11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Merenungkan Pelestarian dan Pengembangan Seni – Dari Pikiran Sendiri Untuk Menyendiri

Adi SetiawanbyAdi Setiawan
July 30, 2024
inEsai
Merenungkan Pelestarian dan Pengembangan Seni – Dari Pikiran Sendiri Untuk Menyendiri

Janger Menyali yang tradisional sekaligus modern | Foto: Dok. tatkala.co

INI pikiran saya sendiri tentang istilah pelestarian dan pengembangan seni.

Senin, 29 Juli 2024, tepat pukul 21.34 wita, di Pondok Seni Parasara saya mengosongkan pikiran. Mencoba tentang. Pondok seni, sebuah tempat yang saya bangun itu saya yakini memang bagus untuk mendapatkan ketenangan.

Malam itu, terdengar suara jangkrik. Suara itu menjadi musik pengiring ketika saya menuliskan pikiran ini. Barangkali pada dasarnya saya hanya berpura-pura menulis untuk diri sendiri saja.

Perkembangan dan pelestarian seni, itulah kalimat awal yang terlitas pada pikiran saya yang kosong ini. Perkembangan itu apa? Pelestarian itu apa?

Seringkali kita bicara tentang perkembangan seni, namun tiba-tiba pembicaraan dikekang pikiran atau situasi tentang pentingnya pelestarian.

Itu kata dari pikiran saya, yang sedikit saya tanyakan kepada saya sendiri (jangan ikut dipikirkan). Oke, sebelum bercerita tentang hal-hal yang tak sepenuhnya saya pahami, baiklah saya teguk dulu kopi hitam tanpa gula, dan sedikit isapam tembakau yang tergulung.

Seni sudah banyak dibicarakan orang-orang bahkan sampai menjadi materi pembelajaran di sekolah. Ini mungkin maksud pemerintah agar kita sejak usia sekolah usdah tahu soal seni.

Tapi saya memikirkan kata seni menurut pikiran saya pribadi yaitu kesenangan, rasa gembira, dan ketenangan. Dan dari pengertian ini, saya bertanya kembali, apakah ketika saya berkesenian atau melakukan proses kesenian saya sudah senang, tenang dan gembira?

Nah hal ini mungkin kita bisa renungkan bersama tapi jangan dibawa serius agar tak stress.

Ketika proses berkesenian ini berlangsung atau kita jalani, entah menjalankan proses seni yang klasik, yang sudah ada, atau membangun proses baru dalam ciptaan seni, secara tidak langsung kita sudah melestarikan kata seni itu sendiri. Di dalamnya sekaligus kita juga mengembangkan pemikiran sendiri dalam proses itu.

Jadi, dalam proses pelestarian pun sesungguhnya terdapat proses pengembangan, proses perkembangan.  

Dalam satu sisi lain, istilah pelestarian kadang mencoba untuk “membekukan” sesuatu. Namun kadang juga “memberontak” untuk mengikuti perkembangan zaman, sehingga yang beku pun akan bisa menjadi cair, meleleh dan mencari ruang sendiri dalam perkembangan zaman.

Nah, artinya, dalam proses pelestarian, sekaligus perkembangan zaman juga ikut bergandengan dalam hal ini. Kadangkala hal yang dilestarikan ya memang untuk lestari, tetapi bagaimana dengan perkembangan jaman yang secara tidak langsung merangsang ide-ide baru dalam penciptaan?

Salah satu contohnya membajak sawah, dulu memakai alat tradisional seperti sapi, tengala, lampit dan lain-lain, tapi sekarang berkembang dengan alat modern seperti traktor untuk memudahkan si petani bekerja. Kenyataannya, hingga sekarang kelestarian sawah masih terjaga.

Berarti pengembangan itu juga ikut melestarikan. Bukankah begitu?

Ada beberapa opini yang menurut saya pribadi itu menjadi fakta yang terjadi, dimana ada beberapa kesenian tradisi yang dibawakan dalam pertunjukan namun sedikit ada pembaharuan, sedikit orang mengapresiasi hal itu, dan sedikit orang mempertanyakan hal itu.

Salah satu contoh, seni janger. Kesenian yang termasuk tradisional ini selalu bisa merangsang pemikiran-pemikiran kreatif sang seniman untuk bisa memberi “kebaruan” atau “wajah baru” dalam kesenian itu agar bisa dipertunjukkan pada zaman modern ini.

