8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Cerita Rasa Tahun Ketiga, Konsistensi Memperkaya Jiwa dan Pengetahuan Komunitas

I Komang SutirtayasabyI Komang Sutirtayasa
July 14, 2024
inKhas
Cerita Rasa Tahun Ketiga, Konsistensi Memperkaya Jiwa dan Pengetahuan Komunitas

Anak-anak diajak mengenal tanaman dalam Cerita Rasa

PADA tanggal 12 Juli 2024, dari pukul 10 pagi hingga 9 malam, Desa Tukadaya di Kabupaten Jembrana kembali dihangatkan oleh Festival Cerita Rasa yang telah memasuki tahun ketiganya. Saya merasa bersemangat melihat bagaimana festival ini berkembang setiap tahunnya. Tahun ini, Cerita Rasa berkolaborasi dengan program publik Sinema Mikro Sanggar Bali Tersenyum.

Dalam sudut pandang saya sebagai penyelenggara program Cerita Rasa, film adalah elemen yang tidak bisa dipisahkan dari cerita dan budaya yang kami ingin sampaikan. Sesuai tagline kami, “storytelling, film, art & culture,” mencerminkan dedikasi kami untuk menggabungkan berbagai aspek seni dan budaya dalam setiap acara yang kami selenggarakan. Tahun ini, program layar tancap kami menampilkan dua film dokumenter yang mengangkat isu penting tentang air dan hutan di Jembrana.

Film pertama yang kami putar berjudul “Hutan Terakhir” karya Wayan Martino. Film ini mengikuti perjalanan Restu Negara, seorang pengurus pemipaan air bersih untuk warga Yeh Embang Kauh. Air tersebut diambil dari dalam ‘hutan terakhir’ yang kini sudah mulai dirambah oleh masyarakat. Melalui film ini, saya bisa merasakan perjuangan dan dedikasi Restu untuk menyediakan air bersih bagi warga desanya, serta tantangan yang dihadapinya dalam menjaga kelestarian hutan.

Anak-anak dalam program Bioskop Mini | Foto: Dok

Dokumenter kedua yang kami sajikan berjudul “Kita, Air dan Hutan.” Film ini merekam cerita masyarakat Desa Tukadaya mengenai upaya mereka memperoleh air bersih dari dalam hutan. Selain itu, film ini juga mengangkat berbagai kendala dalam pengelolaan perhutanan sosial di desa tersebut. Dokumenter jurnalistik ini dikerjakan di bawah naungan program Anugerah Jurnalisme Warga Balebengong.id, dengan tim produksi yang terdiri dari Yurika Dewi, Komang Sutirtayasa, dan Made Suarbawa. Melalui film ini, saya menyadari betapa kompleksnya tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dalam mengembalikan fungsi hutan sebagai upaya membayar kesalahan masa lalu, sambil berusaha memenuhi kebutuhan dasar.

Kedua film ini tidak hanya memberikan wawasan yang mendalam tentang isu-isu lingkungan di Jembrana, tetapi juga menginspirasi saya dan mungkin banyak orang lainnya untuk lebih peduli dan berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam.

Mengenal Lingkungan Untuk Anak-anak

Tema dua film tersebut menjadi landasan mata acara “mengenal tanaman di sekitar kita”. Kegiatan ini mengajak anak-anak untuk mengidentifikasi jenis tanaman yang sering mereka konsumsi di dapur masing-masing. Dengan cepat anak-anak usia 6 hingga 14 tahun yang terlibat, menyebut nama tumbuhan bahan lauk mereka. Seperti jukut kelor, bayam, kangkung, kekaro (koro/lablab purpureus), kelentang (buah kelor), dan daun singkong.

Setelah mengenali dari ingatan, anak-anak diajak bergerak ke sekitar rumah untuk mengamati, meraba, mencium dan merasakan jenis-jenis tanaman. Tanaman pertama yang ditemukan menjadi teka-teki yang menarik. Daunnya kecil-kecil, sehingga beberapa anak mengidentifikasi sebagai kelor, karena rupa daunnya mirip. Namun anak lain yang biasa makan sayur daun kelor menyanggah, namun dia tidak yakin yang sedang diamatinya jenis tanaman apa.

