2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Merenungkan Pelestarian dan Pengembangan Seni – Dari Pikiran Sendiri Untuk Menyendiri

Adi SetiawanbyAdi Setiawan
July 30, 2024
inEsai
Merenungkan Pelestarian dan Pengembangan Seni – Dari Pikiran Sendiri Untuk Menyendiri

Janger Menyali yang tradisional sekaligus modern | Foto: Dok. tatkala.co

INI pikiran saya sendiri tentang istilah pelestarian dan pengembangan seni.

Senin, 29 Juli 2024, tepat pukul 21.34 wita, di Pondok Seni Parasara saya mengosongkan pikiran. Mencoba tentang. Pondok seni, sebuah tempat yang saya bangun itu saya yakini memang bagus untuk mendapatkan ketenangan.

Malam itu, terdengar suara jangkrik. Suara itu menjadi musik pengiring ketika saya menuliskan pikiran ini. Barangkali pada dasarnya saya hanya berpura-pura menulis untuk diri sendiri saja.

Perkembangan dan pelestarian seni, itulah kalimat awal yang terlitas pada pikiran saya yang kosong ini. Perkembangan itu apa? Pelestarian itu apa?

Seringkali kita bicara tentang perkembangan seni, namun tiba-tiba pembicaraan dikekang pikiran atau situasi tentang pentingnya pelestarian.

Itu kata dari pikiran saya, yang sedikit saya tanyakan kepada saya sendiri (jangan ikut dipikirkan). Oke, sebelum bercerita tentang hal-hal yang tak sepenuhnya saya pahami, baiklah saya teguk dulu kopi hitam tanpa gula, dan sedikit isapam tembakau yang tergulung.

Seni sudah banyak dibicarakan orang-orang bahkan sampai menjadi materi pembelajaran di sekolah. Ini mungkin maksud pemerintah agar kita sejak usia sekolah usdah tahu soal seni.

Tapi saya memikirkan kata seni menurut pikiran saya pribadi yaitu kesenangan, rasa gembira, dan ketenangan. Dan dari pengertian ini, saya bertanya kembali, apakah ketika saya berkesenian atau melakukan proses kesenian saya sudah senang, tenang dan gembira?

Nah hal ini mungkin kita bisa renungkan bersama tapi jangan dibawa serius agar tak stress.

Ketika proses berkesenian ini berlangsung atau kita jalani, entah menjalankan proses seni yang klasik, yang sudah ada, atau membangun proses baru dalam ciptaan seni, secara tidak langsung kita sudah melestarikan kata seni itu sendiri. Di dalamnya sekaligus kita juga mengembangkan pemikiran sendiri dalam proses itu.

Jadi, dalam proses pelestarian pun sesungguhnya terdapat proses pengembangan, proses perkembangan.  

Dalam satu sisi lain, istilah pelestarian kadang mencoba untuk “membekukan” sesuatu. Namun kadang juga “memberontak” untuk mengikuti perkembangan zaman, sehingga yang beku pun akan bisa menjadi cair, meleleh dan mencari ruang sendiri dalam perkembangan zaman.

Nah, artinya, dalam proses pelestarian, sekaligus perkembangan zaman juga ikut bergandengan dalam hal ini. Kadangkala hal yang dilestarikan ya memang untuk lestari, tetapi bagaimana dengan perkembangan jaman yang secara tidak langsung merangsang ide-ide baru dalam penciptaan?

Salah satu contohnya membajak sawah, dulu memakai alat tradisional seperti sapi, tengala, lampit dan lain-lain, tapi sekarang berkembang dengan alat modern seperti traktor untuk memudahkan si petani bekerja. Kenyataannya, hingga sekarang kelestarian sawah masih terjaga.

Berarti pengembangan itu juga ikut melestarikan. Bukankah begitu?

Ada beberapa opini yang menurut saya pribadi itu menjadi fakta yang terjadi, dimana ada beberapa kesenian tradisi yang dibawakan dalam pertunjukan namun sedikit ada pembaharuan, sedikit orang mengapresiasi hal itu, dan sedikit orang mempertanyakan hal itu.

Salah satu contoh, seni janger. Kesenian yang termasuk tradisional ini selalu bisa merangsang pemikiran-pemikiran kreatif sang seniman untuk bisa memberi “kebaruan” atau “wajah baru” dalam kesenian itu agar bisa dipertunjukkan pada zaman modern ini.

