jadi, pasti ada unsur-unsur dari musik Arab zaman dulu. Kalau zaman sekarang mungkin lebih kelihatan di vokal sih… resonansinya di hidung, dan ornamentasi melodi itu kaya orang ngaji. Mungkin gaya saya gak terlalu mirip sama itu sih (atau memang karena repertoire kemarin bukan flamenco traditional), tapi ada banyak penyanyi yang mirip. Juga ada pengaruh dalam tangga nada yang digunakan,” ucap Ángela López, vokalis Adien Fazmail Quinteto, Jumat (2/8/2024).

Angelia Lopez Lara, vokalis Adien Fazmail Quinteto, di panggung UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Son

Diiringi gitar dan piano, bass—khas musik jazz, dan kendang menyatukan mereka menjadi harmoni yang utuh. Menariknya, kendang dihadirkan, selain melengkapi ternyata juga memperindah warna bunyi penampilan mereka yang tak terduga. Enjoy.

Ada beberapa lagu yang dibawakan Adien Fazmail—dari Indonesia, dengan istrinya itu, Ángela López-Lara dari Spanyol. The River (Karya Adien), No me lo creo, Todo lo que tú eres (all the things you are, versi Spanish), Siempre se vuelve a Buenos Aires, Algo Contigo, dan Bulerías Traditional.

“Saya kira, dengan membawakan flamenco ke jazz—menjadikan penampilan yang menarik untuk dipertunjukan di festival ini—terutama untuk The River, lagu saya. Dan terus, karena saya suka dengan bunyi kendang, termasuk istri saya juga, kami menambahkan alat kendang untuk menambahkan warna bunyi lain di musik kami,” jelas Adien Fazmail, sang gitaris.

Flamenco adalah salah satu genre musik dari Spanyol. Lebih banyak mempresentasikan kehidupan yang tentang apa saja, salah satunya tentang kehidupan sehari-hari. “Jenis musik ini adalah musik populer di Spanyol. Orang-orang biasa mendengarnya di sana. Flamenco adalah musik rakyat, juga jazz dari Amerika,” tutur Angela Lopez Lara, penyanyi asal Spanyol itu.

Dan memang waktu itu, Adien, dia sudah dalam “mode flamenco”—ketika membuat lagi The River, jadi apa yang dia meng-kompose dimulai dari unsur-unsur flamenco (terutama teknik rasgueo).

Astrid Sulaiman, pianis Adien Fazmail Quinteto, di panggung UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Son

Penyanyi kelahiran Spanyol, 23 Februari 1979 itu juga menegaskan, jika tidak masalah antara flamenco ke jazz. Jazz adalah kebebasan, katanya. Unsur musik lain juga bisa saja masuk—bagaimana seseorang bisa memainkannya saja. Unsur bass dan piano, misalnya. Dalam sebuah lagu, gaya jazz bisa saja di konsep—dimainkan dengan ritem yang temponya lebih cenderung slow—atau variatif dalam repertoar musik jazz.

Adien dan Lara adalah pemain flamenco. Di satu sisi, ia lebih banyak membawakan lagu apa saja untuk bersenang-senang dan mengaransemennya ke dalam flamenco. Di Ubud Village Jazz Festival, mereka mengaransemen dari beberapa lagu dari Spanyol, Argentina, dan Kuba—yang berujudul Algo Contigo.

Suasana benar-benar seperti menerbangkan saya ke jalan Spanyol—sembari menghangatkan tubuh di musim dingin dengan wine atau di Argentina. Terlebih, sembari merokok cigarette dan menenggak bir tanpa sloki di Kuba. Che—menemani saya menghabiskan sisa bir tadi malam dalam perjuangan memotret.

Dari Kuba, Algo Contigo, adalah lagu yang membicarakan tentang cinta, seseorang yang sedang jatuh cinta lebih tepatnya. Saya merasa diri sebagai manusia gagal dalam membahasakan sebuah keberanian tentang cinta malam itu.

Adien Fazmail Quinteto di panggung UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Son

Nada jazz malam itu benar-benar bergerak di nadi saya, lebih cepat digambarkan oleh suara gitar Adien—yang sangat cepat. Angin menghunus tajam di bibir saya, membawa ingatan, dan denting piano yang meracau indah—sedang membicarakan nasib paling terburuk dari seorang lelaki. Adien kembali memainkan gitar, pelan, mengalirkan melodi—menenangkan batinku berkecamuk.

***

Perempuan cantik yang baru saya kenal tadi sore, saya sedikit bercerita dulu, ia menggambar digital cukup bagus. Saya memotretnya. Kami berkenalan, kami menonton dan mendengar yang sama musik di malam terakhir. “Kamu mau minum bir?” tanya saya untuk merayakan pertemanan yang baru enam jam itu.

“Sepertinya perutku masih penuh dengan bir malam ini. Hehe..” ucapnya melempar senyum—dengan suara sedikit malu ia tertawa. Sebuah penolakan yang dingin. Cahaya panggung meredup, menutupi wajah saya yang malu-malu. “Lain hari kita bisa minum di tempat lain..” Lalu ia pergi untuk pulang—menggandeng tasnya ke pintu keluar. “See you…”

Adien Fazmail, flamenco guitar, di panggung UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Son

O, malam. O, malam. Dalam kepala saya—sebuah lagu belum selesai, “Hace falta que te diga. Que me muero por tener algo contigo?”—apakah aku perlu memberitahumu, bahwa aku sangat ingin memiliki sesuatu denganmu, bantu Ángela López mengartikan Algo Contigo untuk saya.

Tetapi sebuah lagu yang ditulis Adien di Ubud malam itu, sihir sebuah Sungai Sayan, yang mengalirkan suasana kalem—dan gemericik air mencium batu. Jazz mengalir di sana bersama Flamenco oleh gitarnya.

Apakah alam memberkatinya dalam bermusik? Yang jelas, saya kembali bersetubuh dengan malam—dengan Ubud yang gembira oleh nyanyian Ángela López dan piano Astrid Sulaiman, tentunya juga suara kendang rumah saya—Sunda. Hatur nuhun, Kang Emon—permainan yang bagus untuk kendang. Juga bass oleh Kristian Dharma.[T]

BACA artikel lain tentang UBUD VILLAGE JAZZ FESTIVAL

Reporter: Sonhaji Abdullah
Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Jaswanto

Merayakan Jazz, Mencipta Kenangan, dan Mendengar Rasa dalam Bahasa Suara
Sthala Ubud Village Jazz Festival 2024, Panggung Kebebasan Itu Telah Dibuka
Siap-siap, Ubud Village Jazz Festival 2024 Segera Dimulai
Ubud Village Jazz Festival: Seratus Persen Panggung untuk Musik Jazz
Tags: festival musik jazzmusik jazzUbudUbud Village Jazz FestivalUVJF 2024
Previous Post

Merayakan Jazz, Mencipta Kenangan, dan Mendengar Rasa dalam Bahasa Suara

Next Post

Rason Wardjojo, Gitaris Cilik, dan Bagaimana Ia Mengenal Jazz

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Rason Wardjojo, Gitaris Cilik, dan Bagaimana Ia Mengenal Jazz

Rason Wardjojo, Gitaris Cilik, dan Bagaimana Ia Mengenal Jazz

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co