PUTU Shinta Aiswarya, akrab disapa Shinta. Gadis berusia 22 tahun ini lahir di Negara tanggal 12 Juni 2002. Aku memiliki kesempatan untuk mewawancarainya pada 11 Juni 2024, sehari sebelum ulang tahunnya.
Meskipun kami tidak bisa bertatap muka karena Shinta berada di kampung, kami berkomunikasi melalui aplikasi WhatsApp. Semangat dan antusiasmenya terhadap percakapan apa saja, tetap terasa. meskipun hanya melalui layar ponsel.
Shinta tinggal di Banjar Dinas Pegayaman, Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Menuntaskan studi S1 di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraga, dengan predikat cumlaude.
Shinta diwisuda pada Jumat, 31 Mei 2024. Pada jenjang S1 ini, Shinta mengambil Program Studi Ilmu Komunikasi. Ia menuntaskan pendidikan dengan kurun waktu 3 tahun 5 bulan saja.
Shinta tumbuh di sebuah rumah yang sederhana namun penuh cinta. Buah hati dari pasangan I Komang Agus Cahyadi, yang bekerja di Dinas Perikanan dan Putu Nila Sukreni, seorang karyawan honorer di RSUD Buleleng. Meski dengan penghasilan yang pas-pasan, kedua orang tuanya selalu menekankan pentingnya pendidikan.
Shinta menjadi narasumber kegiatan Gerakan Gemilang Literasi Digital 2023 | Foto: Dok. Shinta
Dari kecil, Shinta sudah dicekoki buku-buku yang membuka jendela dunia. Saat usianya baru menginjak tiga tahun, Shinta sudah bisa membaca dengan lancar, sebuah prestasi yang disambut dengan bangga oleh keluarganya.
Namun, kisah Shinta bukan hanya tentang pendidikan formal. Ada cinta yang tumbuh seiring waktu—cinta yang tak terduga kepada makhluk berbulu lembut yang datang tanpa diundang. Kucing itu, yang diberi nama Alok oleh adik Shinta karena kecintaan pada karakter game Free Fire, menjadi lebih dari sekadar hewan peliharaan.
“Alok bisa membuat aku lebih berempati terhadap semua makhluk dan aku sering curhat sama dia, meski jawabannya cuma meong-meong, tapi dia selalu dengerin aku,” kata Shinta dengan mata berbinar.
Alok adalah saksi bisu dari perjuangan dan tangisan Shinta, teman setia yang selalu ada dalam suka dan duka.
Perjalanan akademis Shinta penuh dengan liku-liku yang kemudian membentuk karakternya sebagai seorang perempuan yang kuat dan teguh di segala lini.
Awalnya, ia bermimpi kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), namun nasib membawanya ke STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja. Di kampus ini ia menemukan panggilan hidupnya.
“Sejak awal kuliah, aku nggak ada plan sama sekali untuk di STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja, tapi aku bermimpi banget kuliah di UGM,” kenangnya.
Namun, di STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja-lah ia belajar menemukan dirinya sendiri. Shinta aktif dalam berbagai organisasi, mengasah kemampuan public speaking, dan memenangkan berbagai kompetisi nasional dalam bidang kepenulisan dan berbicara.
Dokumentasi penghargaan Shinta sebagai mahasiswa terbaik semester 6 angkatan 2020. Dalam Acara Malam Apresiasi Program Studi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja | Foto: Dok. Shinta
Di kampus, Shinta adalah sosok yang disegani. Ia menjadi mahasiswa pertama di angkatannya yang menjalani ujian proposal dan skripsi, serta lulus dengan IPK 3.96. Itu menjadikan ia sebagai lulusan terbaik di jurusannya.
“Hidup itu seperti permainan, tergantung bagaimana kita memainkannya. Setiap kegagalan adalah pelajaran, dan setiap pencapaian adalah langkah kecil menuju mimpi besar,” kata Shinta bijak.
Dedikasinya pada akademik dan organisasi membawa Shinta meraih prestasi demi prestasi, mengukuhkan namanya sebagai sosok yang inspiratif.
Shinta memiliki sejumlah prestasi gemilang dalam berbagai perlombaan. Ia pernah meraih juara 1 Nasional dalam lomba menulis opini oleh DWP-Kominfo, juara 1 Nasional dalam Lomba Podcast oleh Poltekkes Kemenkes Denpasar, juara 2 Nasional dalam lomba menulis opini Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, dan juara 3 Nasional dalam lomba menulis artikel AKM Undiksha.
Tidak hanya itu, Shinta juga berhasil meraih gelar Best Presenter pada Speech Contest Hari Bumi oleh Youth Indonesia.
Selain itu, ia juga aktif sebagai kontributor buku puisi, inisiator Gerakan Prestasi Gemilang, dan menjadi source speakers di acara kepemudaan dan leadership.
Dengan berbagai pencapaiannya ini, Shinta telah membuktikan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, mimpi besar dapat diwujudkan.
Di sela-sela kesibukannya, Shinta tetap meluangkan waktu untuk merawat kucing-kucingnya. Selain Alok, ada Pluto dan Simba yang menemani hari-harinya. Pluto, dinamai dari karakter kartun Mickey Mouse, dan Simba, yang bulunya mirip macan, menambah keceriaan di rumah Shinta.