Anak-anak dalam program Mengenal Tanaman | Foto: Dok

Setelah beberapa saat, teka-teki terkuak. Tanaman yang sedang diamati adalah kembang merak (Caesalpinia pulcherrima) dalam bahasa negaroa disebut Kembraka. Beberapa anak akhirnya tergali ingatannya, bahwa mereka pernah melihat kuncup bunga dan kulit batangnya bisa dijadikan obat, yang diramu berupa boreh (sejenis param/lulur).

Dari kembang merak, anak-anak kemudian mencium aroma daun jeruk, terkejut melihat pohon anggur yang selama ini hanya mereka tahu warna dan rasa buahnya. Kemudian mencoba makan sirih karena mereka tahu “bisa dimakan”, (nginang). Namun tentu mereka sama sekali tidak paham tradisi nginang, karena sudah tidak ditemukan lagi dalam keluarga mereka yang masih nginang.

Kembali dari sesi mengingat dan mengamati, anak-anak membawa beberapa jenis daun dari tanaman yang mereka temukan. Kemudian mereka diajak menulis dan bertanya, yang dituangkan dalam bentuk peta pikiran. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dan belum terjawab, menjadi tugas baru bagi mereka untuk mencari narasumber.

Kelompok yang menulis tentang daun sirih, mengenali bahwa daun tersebut digunakan untuk porosan yang merupakan bagian dari canang yang digunakan dalam keluarga mereka sebagai sarana persembahyangan ke pura. Di kelompok lain yang menulis tentang tanaman puring atau di Tukadaya disebut kayu mas, menemukan juga bahwa puring digunakan sebagai porosan, yang dijadikan bagian canang sari oleh ibunya setiap hari untuk dijual.

Mata acara yang sejatinya ingin mengeluarkan output berupa Zine, harus diakhiri sampai peta pikiran saja, karena sudah teralihkan oleh ajakan makan siang.

Bioskop Mini: Pilih Film, Antri, Nonton, Ngobrol.

Salah satu kegiatan yang menarik dalam Festival Cerita Rasa 2024 adalah Bioskop Mini, sebuah inisiatif yang dirancang khusus untuk membawa suasana bioskop ke tengah-tengah anak-anak di Desa Tukadaya.

Desa Tukadaya, yang terletak 100 km dari bioskop terdekat di Denpasar atau Badung, adalah tantangan aksesibilitas yang signifikan dalam hal hiburan bioskop. Bagi anak-anak di desa ini, kesempatan untuk menikmati pengalaman bioskop sungguhan mungkin hanya akan muncul ketika mereka memiliki kesempatan untuk pergi ke kota, suatu hal yang mungkin terjadi bertahun-tahun lagi.

Bioskop Mini | Foto: Dok

Anak-anak yang hadir di Bioskop Mini memiliki kesempatan untuk memilih film yang mereka sukai dari berbagai pilihan yang telah disediakan untuk umur mereka. Mereka juga harus memilih tempat duduk yang mereka inginkan, dan ingin duduk dekat dengan siapa. Proses memilih ini juga merupakan bagian dari pendidikan mereka dalam membuat keputusan yang baik dan menghargai pilihan yang tersedia. Untuk mendapatkan tiket, mereka mengantri dengan tertib, sebuah pelajaran tentang etika sosial yang penting untuk ditanamkan sejak dini.

Ketika mereka duduk untuk menonton film, suasana Bioskop Mini menciptakan pengalaman yang nyaris mirip dengan di bioskop sungguhan. Anak-anak belajar untuk duduk dengan tenang dan menghargai ruang bersama, sambil menikmati cerita yang diproyeksikan di layar besar. Setelah selesai menonton, mereka diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang cerita yang mereka saksikan. Diskusi ini tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka tentang cerita dan karakter, tetapi juga mengembangkan kemampuan dan kebiasaan berbicara mereka.

Memperkenalkan Yang Mungkin Mereka Kenal

Kidung, yang sering terdengar dalam upacara keagamaan, memegang peran sentral dalam budaya Bali, tetapi tidak semua generasi muda memiliki kemampuan dan mungkin kesempatan untuk memahami atau melantunkannya secara mendalam.

