14 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Meninggalkan “Ngayah”, Melupakan Identitas

Teddy Chrisprimanata PutrabyTeddy Chrisprimanata Putra
June 27, 2024
inEsai
Meninggalkan “Ngayah”, Melupakan Identitas

Ilustrasi diolah tatkala.co dari Canva

PARIWISATA budaya telah menjadi kekhasan Bali sejak masa kolonial. Pada dekade kedua di abad XX, brosur-brosur yang menunjukkan keindahan Bali telah tersebar ke seluruh penjuru dunia.

Pada masa tersebut Bali mulai didatangi oleh beragam wisatawan, sekaligus menerima pelbagai julukan, seperti The Island of God’s, The Island of Paradise, hingga The Last Paradise in the World.

Kemajuan industri pariwisata di Bali seturut dengan pembangunan infrastruktur penunjangnya. Hotel, vila, restoran, pub, hingga fasilitas-fasilitas hiburan pun tumbuh bagai jamur di musim penghujan. Tampak menjanjikan, masyarakat Bali pun ramai-ramai beralih profesi demi mengantongi gemerincing dollar.

Semakin kuat cengkraman industri pariwisata terhadap Bali, berbanding terbalik dengan tradisi ngayah di tengah masyarakat adat Bali. Alih-alih menguatkan, industri pariwisata justru memperlemah keberadaan tradisi ngayah. Masyarakat Bali yang mulanya bertani, kini mengalihkan pandangan ke dunia pariwisata.

Ngayah Nelangsa

Di mana ada gula, di situ ada semut. Begitulah industri pariwisata yang sampai detik ini tetap menjadi tulang punggung ekonomi di Bali. Sebagian besar masyarakat Bali menggantungkan penghidupannya pada industri pariwisata.

Mereka rela meninggalkan kampung halamannya demi turut merasakan manisnya dolar. Lantas siapa yang mengisi ruang-ruang sosial di desa-desa, di saat masyarakatnya tenggelam dalam industri pariwisata?

Segala ritus serta laku-laku kebudayaan masyarakat Bali selalu dilakukan secara kolektif. Ritus dan laku masyarakat Bali selalu bersandar pada filosofi Tri Hita Karana. Kerja-kerja bersama yang didasarkan atas rasa ikhlas tanpa mengharapkan imbalan tersebut dinamakan ngayah. Tradisi ngayah kerap kali dilakukan ketika akan menyongsong ritual keagamaan dan adat.

Mengingat ngayah menitikberatkan pada kerja-kerja kolektif, maka kehadiran masyarakat adat di tengah persiapan berbagai ritus adat dan keagamaan. Kebersamaan masyarakat adat melalui ngayah adalah wujud bakti masyarakat adat di Bali yang sebagian besar memeluk agama Hindu kepada Tuhan beserta manifestasinya.

Kebahagiaan atas pelaksanaan ritual yang telah dipersiapkan bersama, kemudian diekspresikan dengan menikmati pelbagai makanan yang sebelumnya telah dihaturkan. Nyatanya, hari ini tradisi ngayah kian hari kondisinya semakin mengkhawatirkan. Alih profesi masyarakat adat Bali jadi salah satu faktornya.

Masyarakat yang mulanya sebagian besar menggarap lahan pertanian, dengan mudahnya mengatur waktu agar dapat ngayah di Balai Banjar (sejenis Balai Dusun), Pura Kahyangan Tiga di desa, hingga di rumah tetangga yang sedang menyelenggarakan upacara adat.

Kini, menjadi petani bukanlah satu-satunya profesi yang dapat diandalkan untuk hidup. Sebagian besar masyarakat kini menggantungkan hidupnya di industri pariwisata. Menjadi pemandu wisata, pramusaji, sopir, manager hotel, hingga menjadi pekerja di Kapal Pesiar adalah prioritas utama.

Siasat Pertahankan Eksistensi Ngayah

Masalah ini telah dibaca oleh prajuru adat (pengurus adat) di Bali. Upaya pencarian jalan keluar atas masalah ini pun ramai-ramai diperbincangkan oleh pemerhati dan pelaku adat.