Mereka adalah bukti dari cinta Shinta terhadap hewan, yang bahkan membuatnya bermimpi untuk mendirikan panti hewan gratis di masa depan.
“Aku jadi bermimpi juga suatu saat kalau sudah kaya raya mau jadi volunteer untuk rescue kucing dan anjing jalanan yang menderita,” katanya penuh harap.
Tidak hanya hewan, Shinta juga memiliki kepedulian yang besar terhadap pendidikan. Ia aktif dalam berbagai kegiatan volunteering, mengajar anak-anak, dan menjadi inisiator aksi peduli pendidikan. Shinta bercita-cita melanjutkan studinya ke luar negeri dan menjadi dosen, bahkan profesor suatu hari nanti.
“Rencanaku bisa dibilang sangat besar, sampai kemungkinan tercapainya hanya 0,1%. Tapi aku akan usaha keras untuk mencapai 0,1% itu apapun yang terjadi,” tegas Shinta dengan tekad bulat.
Di tengah segala pencapaiannya, Shinta tetap rendah hati dan selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap langkah yang diambilnya. Ia percaya bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menciptakan perubahan positif di dunia.
“Semua orang harus punya ambisi, tapi sayangnya di Indonesia, justru orang yang pintar dan rajin akan dicap sombong dan sok. Padahal, dengan menjadi individu yang well-educated kita akan bisa lebih melihat banyak perspektif akan suatu hal,” jelasnya.
Ketika berbicara tentang cita-citanya, Shinta tidak ragu untuk bermimpi besar. Ia ingin menginspirasi banyak orang dengan perjalanannya dan memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Aku selalu percaya bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil akan membawa kita lebih dekat pada impian kita. Meskipun jalannya mungkin berliku dan penuh tantangan, dengan tekad yang kuat dan semangat yang tak pernah padam, tidak ada yang tidak mungkin,” katanya penuh keyakinan.
Shinta, seorang gadis yang penuh semangat dan dedikasi, menjalani kehidupannya dengan berbagai peran yang beragam. Selain meniti karier akademisnya yang gemilang dan merawat kucing-kucing kesayangannya, ia juga aktif dalam kegiatan volunteering dan sedang mempersiapkan diri untuk ujian IELTS.
Meskipun ditawari berbagai kesempatan menarik, dia masih mencari arah yang jelas untuk tujuan hidupnya.
Dengan kebanyakan pilihan yang menghampirinya, dia merenungkan dengan cermat setiap langkah yang akan diambilnya, menimbang antara menjadi seorang dosen, wartawan, copywriter, atau bahkan mempertimbangkan tawaran dari perusahaan telekomunikasi ternama.
Dalam setiap langkahnya, Shinta mempertahankan semangatnya untuk mencapai impian-impiannya dan memberikan yang terbaik dalam segala hal yang dia lakukan. Hidup Shinta adalah simfoni dari perjuangan, harapan, dan cinta yang tulus.
Dari merawat kucing jalanan hingga memenangkan kompetisi nasional, dari kegagalan dalam mengejar universitas impian hingga meraih predikat lulusan terbaik.
Shinta aktif dalam setiap diskusi | Foto: Dok. Shinta
Shinta menunjukkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita berusaha dengan sepenuh hati. Setiap hari adalah lembaran baru yang dipenuhi dengan tantangan dan harapan.
Dengan senyuman dan penuh semangat, Shinta melanjutkan hidupnya dengan penuh rasa syukur dan optimisme. Dia tahu, perjalanan ini masih panjang, namun dengan tekad yang kuat, mimpi-mimpinya, baik yang besar maupun kecil, suatu hari akan terwujud.
Masa depan Shinta adalah kanvas kosong yang siap diwarnai dengan berbagai pencapaian dan impian besar. Dengan setiap langkah yang diambilnya, Shinta membawa serta harapan dan inspirasi bagi banyak orang.
Sebagai lulusan terbaik, pecinta kucing, dan calon pendidik, Shinta terus melangkah maju, membawa serta impian besar dan harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya.
Seperti yang Shinta katakan, “Rencanaku bisa dibilang sangat besar, sampai kemungkinan tercapainya mungkin hanya 0,1%. Tapi aku akan usaha keras untuk mencapai 0,1% itu apapun yang terjadi.”
Kata-kata itu menggambarkan semangat pantang menyerah Shinta dalam mengejar impian-impiannya.
Meskipun perjalanan yang dilalui penuh dengan tantangan dan rintangan, Shinta tetap teguh pada tujuannya dan terus berusaha untuk mencapai impian-impiannya. Dengan segala pencapaian dan mimpi besarnya, Shinta tetap rendah hati dan terus berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap langkah yang diambilnya.
Sebagai seorang wanita muda yang penuh semangat dan dedikasi, Shinta adalah inspirasi bagi banyak orang untuk terus bermimpi besar dan tidak pernah menyerah pada tantangan hidup.
“Hidup adalah permainan, tergantung bagaimana kita memainkannya,” tutup Shinta dengan penuh semangat, menunjukkan bahwa dengan tekad dan kerja keras, tidak ada yang tidak mungkin dalam meraih mimpi-mimpi besar. [T]
Reporter: Gusti Ayu Putu Sri Swandewi
Penulis: Gusti Ayu Putu Sri Swandewi
Editor: Adnyana Ole
Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja yang sedang menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) ditatkala.co.