KOMUNITAS Aghumi sedang melakukan kegiatan “Temu Tukar”, ruang workshop yang dirancang sebagai tempat diskusi dan memperdalam kerja-kerja yang berlangsung di masing-masing komunitas, baik dalam hal isu, metode, medium, dan bentuk penciptaan yang dihadirkan. Juga sebagai media perluasan gagasan teater.
Direktur Kreatif Aghumi, Wulan Saraswati, bersama saya dan Santhi Dewi, menghadiri kegiatan tersebut. Santhi Dewi merupakan Direktur Program Komunitas Aghumi, dan saya dipercaya sebagai Manager Produksi di Komunitas Aghumi. Kegiatan Temu Tukar ini juga, menjadi pengalaman pertama kami mengikuti workshop dengan ruang yang berbeda.
Kegiatan Temu Tukar ini diinisiasi oleh Komunitas KAHE, Maumere. Komunitas KAHE berdiri sejak tahun 2015 hingga saat ini—yang secara intens bekerja dengan pendekatan interdisiplin, memadukan berbagai ragam pengetahuan untuk pendekatan karya penciptaan seni pertunjukan yang berlangsung di kota Maumere.
Pendekatan interdisiplin ini berpengaruh pada perluasan wacana, dimulai dari penggarapan isu, metode penciptaan, hingga bentuk pertunjukan yang dihadirkan. Kegiatan Temu Tukar ini dilaksanakan dari tanggal 10 hingga13 Juli di Komunitas KAHE, Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Forum I: Locating the Question | Foto: Ingga
Pada tanggal 10 Juli, kami—Wulan, Santhi, dan saya—tiba di Maumere. Kedatangan kami disambut dengan hangat oleh teman-teman dari Komunitas KAHE. Setiba di Studio Komunitas KAHE, kami disuguhi makanan khas Maumere yang dimasak langsung oleh teman-teman dari Komunitas KAHE.
Setelah itu, kami bercengkrama, membahas beberapa hal adat dan kebudayaan di Maumere yang sangat unik dan menarik perhatian kami. Kartika Solapung, salah satu anggota Komunitas KAHE, sangat amat bersemangat menceritakan bagaimana prosesi adat yang ada di Maumere.
Rasa penasaran teman-teman dari Maumere pun amat besar terhadap bagaimana adat dan budaya kami di Bali. Tak hanya itu, mereka juga membahas beberapa hal dalam pementasan dan membahas kegiatan yang akan kami lakukan di keesokan harinya.
Pada 11 Juli 2024, hari kedua kami berada di Maumere. Tentu saja, dalam kegiatan Temu Tukar ini kami saling bertukar pikiran. Kami melakukan kegiatan Forum I: Locating the Question, penelitian yang mendalam dan eksplorasi melalui latihan improvisasi dan eksploratif— memperdalam pemahaman terhadap isu-isu yang dijelajahi, menjadikan sarana untuk merangsang pemikiran dan diskusi yang lebih luas.
Kami melakukan diskusi bersama Rio dan Dede yang juga merupakan anggota dari Komunitas KAHE. Kami berdiskusi tentang naskah, artistik, dan struktur pementasan di Studio KAHE. Kami juga diajak untuk siaran di Radio After 7 PM bersama Dede Aton. Di sana, kami banyak membahas tengang Komunitas Aghumi, juga tentang isu isu perempuan yang menjadi seniman.
Persiapan Artistik | Foto: Ingga
Persiapan Presentasi Karya | Foto: Ingga
Selanjutnya, pada 12 Juli 2024, hari kedua kami di Maumere. Kegiatan hari kedua ini tidak dilakukan di studio Komunitas KAHE, namun di Rumah Jabatan Bupati Sikka. Di sana kami melakukan kegiatan Forum II: Improvisasi Metode—improvisasi pendekatan bagi para aktor atau peserta teater dalam mengembangkan adegan atau situasi secara spontan dan tanpa naskah tertulis sebelumnya.
Setelah itu, Rio, yang menjadi aktor dalam pementasan ini, melakukan pemanasan, mulai dari tubuh dan olah vokal. Cara pemanasan Rio tentu saja berbeda dari yang biasa teman-teman di Aghumi lakukan, sehingga itu menarik perhatian saya untuk mengikutinya.
Temu Tukar Komunitas KAHE bersama Komunitas Aghumi | Foto: Ingga
Pada 13 Juli 2024, hari ketiga kami berada di Maumere. Di hari ketiga ini kami melakukan kegiatan Forum III: Kodefikasi. Ya, kodefikasi, yang memiliki peran penting dalam memperkaya pengalaman pertunjukan dengan memanfaatkan bahasa tubuh.
Metode tersebut memungkinkan para aktor untuk mengeksplorasi karakter, emosi, dan konflik secara lebih mendalam. Keseluruhan, metode kodefikasi tidak hanya meningkatkan kreativitas dalam penampilan, tetapi juga memperkuat kohesi dan efektivitas komunikasi visual dalam konteks teater. Kegiatan ini masih kami lakukan di Rumah Jabatan Bupati Sikka.
Setelah Rio mengeksplorasi karakter dan emosinya, ia lanjut latihan blocking yang juga menjadi bagian penting dalam pementasan. Sebelum menutup kegiatan di hari terakhir, kami melakukan presentasi karya melalui proses Locating the Question, Improvisasi, dan Kodefikasi.[T]
Editor: Jaswanto