Cerita Rasa menganggap pengenalan ulang terhadap karya-karya sastra Bali klasik menjadi krusial dalam kehidupan masyarakat Bali, selain bisa dikupas sebagai bagian dari tuntunan kehidupan sehari-hari tetapi juga sebagai panduan spiritual yang melengkapi upacara-upacara sebagai bagian Panca Gita, yaitu Mantra, Genta, Kidung, Gamelan, dan Kentongan.

Kegiatan pengenalan sastra Bali klasik berlangsung dalam bentuk pelatihan singkat sebagai pemantik dan membaca minat anak-anak dan remaja. Program ini diisi oleh pemateri Pak Putu Suaha dari Berawantangi Taman, Tukadaya dan Pak Ketut Subandi dari Banjar Moding, Desa Candikusuma.

Anak-anak dan remaja diajak untuk menembangkan Kidung Kawitan Warga Sari

“Purwakaning”, dan mencoba pupuh Ginanti, yang juga diajarkan disekolah sejak sekolah dasar, Namun tampaknya anak-anak tidak mendalami atau ingat pernah mempelajarinya.

Pak Suaha berpesan pada anak-anak, bahwa dalam sastra Bali banyak hal yang bisa kita pelajari kita jadikan tuntunan hidup.

Anak-anak menonton fil layar tancap | Foto: Dok

“Seperti pesan dalam Pupuh Ginanti. Kawruhe luir senjata, Ne dadi perabotan sai, Kaanggen ngaruruh merta, Saenun ceninge ceninge urip. Bahwa ilmu pengetahuan, keterampilan adalah senjata utama untuk menyambung hidup. Akan selalu kita butuhkan selama kita masih bernafas. Main gim-gim di hape boleh, tapi coba juga gunakan hape untuk belajar metembang, banyak contoh bisa di cari di youtube misalnya, pasti akan bermanfaat” tambah pak Suaha.

Di sisi lain, pak Subandi menyatakan kesiapannya untuk mendampingi anak-anak dalam belajar matembang Sastra Bali.

“Tyang bukan penembang yang hebat, tapi saya punya keinginan untuk belajar. Mari luangkan waktu, buat jadwal rutin untuk kita belajar bersama. Pokoknya saya siap mendampingi. Nah bantes kati juari mekidung di nuju pujawali di pura. Tujuan pang juari, sing perlu juara” tegas pak Subandi.

Malam festival Cerita Rasa terasa hangat dengan kehadiran masyarakat dari luar Desa Tukadaya. Pesan dan kesan mereka yang merasa kegiatan ini penting dan menginspirasi menjadi dorongan bagi Cerita Rasa untuk terus konsisten. Festival Cerita Rasa di Desa Tukadaya ini diharapkan bukan hanya sekadar acara biasa, tetapi juga menjadi platform untuk memperkaya jiwa dan pengetahuan komunitas secara holistik. [T]

Harmoni Antara Budaya Tradisional dan Modern di Festival Cerita Rasa 2023
Festival Cerita Rasa 2023: Bercerita Bersama, Mendokumentasikan Cita Rasa dan Peristiwa
Melukis Bersama Cerita Rasa: Imajinasi, Inspirasi dan Gunung Kembar
Memantik Kesadaran Visual Dalam Pelatihan Fotografi Cerita Rasa Festival 2022
Cerita Rasa Festival Jembrana: Storytelling, Film, Art and Culture
Tags: anak-anakcerita rasafestival cerita rasajembrana
Previous Post

Night Market Chiang Mai: Surganya Makanan, Minuman, dan Souvenir di Thailand

Next Post

Guru, Ojol, dan Cerita Tentang Pekerjaan Sampingan

I Komang Sutirtayasa

I Komang Sutirtayasa

Mantan pekerja pariwisata yang belajar kembali hidup di desa. Aktif di LPHD, KIM dan Pokdarwis West Desa Tukadaya, Jembrana

Next Post
Guru, Ojol, dan Cerita Tentang Pekerjaan Sampingan

Guru, Ojol, dan Cerita Tentang Pekerjaan Sampingan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

by Pry S.
June 8, 2025
0
Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

AKHIR Mei kemarin, Kompas menerbitkan sebuah feature bertajuk ‘Sastrawan Tak Bisa Menggantungkan Hidup pada Sastra.’ Liputan ini dibuka dengan narasi...

Read more

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co