INDUSTRI film Indonesia berkembang pesat dan menjadi sorotan dunia dalam satu dekade terakhir. Hal ini menunjukkan perkembangan yang mengagumkan dalam menciptakan karya-karya sinema yang berani dan inovatif. Meskipun begitu, masih ada kesenjangan yang perlu diatasi, terutama dalam hal pemerataan kapasitas dan wawasan para pembuat film pemula di Indonesia.
Untuk mengatasi tantangan ini, Lab Indonesiana Manajemen Talenta Nasional Seni Budaya di bawah naungan Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia bersama dengan Minikino di bawah naungan Yayasan Kino Media, meluncurkan sebuah program inovatif bertajuk Shorts Up.
Shorts Up adalah sebuah inisiatif yang didedikasikan untuk mengembangkan bakat-bakat baru di industri film Indonesia yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 hingga 9 Juni 2024 di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Restu Gunawan mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk memperkuat dan memajukan ekosistem bidang perfilman.
“Melalui kegiatan ini kami mendukung para sineas-sineas berbakat untuk mengembangkan potensi mereka bersama para ahli di bidang film,” kata Restu Gunawan,
Restu Gunawan melanjutkan, pihaknya mendukung penuh perkembangan dan akses para filmmaker Indonesia untuk menuju panggung perfilman internasional.
“Kami optimis melalui program-program yang bersifat peningkatan kapasitas sumber daya, industri perfilman Indonesia akan mampu bersaing secara global,” kata Restu.
Shorts Up bertujuan memetakan dan mendampingi bibit-bibit filmmaker Indonesia, memberikan mereka akses dan peluang yang setara untuk berkembang dalam dunia perfilman. Berfokus pada film pendek, program ini menjadi langkah awal yang paling strategis menuju berbagai produksi yang lebih besar dan ambisius.
Kegiatan Shorts Up dirancang sebagai sebuah bentuk lokakarya dan pendampingan yang berkelanjutan. Hari pertama kegiatan akan dibuka dengan sesi pembekalan bagi delapan kelompok produksi terpilih, bersama para mentor dan seluruh panitia penyelenggara.
Pembekalan ini penting untuk membangun rasa kepercayaan dan kenyamanan antara peserta dan mentor, yang akan menjadi kunci kesuksesan dalam proses pembelajaran selanjutnya.
Pada hari kedua dan ketiga, peserta akan terlibat dalam berbagai kegiatan, termasuk pemutaran film pendek karya mereka yang akan dibahas secara kritis bersama mentor dan peserta lainnya.
Selain itu, mereka akan mendapatkan sesi sharing bersama para mentor berpengalaman tentang seni dan manajemen produksi film pendek. Peserta juga akan memiliki kesempatan untuk melakukan presentasi pitch deck project film pendek yang ingin mereka kerjakan di hadapan para mentor.
Melanjutkan rangkaian kegiatan di Pulau Lombok, peserta Shorts Up juga akan menjalani pendampingan secara daring dan juga selanjutnya dipersiapkan untuk dilibatkan dalam Short Film Market di festival film pendek internasional Minikino Film Week 10 di Bali pada bulan September mendatang.
Para peserta akan berpartisipasi aktif dalam forum-forum dan panel diskusi. Termasuk acara-acara yang khusus yang memang dirancang untuk peserta Shorts Up. Melalui acara di Short Film Market ini, mereka kembali mendapatkan suntikan wawasan berharga dari para narasumber profesional di industri film nasional dan internasional.
Beberapa nama yang dipersiapkan untuk menjadi mentor tahun ini adalah Putu Kusuma Wijaya, sutradara yang baru saja merilis film panjang pertamanya, Jayaprana Layonsari; Ursula Tumiwa, produser film dokumenter; Khozy Rizal, sutradara film muda dengan berbagai penghargaan film internasional; dan Putri Sarah Amelia, akademisi dan praktisi film.
Selanjutnya, Short Film Market di Minikino Film Week 10, Bali International Short Film Festival juga akan menghadirkan para profesional serta nama-nama penting dari industri film pendek internasional.
Kolaborasi ini semakin mempertegas komitmen bersama untuk memajukan industri film Indonesia dengan memperkuat generasi baru pembuat film yang berbakat dan berpotensi.
Melalui rangkaian kegiatan Shorts Up ini, diharapkan industri film Indonesia akan dibanjiri dengan ide-ide segar dan bakat-bakat baru yang semakin berkualitas. Program ini juga diharapkan membawa warna baru serta visi yang berbeda dalam panorama perfilman Indonesia dan di panggung dunia. [T]