30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Hijab vs Identitas Nasional: Pertaruhan Besar Tajikistan

Elpeni FitrahbyElpeni Fitrah
July 1, 2024
inEsai
Refleksi di Hari Media Sosial Nasional

TAJIKISTAN, negara bekas Soviet, populasi mayoritas muslim, mengesahkan undang-undang yang melarang pemakaian hijab dan atribut islam tradisional lainnya pada Selasa (25/6) lalu. Tentu saja kebijakan ini memicu kontroversi global.

Banyak pihak melontarkan kritik tajam dan menganggapnya sebagai pelanggaran kebebasan beragama. Apa boleh buat, Tajikistan merasa urgent mengambil langkah politik ini untuk mempertahankan budaya dan nilai-nilai nasional, dari sesuatu yang dianggap pengaruh asing, demi stabilitas negara.

 Bagi saya, kontroversi ini mewakili dilema yang dihadapi banyak negara dalam menyeimbangkan pelestarian budaya dengan hak-hak individu di era globalisasi yang semakin masif.

Konteks Historis

Larangan hijab di Tajikistan melekat pada konteks sejarah dan sosial negara ini pasca era Soviet. Sejak kemerdekaannya pada 1991, Tajikistan telah berjuang untuk mendefinisikan kembali identitas nasionalnya di tengah tarik-menarik antara warisan Soviet, kebangkitan Islam, dan modernisasi.

 Keragaman etnis dan menguatnya peran Islam dalam ranah sosial politik menghadirkan tantangan bagi pemerintah Tajikistan. Larangan hijab, meski kontroversial, dapat dipandang sebagai Langkah defensif menghadapi perubahan sosial dan ketakutan akan radikalisasi. Kebijakan ini mencerminkan upaya pemerintah menyeimbangkan pengelolaan keragaman dengan menjaga stabilitas negara.

Kita lihat saja, Pemerintah Tajikistan, melalui pendekatan politik, telah secara resmi menjustifikasi larangan hijab sebagai upaya melindungi budaya nasional, mencegah ekstremisme, dan mempromosikan pakaian tradisional. Presiden Emomali Rahmon bahkan menyatakan bahwa aturan ini bertujuan untuk melindungi nilai-nilai asli budaya nasional dan mencegah takhayul serta pemborosan dalam perayaan dan upacara.

Meski demikian, kritikus justru menganggapnya sebagai dalih untuk mengkonsolidasi kekuasaan dan menyingkirkan oposisi, terutama Partai Kebangkitan Islam Tajikistan (TIRP) yang sebelumnya cukup berpengaruh. Kesenjangan antara narasi resmi dan persepsi publik ini semakin mempertajam kontroversi kebijakan tersebut.

Dillema Identitas Nasional

Upaya Tajikistan untuk membentengi budaya lokalnya melalui larangan hijab mencerminkan dilema yang lebih luas yang dihadapi banyak negara di era globalisasi. Di satu sisi, ada keinginan kuat untuk mempertahankan identitas nasional dan nilai-nilai tradisional. Namun di sisi lain, arus informasi dan pengaruh global yang tak terbendung membuat upaya ini semakin menantang.

Tajikistan, seperti banyak negara lain, berusaha menavigasi antara keterbukaan terhadap dunia luar dan pelestarian warisan budayanya. Kebijakan larangan hijab dapat dilihat sebagai manifestasi dari pergulatan internal ini, meskipun pendekatan yang diambil cenderung kontroversial dan berpotensi kontraproduktif.

Tantangan menghadapi globalisasi di era modern menjadi faktor krusial dalam memahami kebijakan Tajikistan. Revolusi teknologi dan informasi telah mengaburkan batas-batas budaya, memungkinkan ide-ide dan praktik-praktik baru menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Bagi Tajikistan, fenomena ini dipandang sebagai ancaman potensial terhadap kohesi sosial dan stabilitas politik.

 Pemerintah berusaha mengontrol narasi nasional dan membentuk identitas kolektif melalui kebijakan-kebijakan seperti larangan hijab. Namun, pendekatan top-down ini menghadapi resistensi dari masyarakat yang semakin terhubung secara global dan menuntut kebebasan berekspresi yang lebih besar.

Kontroversi seputar larangan hijab di Tajikistan telah memicu perdebatan sengit tentang batas-batas kekuasaan negara dan hak-hak individu. Kelompok hak asasi manusia dan komunitas internasional mengecam kebijakan ini sebagai pelanggaran kebebasan beragama dan hak untuk berekspresi. Mereka berpendapat bahwa negara tidak seharusnya mengatur cara berpakaian warganya, apalagi dalam konteks praktik keagamaan.

 Di sisi lain, pendukung kebijakan ini melihatnya sebagai langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan nasional dan mempromosikan sekularisme. Perdebatan ini mencerminkan tensi yang lebih luas antara kepentingan negara dan hak-hak individu yang sering muncul dalam konteks kebijakan publik.