Banyak kreasi yang bisa dituangkan dalam seni janger sehingga janger selalu memiliki hal baru yang menarik untuk disajikan di atas panggung. Begitu fleksibelnya tari janger mengikuti perkembangan zaman sehingga kelestariannya tetap terjaga dan esensi atau nilai-nilai penting tetap utuh.

Kemudian seni joged bumbung. Dalam penyajian seni joged bumbung zaman sekarang terdapat banyak  alat musik yang eksis di era sekarang bisa masuk dalam sajian joged bumbung itu, dan berhasil memikat penonton. Sehingga joged bumbung bisa lestari hingga kini. Ini terlepas dari goyang pornonya (jangan berpikir jorok) yang marak terjadi.

Soal porno itu, konon sudah ditangani pemerintah. Semoga terselesaikan masalahnya.

Joged bumbung juga lestari dengan mengikuti perkembangan. Tetapi adakah bentuk kesenian yang ingin lestari di tengah perkembangan zaman ini, namun punya tabiat untuk menekang kreativitas? Ini tidak boleh. Itu tidak boleh. Untuk hal ini, pikirkan sendiri dan jawablah sendiri sesuai yang kalian temukan dan rasakan.

Seorang teman berkata:

 “Ketika berkesenian mungkin harus fleksibel, kalau sekarang berbicara tentang menjaga dan melestarikan, artinya kita melestarikan bukan terus monoton seperti itu saja dan akhirnya tergerus jaman. Karena kita melestarikan bisa mengembangkan dari segi gerakan, komposisi, dan kostum tanpa harus mengubah esensi yang ada.”

Seorang satpam sekolah berkata:

 “Senang sekali melihat seni pertunjukan sekarang yang sudah sangat berkembang dan itu menarik untuk di lihat, liu gati be luung luung tari ne jani to mirib lestari dadine.”

Kata Pak Ole (maksudnya Made Adnyana Ole, pengamat seni):

 “Kenapa tidak dibuatkan dokumen tertulis kesenian tradisi untuk bisa disimpan di beberapa museum untuk dijadikan catatan ke depannya yang bisa di baca generasi selanjutnya?”

Mungkin pikir saya kesenian tradisional itu dicatat seperti catatan usada bali yang ditulis dalam bentuk lontar, prasasti-prasasti yang ada di setiap pura sehingga apa yang ada tetap lestari.

Kembali lagi saya bertanya apakah perkembangan untuk sebuah kelestarian ada pengekangan? Ini pertanyaan serius, tapi jangan serius-serius memikirkannya. Boiiii… [T]

Jangan Sok Inovatif Sebelum Nonton Janger Kuno dari Menyali – Kostumnya saja ala Belanda
Kata-kata “Serem” dalam Kesenian Bali: Dari Rekonstruksi hingga Oratorium
Aldi Philberta dan Upaya Menggabungkan Unsur Tradisional dan Modern dalam Seni Karawitan
Gong Mebarung Wahana Santhi dan Santhi Budaya di Singaraja: Wiranjaya yang Masih Tetap Memberi Pertanyaan
“Wiranjaya Thailand” dan Ketidakkonsistenan Kita: Catatan Terkait Ribut-ribut Tari Wiranjaya Duta Buleleng di PKB
Adi Setiawan alias Sentul dan Tari Wiranjaya yang Terus jadi Bahan Pelajaran
Tags: jangerkesenian baliseni jangerseni karawitanseni tari
Previous Post

Aldi Philberta dan Upaya Menggabungkan Unsur Tradisional dan Modern dalam Seni Karawitan

Next Post

Integrasi Dharma Pawayangan dan Kreativitas Dalang: Manifestasi Seni Yang Sakral dan Mendalam

Adi Setiawan

Adi Setiawan

Akrab dipanggil dengan nama Sentul. Seniman tari. Alumni ISI Denpasar. Kini mengelola Pondok Seni Parasara

Next Post
Kepopuleran Pengundang Leak Dalam Wayang Calonarang

Integrasi Dharma Pawayangan dan Kreativitas Dalang: Manifestasi Seni Yang Sakral dan Mendalam

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co