1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Karang Binangun Menjelang Lebaran

JaswantobyJaswanto
April 9, 2024
inEsai
Libur Hari Jumat

tatkala.co

PADA malam menjelang 29, sehari sebelum lebaran, di depan pintu setiap rumah, entah pintu depan, samping, maupun belakang, terdapat bonggol jagung yang dilumuri minyak tanah lalu ditusuk sebatang buluh—seperti hendak membakar jagung—dan dipacak di tanah kemudian dibakar. Bonggol itu menjelma obor kecil yang meliuk diterpa sore yang gerah. Orang Dusun Karang Binangun menyebutnya “colok”.

Tak jelas kapan tradisi ini dimulai. Dan tak jelas pula apa tujuannya. Di Karang Binangun, sejarah gelap seperti gang-gangnya yang sempit. Tetapi, terkait tujuannya, menurut kakek-nenek, colok ini sebagai penerang bagi arwah-roh mereka yang lebih dulu mangkat, yang berkunjung ke rumah saat malam 29. Penjelasan yang agak sulit diterima memang, tapi ini kepercayaan yang sudah dianut berabad-abad silam.

Menjelang lebaran, selain membakar colok dan menancapkannya di depan setiap pintu, Dusun Karang Binangun tampak lebih bergeliat. Ibu-ibu sibuk di dapur, membuat jajanan yang akan dihidangkan di meja tamu. Jajanan macam peyek, kacang asin, marning, keripik singkong, dan keripik pisang, biasanya diatasi sendiri. Selebihnya, jajanan yang dianggap lebih kekinian, mereka memburunya di pasar.

Hari-hari seperti ini, bagai tak ada celah di pasar desa maupun kecamatan. Lapak-lapak kue kering dan jajanan ringan, lapak pakaian, sendal, kupluk, sampai lapak bunga, diserbu masyarakat. Bunga? Ya, untuk ditabur di kuburan keluarga—nyekar, ziarah.

Tapi sebelum nyekar, sementara ibu-ibu sibuk di pasar dan di dapur, bapak-bapak di Karang Binangun berbondong-bondong ke kuburan untuk melakukan resik—kegiatan bersih-bersih area pusara menjelang hari raya. Resik ini biasanya dilakukan dua hari sebelum Idulfitri. Maka, jika kau berkunjung ke Karang Binangun hari ini, kau tak akan mendapati semak-belukar di antara nisan yang ranggas.

Setelah resik di kuburan, para lelaki lanjut resik-resik di rumah. Mereka mengoyak sarang laba-laba yang bergelayut di sudut-sudut ruangan. Mengepel lantai, mencabut rumput liar di halaman dan di pinggir jalan, membenarkan letak meja-kursi setelah mencucinya dengan kasar, dan menata semua hal untuk dua tujuan utama: terlihat rapi dan layak huni.

Pekerjaan tak selesai di situ, pakan kambing dan sapi harus segera dipikirkan. Rumput dan reramban harus dikumpulkan lebih banyak dari hari biasanya. Setiap orang yang memiliki ternak harus menyiapkan tabungan pakan sebelum lebaran. Ini penting! Sebab pada saat hari raya, sebelum Asar menjelang, tak ada orang yang bekerja. Semua orang di rumah. Tapi setelah Asar, bapak-bapak akan ke tegal memberi pakan ternak. Lepas itu pulang, menyambut sanak-tetangga yang hendak beranjangsana.

Tapi itu hanya berlaku saat hari raya saja. Sehari setelahnya, orang-orang Karang Binangun akan kembali seperti hari-hari biasa—kembali ke pengaturan awal sebagai petani yang lebih banyak menghabiskan waktu siang hari di ladang daripada di rumah.

Dalam diri orang Karang Binangun, sebenarnya mereka nyaris menikmati puasa sepanjang hidup dan hari raya setiap harinya. Dalam kehidupan sosial dan politik, misalnya, mereka dipaksa puasa secara sistemik. Menahan diri untuk tidak memiliki hak sebagai warga negara secara sejati. Tapi bisa merayakan kebahagiaan hidupnya setiap hari dengan caranya sendiri.

Dan dalam hidup, sebagian dari mereka menahan lapar dari modernitas dan kemajuan dunia di luar sana. Tapi puas dan kenyang terhadap rasa syukur akan orisinalitas hidup mereka yang default dari Tuhan.

Karang Binangun menjelang lebaran adalah dusun yang dilanda ketidakpastian musim. Sekarang musim sangat susah diramal. Layaknya judi togel. Ada waktu-waktu tertentu ketika matahari bersinar dengan terang—dan panas, panas sekali. Tetapi hanya sepersekian menit dan tanpa diduga-duga, angin kembali mengirim matahari pulang, membuat terbirit-birit kumpulan awan hitam—walaupun terik membakar lebih banyak mengguyurnya daripada air yang menyejukkan. Tuhan, kacang tanah kami butuh air.

Saat panas, jalanan seperti dipanggang dan angin kering berembus membawa debu dan aroma kotoran ternak. Orang-orang berlalu-lalang dengan gerutu-gerutu. Para perempuan berkumpul di tiap-tiap beranda rumah sambil berbicara banyak hal—bahkan tak sanggup saya uraikan di sini. Setiap menit pembicaraan, mereka mengungkapkan teori yang sama bahwa matahari sesungguhnya tidak sepanas ini beberapa tahun sebelumnya.

Gumpalan rumput kering menggelinding dan berhenti terhalang pematang. Kemarau adalah musim yang dibenci kalong. Buah-buahan tidak mereka temukan. Serangga pun seperti tulisan yang dilalap oleh karet penghapus. Lenyap entah ke mana. Pada saat seperti ini, Karang Binangun tak lebih dari dusun miskin tegalan yang meratapi ketidakberdayaan di tengah tsunami modernitas yang nggegirisi.

Menjelang lebaran seperti sekarang, saatnya orang-orang Karang Binangun yang merantau—seperti saya—pulang ke rumah masing-masing, mudik. Perantau-perantau, termasuk saya, adalah jenis orang yang pandai menutupi luka-luka. Nyaris tak satu pun cerita sengsara di tanah seberang digumamkan. Otomatis, tanpa disadari, seolah hanya cerita manis dan capaian-capaian gemilang yang patut disampaikan. Kami, para perantau-perantau kampungan ini, adalah pembohong-pembohong ulung menjelang akhir Ramadan. Percayalah!

Ah, Karang Binangun yang kecil. Tempat saya dilahirkan. Tempat saya menusuk biji-biji mete dan menyusupkannya ke lapis terdalam dedaunan kering yang dibakar. Saat biji-biji itu mengepul dan hitam arang, saya membukanya dengan batu. Serpihan arangnya memberi noda di tepi beton telaga kecil berair cokelat—tempat saya memasukkan kaki ke dasarnya yang berlumpur dan penuh dengan pecahan rumah keong. Sebutir inti, kacang kecil di antara pecahannya, akan menggelinding ke mana saja. Saya hanya perlu mengusapnya dengan ibu jari, bahkan kadang tidak, sebelum memamahbiaknya.[T]

Tags: Idulfitrikampung halamanLebaranmudikRamadan
Previous Post

Anomali Bahasa Putu Wahya Santosa Dalam Novelet ”Aji Kecubung”

Next Post

Hal yang Didapat dan Hal yang Ditinggalkan Saat Antrean Pemudik di Gilimanuk

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Hal yang Didapat dan Hal yang Ditinggalkan Saat Antrean Pemudik di Gilimanuk

Hal yang Didapat dan Hal yang Ditinggalkan Saat Antrean Pemudik di Gilimanuk

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co