KEKUATAN desa wisata di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali, diidentifikasi pada tingginya partisipasi masyarakat dalam melestarikan alam dan budaya. Konsep BILGIT (basic integrated local genius in tourism) dapat diterapkan untuk menjamin keberlanjutan desa wisata di wilayah tersebut.
Hal itu diuraikan promovendus Agus Muriawan Putra, S.ST.Par., M.Par., dalam promosi doctor (ujian terbuka) pada Program Studi Doktor (S3) pariwisata Fakultas Pariwisata Unud di Aula Pasca Sarjana Unud, Senin (29/4/2024). Keberhasilan mempertahankan disertasi berjudul “Model Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan Terintegrasi di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan” menjadikan Agus Muriawan, M.Par., sebagai Doktor pariwisata ke- 111 yang lulus dari Prodi Doktor Pariwisata Unud.
Bertindak sebagai promotor pada penulisan disertasi tersebut Ketua Pusat Unggulan Pariwisata (PUPAR) LPPM Unud Ir. AAP Agun Suryawan Wiranatha, M.Sc. didampingi Promotor I Pengelola Jurnal Kajian Bali Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., dan Promotor II Wakil Dekan III Fakultas Pariwisata Unud Dr. Nyoman Ariana, SST.Par., Sementara itu tim penguji disertasi diketuai Prof. Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si., dengan anggotanya terdiri dari promotor dan ko-promotor bersama penguji akademisi pariwisata lainnya Prof. Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP., Prof. Dr. Ir. IGA Oka Suryawardani, M.Mgt., Ph.D., Ni Made Sofia Wijaya, SST.Par., M.Par., Ph.D., dan seorang penguji luar Unud Dr. Putu Eka Wirawan, SST.Par., M.Par., (Dosen Institut Pariwisata Bali Internasional/IPBI). Ko-promotor 1 Prof. Darma Putra yang berhalangan hadir digantikan oleh Ketua Senat Fakultas Pariwisata Dr. Putu Sudana, STT.Par., M.Par. dan tim penguji itu dilengkapi penguji undangan akademik Dr. I Ketut Antara, STT.Par., M.Par dan Dr. Sri Wedowati, STTPar., M.Par,
Agus Muriawan, M.Par menganalogikan konsep BILGIT sebagai pohon pengembangan desa wisata. Akarnya terdiri dari lingkungan alam, aktivitas pariwisata serta sosial budaya masyarakat (LAS) dilengkapi koordinasi dan tokoh masyarakat (KTM). Batang dari pohon BILGIT terdiri dari partisipasi masyarakat, aksesibilitas, maupun sumber daya manusia (PAS), bersama faktor pendanaan dan perguruan tinggi (PPT). Sementara itu, ranting, daun, dan buah pohonnya adalah pemasaran desa wisata, hospitality, dan daya tarik wisata (PHD). Konsep BILGIT yang ditawarkan Agus Muriawan, M.Par., sebagai inovasi dalam pengembangan desa wisata menghadirkan diskusi hangat antara penguji dan promovendus.
Agung Suryawan, Ph.D. dan Dr. Nyoman Ariana mempertanyakan langkah mengintegrasikan empat desa wisata untuk mendorong keberlanjutan desa wisata. Agus Muriawan memaparkan di Kecamatan Marga ada 16 desa, namun hanya empat (4) yang berpredikat desa wisata. Desa wisata tersebut Dewa Wisata Pinge, Desa Wisata Cau Belayu, Desa Wisata Tua, dan Desa Wisata Kukuh. “Tingkat partisipasi masyarakat tercatat diatas 80 persen terdiri dari partisipasi spontan dan partisipasi aktif,” kata peneliti PUPAR LPPM Unud.
Dr. Nyoman Ariana mempertanyakan ide mengintegrasikan desa wisata sangat sulit dilaksanakan mengingat desa wisata yang maju biasanya dikelola secara indipenden. “Acap kali ada persaingan antar pengelola desa wisata, jadi sangat susah diintegrasikan,” tanya peneliti PUPAR LPPM Unud tersebut. Agus Muriawan mengungkapkan ada beberapa strategi antara lain 1) meningkatkan kualitas layanan dan keramahtamahan masyarakat, 2) meningkatkan kompetensi SDM, 3) mendorong lahirnya tokoh masyarakat (local champion), meningkatkan koordinasi masyarakat serta 4) optimalisasi peran pemerintah. “Saya setuju memang susah mengintegrasikan antar desa wisata, tetapi dapat dimulai dengan menggali potensi-potensi yang dapat diintegrasikan dan harus ada pendampingan untuk menurunkan egoism diantara pengelola desa wisata melalui pengembangan paket wisata dan pelatihan bersama,” papar Agus Muriawan.
Keberadaan aktor lokal, lanjut Agus Muriawan, berpengaruh nyata dalam pengembangan desa wisata terbukti di Desa Wisata Pinge dan Desa Cau Belayu yang memiliki tokoh lokal mampu menggerakkan pembangunan desa wisata hingga berkualifikasi desa wisata mandiri, dan desa wisata maju. Penjelasan ini menjawab pertanyaan penguji Dr. Putu Sudana M.Par.
Ir. Agung Suryawan Wiranatha, Ph.D., menyatakan bangga dengan keberhasilan Agus Muriawan, M.Par., yang menyelesaikan studi doktor dalam waktu yang singkat. “Semangat promovendus sangat luar biasa, hari ini dikembalikan draftnya dalam waktu dua hari sudah menyetor perbaikan. Padahal yang bersangkutan sangat sibuk tetapi Pak Agus bisa menyelesaikan studi dengan sangat cepat,” ujar Ketua PUPAR Itu seraya meminta Agus Muriawan tetap berkontribusi kepada PUPAR ke depannya. [T][Rls/Sar]