Dampak dari kebijakan larangan hijab di Tajikistan kemungkinan akan jauh melampaui masalah berpakaian semata. Secara sosial, kebijakan ini berpotensi meningkatkan polarisasi dalam masyarakat, memicu konflik antara kelompok sekuler dan religius, serta memarjinalkan sebagian populasi Muslim.

Secara politik, ini dapat memperkuat narasi tentang penindasan agama yang sering dieksploitasi oleh kelompok-kelompok ekstremis. Pada tingkat internasional, kebijakan ini dapat merusak citra Tajikistan dan mempersulit hubungan diplomatiknya dengan negara-negara Muslim. Konsekuensi tidak disengaja ini menunjukkan kompleksitas dalam mengelola keragaman dan identitas nasional di era modern.

Analisis terhadap efektivitas kebijakan larangan hijab dalam mempertahankan budaya lokal Tajikistan mungkin saja menunjukkan hasil yang ambigu. Di satu sisi, kebijakan ini mungkin berhasil mempromosikan penggunaan pakaian tradisional Tajikistan dan memperkuat narasi nasionalis tertentu. Namun, pendekatan koersif ini juga berisiko menciptakan resistensi dan alienasi di kalangan warga yang merasa identitas religius mereka terancam.

 Alih-alih memperkuat kohesi sosial, kebijakan ini dapat memperburuk perpecahan yang sudah ada. Lebih jauh lagi, upaya untuk membatasi ekspresi keagamaan dapat mendorong praktik-praktik underground yang lebih sulit dikontrol, bertentangan dengan tujuan awal kebijakan tersebut.

Menurut saya, sebagai orang yang tinggal di negara dengan masalah sosial yang hampir mirip, ini dapat diperlakukan sebagai lesson learned. Mungkin saja, disuatu masa, Indonesia akan melalui fase yang serupa. Tapi perlu diingat, evolusi kebijakan ini, terutama yang menyangkut ekspresi keagamaan, akan sangat bergantung pada dinamika internal dan tekanan eksternal.

Pemerintah sangat dianjurkan untuk mengevaluasi kembali pendekatannya dalam mencapai keseimbangan yang lebih baik antara kepentingan nasional dan hak-hak individu. Dialog inklusif dengan berbagai kelompok masyarakat, dapat menjadi langkah awal yang konstruktif.

Selain itu, fokus pada pendidikan dan pemberdayaan ekonomi mungkin lebih efektif dalam memperkuat identitas nasional daripada kebijakan larangan yang kontroversial. Komunitas internasional juga dapat memainkan peran penting dalam mendorong negara, katakanlah dalam hal ini, Tajikistan untuk menghormati standar hak asasi manusia, namun dengan pendekatan yang sensitif terhadap kompleksitas keamanan lokal.

Pelajaran

Kontroversi larangan hijab di Tajikistan menyoroti dilema kompleks yang dihadapi banyak negara dalam era globalisasi: bagaimana mempertahankan identitas nasional dan stabilitas sambil menghormati keragaman dan hak-hak individu. Kasus ini mengingatkan kita bahwa upaya membentengi budaya lokal dari pengaruh asing seringkali lebih rumit dari yang terlihat. Pendekatan yang lebih halus dan inklusif mungkin diperlukan untuk mengelola tantangan ini secara efektif.

Pada akhirnya, kemampuan Tajikistan untuk menavigasi isu sensitif ini akan menjadi ujian bagi ketahanan institusi demokrasinya dan posisinya dalam komunitas global. Pengalaman Tajikistan ini menawarkan pelajaran berharga bagi negara-negara lain yang menghadapi dilema serupa dalam menyeimbangkan tradisi dengan modernitas di dunia yang semakin terhubung. [T]

Baca artikel lain dari penulisELPENI FITRAH

“Putin-Kim Summit”: Manuver Geopolitik Rusia Mengimbangi AS
Refleksi di Hari Media Sosial Nasional
Tags: hijabMuslimTajikistan
Previous Post

Gong Kebyar Anak-anak Semara Winangun, Duta Badung di PKB 2024 – Mainkan Gumaliput dan Jaran Teji

Next Post

Menangkap Asa Harmoni Dunia Anak dalam Lintasan Modul Nusantara di Desa Batukaang, Bangli

Elpeni Fitrah

Elpeni Fitrah

Ketua Laboratorium Jurusan Hubungan Internasional dan Peneliti Utama Pusat Riset Kebijakan Strategis Asia Tenggara, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah

Next Post
Menangkap Asa Harmoni Dunia Anak dalam Lintasan Modul Nusantara di Desa Batukaang, Bangli

Menangkap Asa Harmoni Dunia Anak dalam Lintasan Modul Nusantara di Desa Batukaang, Bangli

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co