SEHAT, tangguh, mandiri, aktif, produktif. Itulah yang digaungkan lansia untuk tetap menjadi pribadi yang mandiri di usianya yang tak lagi muda. Mereka menyadari di usia yang tak lagi muda itu tentu akan berpengaruh pada kesehatannya, baik kesehatan fisik maupun mental dan emosionalnya.
Ketika kesehatannya terganggu, bagaimana tetap bisa aktif dan produktif, tentu itu akan sulit. Maka lansia dituntut untuk tetap bugar dan gembira. Bugar bisa menjadi acuan kondisi fisik yang baik. Gembira menjadikan mental tetap kondusif.
Ketika jiwa raga sudah dalam keadaan baik tentu para lansia bisa mandiri dan bisa tetap aktif dan produktif. Tetap bisa menjalankan peran sebagai orang tua atau sebagai bagian dari masyarakat yang sesuai dengan usia dan tenaganya.
Untuk mendapatkan kondisi yang baik, sehat dan bugar agar tetap bisa mandiri tentu perlu usaha, baik secara kontinyu atau berkala. Karena semenjak di usia pralansia sampai lansia tua selalu dibayang bayangi penyakit yang memang mengiringi seiring bertambahnya usia. Melemahnya panca indra juga fungsi organ tubuh serta melemahnya otot dan sendi yang mempengaruhi proses gerak dan aktifitas.
“Tua adalah kepastian seiring bertambahnya usia, usia itu seperti cinta yang tak bisa disembunyikan!” Itu kata William Shakespeare.
Tak ada seorang pun yang bisa menutupi usia, banyaknya usia akan kentara dari fisik yang berubah serta menurunnya kemampuan dalam beraktifitas.
Ketika para lansia menyadari, bahwa sehat dan mandiri menjadi gaya hidup, tentu rasa cinta akan dirinya tetap terjaga dan usaha pun tetap dilakoni. Dengan memeriksakan kesehatan rutin, olah raga rutin dan tetap berinteraksi dengan siapa pun untuk menjaga emosionalnya, tak lupa beribadah. Dan ini bisa dijalani ketika keluarga dan lingkungan toleran terhadap para lansia dan mendukung segala kegiatannya, akan lebih baik lagi jika memfasilitasinya.
Lansia di banjar | Foto: Winar Ramelan
Saat ini ada ruang ruang untuk para lansia agar tetap bisa berinteraksi dengan seusianya, melakukan kegiatan positif dan tetap bisa menjaga kesehatannya. Ruang itu bernama Banjar.
Salah satunya di Banjar Tainsiat, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. Banjar ini memiliki komunitas untuk para lansia yaitu Sasana Wreda Sancaya, yang tentu saja anggotanya para lansia, dari pralansia sampai lansia tua, kini memasuki usia 17 tahun.
Di bawah bimbingan A.A Sagung Suryaningsih, para lansia bisa melakukan kegiatam senam bersama seminggu dua kali secara rutin dan di bawah pengawasan Puskesmas, Kader Posyandu bekerjasama dengan dokter yang kompeten melakukan pemeriksaan kesehatan para lansia secara rutin sebulan sekali serta diberikan obat, vitamin untuk para lansia sesuai kebutuhannya.
Bahkan di ruang ruang terbuka pun seperti di lapangan secara rutin ada senam bersama. Misalnya senam Jantung Sehat, Senam Tera, Yoga bersama dan itu gratis. Karena itu atas prakarsa pihak pihak yang memang peduli akan kesehatan masyarakat.
Sudah lama lansia dilindungi oleh negara, maka ada Hari Lanjut Usia Nasional atau HALUN yang diperingati tiap tanggal 29 mei dan kini sudah yang ke 28. Dan di tahun 2024 ini mengambil tema Lansia Terawat Indonesia Bermartabat.
Jadi akan sayang rasanya kalau lansia tak ambil bagian dengan datang ke Banjar untuk olahraga bersama, dan memeriksakan kesehatan secara rutin sambil berinteraksi dengan kawan seusia.
Bukankah Banjar juga menjadi ruang untuk memesrakan hubungan. Dengan datang ke Banjar, para lansia akan tahu kabar kawan kawan sejawat sambil bercengkerama dan bernostalgia, tak lupa olah raga bersama agar tetap sehat, bugar, aktif, produktif dan mandiri.
Menjadi lansia yang berkualitas tentu menjadi dambaan setiap manusia baik pria maupun wanita. [T]