Banyak kreasi yang bisa dituangkan dalam seni janger sehingga janger selalu memiliki hal baru yang menarik untuk disajikan di atas panggung. Begitu fleksibelnya tari janger mengikuti perkembangan zaman sehingga kelestariannya tetap terjaga dan esensi atau nilai-nilai penting tetap utuh.

Kemudian seni joged bumbung. Dalam penyajian seni joged bumbung zaman sekarang terdapat banyak  alat musik yang eksis di era sekarang bisa masuk dalam sajian joged bumbung itu, dan berhasil memikat penonton. Sehingga joged bumbung bisa lestari hingga kini. Ini terlepas dari goyang pornonya (jangan berpikir jorok) yang marak terjadi.

Soal porno itu, konon sudah ditangani pemerintah. Semoga terselesaikan masalahnya.

Joged bumbung juga lestari dengan mengikuti perkembangan. Tetapi adakah bentuk kesenian yang ingin lestari di tengah perkembangan zaman ini, namun punya tabiat untuk menekang kreativitas? Ini tidak boleh. Itu tidak boleh. Untuk hal ini, pikirkan sendiri dan jawablah sendiri sesuai yang kalian temukan dan rasakan.

Seorang teman berkata:

 “Ketika berkesenian mungkin harus fleksibel, kalau sekarang berbicara tentang menjaga dan melestarikan, artinya kita melestarikan bukan terus monoton seperti itu saja dan akhirnya tergerus jaman. Karena kita melestarikan bisa mengembangkan dari segi gerakan, komposisi, dan kostum tanpa harus mengubah esensi yang ada.”

Seorang satpam sekolah berkata:

 “Senang sekali melihat seni pertunjukan sekarang yang sudah sangat berkembang dan itu menarik untuk di lihat, liu gati be luung luung tari ne jani to mirib lestari dadine.”

Kata Pak Ole (maksudnya Made Adnyana Ole, pengamat seni):

 “Kenapa tidak dibuatkan dokumen tertulis kesenian tradisi untuk bisa disimpan di beberapa museum untuk dijadikan catatan ke depannya yang bisa di baca generasi selanjutnya?”

Mungkin pikir saya kesenian tradisional itu dicatat seperti catatan usada bali yang ditulis dalam bentuk lontar, prasasti-prasasti yang ada di setiap pura sehingga apa yang ada tetap lestari.

Kembali lagi saya bertanya apakah perkembangan untuk sebuah kelestarian ada pengekangan? Ini pertanyaan serius, tapi jangan serius-serius memikirkannya. Boiiii… [T]

Jangan Sok Inovatif Sebelum Nonton Janger Kuno dari Menyali – Kostumnya saja ala Belanda
Kata-kata “Serem” dalam Kesenian Bali: Dari Rekonstruksi hingga Oratorium
Aldi Philberta dan Upaya Menggabungkan Unsur Tradisional dan Modern dalam Seni Karawitan
Gong Mebarung Wahana Santhi dan Santhi Budaya di Singaraja: Wiranjaya yang Masih Tetap Memberi Pertanyaan
“Wiranjaya Thailand” dan Ketidakkonsistenan Kita: Catatan Terkait Ribut-ribut Tari Wiranjaya Duta Buleleng di PKB
Adi Setiawan alias Sentul dan Tari Wiranjaya yang Terus jadi Bahan Pelajaran
Tags: jangerkesenian baliseni jangerseni karawitanseni tari
Previous Post

Aldi Philberta dan Upaya Menggabungkan Unsur Tradisional dan Modern dalam Seni Karawitan

Next Post

Integrasi Dharma Pawayangan dan Kreativitas Dalang: Manifestasi Seni Yang Sakral dan Mendalam

Adi Setiawan

Adi Setiawan

Akrab dipanggil dengan nama Sentul. Seniman tari. Alumni ISI Denpasar. Kini mengelola Pondok Seni Parasara

Next Post
Kepopuleran Pengundang Leak Dalam Wayang Calonarang

Integrasi Dharma Pawayangan dan Kreativitas Dalang: Manifestasi Seni Yang Sakral dan Mendalam

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co