TAK sekali, di ruang praktik, saya menerima pasien dengan keluhan sempat pingsan. Umumnya pasien tersebut adalah siswi sekolah atau wanita, rata-rata usia muda, entah ia seorang ibu rumah tangga atau bekerja sebagai pegawai.
Murid sekolah itu pingsan, biasanya saat mengikuti apel bendera atau ketika berolah raga. Dan menariknya, sebagian besar siswi sekolah tersebut sudah sempat dibawa ke IGD RS untuk pertolongan pertama. Info yang didapat keluarganya adalah, setelah diperiksa dokter tentu saja, tidak ditemukan adanya penyakit apa pun dalam diri remaja tersebut. Tetapi, kok pingsan?
Lalu datanglah ia bersama keluarganya ke tempat praktik saya, untuk memastikan betulkah ia tidak mengidap suatu penyakit yang berbahaya? Saya setuju dengan kesimpulan dokter IGD RS, siswi sekolah tersebut umunya tidak mengidap penyakit apa pun.
Ia sehat, namun tidak kuat. Itulah yang membuatnya pingsan saat mengikuti apel bendera atau ketika berolah raga. Karena bukan tidak sehat tetapi tidak kuat, maka terapinya bukanlah obat, melainkan latihan fisik yang teratur. Lalu, adakah kemungkinan lain penyebab wanita usia muda dengan gejala pingsan?
Secara garis besar, gejala pingsan dapat disebabkab karena fisik yang kurang kuat dan memang akibat penyakit. Oleh karena tubuh yang kurang kuat tersebut umumnya terjadi pada kelompok usia muda. Terutama pada remaja putri yang kurang teratur latihan fisik dan sering kali juga akibat masalah psikologi lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan remaja pria.
Latihan fisik teratur dan memadai sudah pasti membuat fisik menjadi lebih kuat. Contoh yang paling mudah dilihat adalah seorang pelari marathon atau ultra marathon yang dapat bertahan terus berlari hingga ratusan kilo meter. Kemampuan ini hanya bisa dimiliki orang yang tak hanya sehat, namun juga harus kuat.
Variabel kuatnya itu tidak pernah bisa dihasilkan dengan pemberian obat-obatan, namun dari latihan yang rutin dilakukan dan terus ditingkatkan intensistasnya (indurance). Bahkan seseorang yang tak sehat pun bisa saja lebih kuat daripada orang yang sebetulnya sehat.
Umpamanya seorang buruh bangunan yang mengidap diabetes tak terkontrol. Namun karena terbiasa bekerja berat, ia mampu bekerja lebih berat ketimbang orang lain yang tidak mengidap diabetes tapi jarang latihan fisik. Contohnya ya para siswi sekolah yang pingsan tadi itu. Meskipun setelah diperiksa dengan lengkap, status kesehatannya baik, namun fisik mereka tergolong lemah.
Gejala pingsan yang diakibatkan oleh penyakit medis, secara garis besar dapat pula disebabkan oleh dua kondisi. Gangguan otak atau masalah di luar otak. Pingsan dalam hal ini adalah yang terjadi secara tiba-tiba, seperti gejala pingsan pada keadaan fisik yang kurang kuat tersebut di atas. Akibat gangguan otak, misalnya pingsan karena ayan atau epilepsi.
Gejala pingsan akibat epilepsi ini ditandai dengan fase di mana pasien sempat betul-betul mengalami keadaan lupa, kemudian tersadar kembali seperti semula. Sementara pada keadaan pingsan yang disebabkan karena tubuh yang kurang kuat, yang mengalami tersebut masih dapat menyadari, melihat dengan samar-samar dan masih bisa mendengar lingkungan sekitarnya, namun tubuhnya begitu lemah sehingga tak mampu merespon.
Selain epilepsi, kondisi lain gangguan otak penyebab pingsan adalah stroke atau kerusakan pembuluh daarah otak, entah sumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Pada kondisi ini, penderitanya tidak bisa kembali pulih sadar dengan cepat.
Sedangkan penyebab di luar otak, biasanya berhubungan dengan penyakit-penyakit organ dalam. Paling sering karena jantung, kemudian disusul paru-paru terkait dengan kebutuhan oksigen, serta liver dan ginjal yang berhubungan dengan toksin atau racun yang dihasilkan oleh tubuh sendiri. Oleh penyebab-penyebab tersebut, tentu saja memang sudah ada riwayat penyakit sebelumnya.
Walaupun tetap ada kemungkinan penyakit jantung yang tak disadari sebelumnya, yang kemudian baru diketahui pertama kali saat pengidapnya mengalami pingsan. Kelainan jantung penyebab pingsan (sinkop) umumnya yang berkaitan dengan gangguan irama, kelainan katup dan juga serangan jantung koroner.
Di samping karena gangguan organ dalam, gejala pingsan dapat pula oleh karena gangguan elektrolit, kadar gula yang terlalu rendah atau cedera kepala. Selain sehat, idealnya tubuh kita pun harus cukup kuat.
Oleh karena itu, untuk sehat, perlu pencegahan dan deteksi dini berkala, sehingga dapat mengetahui kemungkinan adanya penyakit pada fase dini. Dengan begitu, jika pun tidak dapat dicegah, setidaknya penyakit bisa terdeteksi lebih dini. Itu memberi kita peluang untuk mengontrol penyakit dengan lebih baik dan mencegah komplikasi. Maka kita tetap sehat.
Untuk fisik lebih kuat, tak ada pilihan lain selain kita wajib untuk teratur dan rutin olah raga dan terus meningkatkan intensitasnya. Jangan lupa, dengan latihan fisik rutin dan teratur tersebut, dapat pula dengan cukup efektif mengatasi problem kecemasan karena tubuh akan menghasilkan endorfin saat kita berolah raga. Kalau kita diberikan kesempatan untuk memilih sehat dan kuat, keduanya, kenapa tidak?[T]
- KlikBACAuntuk melihat esai dan cerpen dari penulisDOKTER PUTU ARYA NUGRAHA