Salah satu jalan keluar yang diterapkan oleh sebagian pengurus adatdi Bali adalah pemberlakuan sistem denda (masyarakat adat Bali menyebutnya dosa). Denda akan dijatuhkan kepada warga adat yang tidak melaksanakan ngayah seperti yang telah ditentukan oleh pengurus adat.

Jika dibayangkan, penerapan sistem denda ini akan memberikan efek jera kepada warga adat. Jadi, warga adat yang bekerja di kota atau di luar Bali akan mengusahakan untuk ngayah ke kampung halaman.

Nyatanya, sistem denda yang diterapkan oleh sebagian pengurus adat dimanfaatkan oleh warga-warga adat yang memiliki uang untuk menguatkan legitimasinya jika tidak hadir untuk ngayah. Dengan membayar denda, warga adat merasa telah melaksanakan kewajibannya, meski tidak berada di tengah warga adat lainnya di kampung halaman.

Telah diterimanya uang denda dari warga adat menunjukkan bahwa sistem yang diterapkan dengan harapan dapat memberi efek jera tidak berjalan sesuai harapan. Makin hari, jumlah peserta ngayah justru semakin hari semakin menyusut.

Lantas, untuk apa pengurus adat berhasil mengumpulkan banyak uang dari denda warga adat, sedangkan pekerjaan adat tidak mampu terselesaikan karena tidak ada lagi warga adat yang ngayah?

Ngayah dan Esensi Hidup Manusia Bali

Adat adalah entitas yang mengikat manusia Hindu Bali sesaat setelah ia lahir. Adat menjadi identitas penting bagi masyarakat Bali, sebagai pengingat dari mana dirinya berasal dan kepada siapa mereka memanjatkan rasa syukur. Apalagi masyarakat adat Bali sangat meyakini bahwa leluhur memiliki peranan penting dalam perjalanan hidup manusia Hindu Bali di dunia.

Adat juga menjadi sebuah pengingat bahwa manusia Hindu Bali tidak bisa hidup sendiri, jauh dari sifat individualistis. Warga adat akan selalu bergantung dengan warga adat lainnya dalam menyelesaikan pekerjaan, baik upacara adat atau agama.

Semangat gotong royong dan kebersamaan dalam situasi suka maupun duka adalah semangat yang tersirat dalam tradisi ngayah. Saling mendukung dan melindungi satu sama lain telah menjadi kebiasaan bagi masyarakat adat Bali.

Oleh karenanya hingga kini dikenal istilah “Sagilik-saguluk salunglung sabayantaka, paras paros sarpanaya” yang memiliki arti bersatu padu, saling menghargai pendapat orang lain dan saling mengingatkan, saling menyayangi dan hidup saling tolong menolong.

Berkat tradisi ngayah, masyarat Bali berhasil bertahan dari gempuran globalisasi yang semakin tidak mengenal batasan. Apabila masyarakat adat Bali melupakan ngayah, sama saja dengan melupakan asal muasal.

Lupa akan asal muasal, niscaya masyarakat adat Bali alami krisis identitas. Krisis identitas tersebut niscaya akan berdampak langsung dengan kelangsungan tradisi, adat, dan budaya Bali. Lantas, masihkah Bali akan menjadi destinasi wisata utama bagi wisatawan apabila adat, tradisi, dan budayanya sirna?[T]

“Ngayah” Bukan “Lelah Sing Mabayah”
“Ngayah” adalah “Game” untuk Menunjukkan Kehebatan Orang Tua?
Mahasiswa itu Pekerjaan Tanpa Gaji – Maka, Anggap Saja Sedang “Ngayah”…
Tantangan “Ngayah”, Individualisme dan Era New Normal
Tags: baliBudayangayahTradisi
Previous Post

Yuk, Dukung Pembangunan Desa yang Inklusif dan Berkelanjutan Melalui DRPPA

Next Post

Hadiah Kematian dalam Perayaan Hidup

Teddy Chrisprimanata Putra

Teddy Chrisprimanata Putra

Lulusan Teknik Mesin Unud, tapi lebih memiliki minat ke dunia literasi juga organisasi. “Sublimasi Rasa” adalah karya pertama untuk melanjutkan karya-karya selanjutnya.

Next Post
Kemajuan Manusia dan Kestabilan Mental

Hadiah Kematian dalam Perayaan Hidup

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co