2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Seniman Padangtegal Ngayah Melukis Kober Dewata Nawa Sanga di Pura Penataran Keloncing, Padangtegal, Ubud

Wayan Diana PutrabyWayan Diana Putra
March 26, 2024
inKhas
Seniman Padangtegal Ngayah Melukis Kober Dewata Nawa Sanga di Pura Penataran Keloncing, Padangtegal, Ubud

Lukisan pada kober di desa Adat padangtegal | Foto-foto: Dok. Diana Putra

PURA Penataran Keloncing adalah pura yang berdiri sejak masa pemerintah Arya Dauh menjadi Pacek (wakil raja) di Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali, kisaran tahun 1750. Bahkan keberadaan Pura Penataran Keloncing sudah ada lebih dahulu dari penetapan Padangtegal menjadi status desa adat pada tahun 1925.

Setelah dietapkan dengan status Desa Adat Padangtegal dengan konsep Khayangan Tiga (Desa, Puseh, Dalem) sebagai kiblat keagamaan Hindu yang dianut oleh seluruh warga, Pura Penataran Keloncing masuk ke dalam klasifikasi pura manca (pengabih/pendamping) sama halnya dengan Pura Panti Tohjiwa, Pura Padang Kerta dan Pura Taman Sari.

Kober Hanoman & Betara Gana | Dok. I Wayan Diana Putra

Pura Penataran Keloncing hingga saat ini di-empon/di-sungsung oleh 95 KK yang terdiri dari Banjar Padangtegal Kaja dan Padangtegal Mekarsari. Pujawali di Pura Penataran Keloncing jatuh pada setiap Buda Manis Medangsia. Tingkatan pujawali yang diambil terdapat tiga jenis tingkatan upakara yaitu 1) Tumpeng Solas, 2) Mepereman/Pereman dan 3) Pedudusan Alit (Nyatur).

Ketiga jenis tingkatan upakara rutin diselenggarakan dalam siklus enam bulanan (210 hari) dimulai dari upacara tumpeng solas dengan perayaan selama satu hari. Enam bulan berikutnya dilaksanakan upacara Mepereman/pereman dengan pelaksanaan selama dua hari, sedangkan enam bulan selanjutnya dilaksanakan upacara dengan tingkatan pedudusan alit/nyatur dengan pelaksanaan upacara selama 4 hari.

Setelah pelaksanaan upacara pedudusan alit/nyatur maka enam bulan berikutnya kembali melaksanakan upacara dengan tingkatan tumpeng solas, begitu seterusnya.

Selain bidang upakara untuk menunjang kegiatan ritual di Pura Penataran Keloncing juga diperlukan sarana-sarana lain seperti tedung, umbul-umbul, bandrangan dan kober yang disebut dengan uperengga. Uperengga ini berfungsi sebagai pengramen (memeriahkan) dan juga dapat berfungsi sebagai pengawal prosesi petedunan (arak-arakan) Prelingga/Pretima dari Pura Penataran Keloncing seperti umbul-umbul, bandrangan dan kober.

Uperengga berupa kober di Pura Penataran Keloncing saat ini kondisinya sudah rusak, sehingga perlu dilakukan perbaikan, maka atas dasar itu pengurus/prejuru pura menyepakati dilakukan pengadaan kober baru yaitu 4 buah kober ameng-ameng dan 9 kober Dewata Nawa Sanga. Oleh sebab itu berdasarkan rapat/paruman prejuru diputuskan untuk membuat kober ameng-ameng dan Dewata Nawa Sanga dengan meminta bantuan kepada pelukis tradisi gaya Ubud yang tersebar di seluruh Desa Adat Padangtegal.

Pada tanggal 1 Januari 2024 dilakukan kegiatan nguwedin (memohon bantuan dengan mendatangi rumah) pelukis dari se-Desa Adat Padangtegal untuk memohon bantuan tenaganya untuk dapat membantu melukis kober ameng-ameng dan Dewata Nawa Sanga di Pura Penataran Keloncing.

Seniman Lukis Ngayah Melukis Kober Dewata Nawa Sangga | Dokumen. I Wayan Diana Putra

Hari Sabtu tanggal 3 Januari 2024 bertepatan dengan hari Tumpek Uduh/Bubuh/Wariga sebagai hari pemuliaan tumbuh-tumbuhan di Bali dilakukan upacara nuasen (hari pertama) melukis kober Dewata Nawa Sanga dan Ameng-ameng. Uniknya secara tidak sengaja kober Dewata Nawa Sanga yang diambil pertama untuk dikerjakan adalah kober dengan lukisan Dewa Sangkara. Dalam konsep Dewata Nawa Sanga, Dewa Sangkara diyakini sebagai penguasa serta penjaga arah barat laut sekaligus sebagai dewa dari segala tumbuh-tumbuhan. Jadi sangat menarik memulai melukis kober Dewata Nawa Sanga dengan figure Dewa Sangkara (Warna hijau) justru di hari pemujaan tumbuh-tumbuhan.

Selain itu figure lain yang dilukis untuk melengkapi Dewata Nawa Sanga adalah Dewa Wisnu (warna hitam), Dewa Sambu (warna abu-abu), Dewa Iswara (Warna Putih), Dewa Maheswara (warna dadu/pink), Dewa Brahma (warna merah), Dewa Rudra (warna orange), Dewa Mahadewa (warna kuning) dan Dewa Siwa (warna manca warna). Sedangkan untuk kober ameng-ameng berjumlah 4 buah terdiri dua berwarna biru dan dua berwarna hitam. Kober berwarna biru dilukis tokoh Hanoman dan Gana/Ganesa, sedangkan kober warna hitam dilukis dengan figur garuda dan wilmana (raksasa bersayap).

Proses melukis kober Dewata Nawa Sanga di Pura Penataran Keloncing dilakukan selama 9 hari. Menariknya lama hari yang dilewati dalam proses melukis kober nawa sangga tepat merujuk pada angka 9 (nawa-sanga).

Proses melukis kober nawa sangga dan pengameng-ameng dilakukan dengan tiga tahapan: 1) tahap nyeket (sketsa), 2) tahap ngwarnin (mewarnai dasar) dan 3) Proses nyigar dan nyenter (gradasi). Pada tahap nyeket pola-pola anatomi dan pola ornament dibuat secara umum dalam istilah Bali disebut bagal.

Terdapat tiga orang seniman lukis yang dipercaya untuk nyeket atau membuat sketsa yaitu: I Wayan Wartama, I Wayan Supartama dan I Wayan Nik Suardana. Ketiga seniman lukis tersebut merupakan seniman lukis bereputasi dalam hal anatomi wayang. I Wayan Wartama bertugas membuat sketsa dari tokoh Dewa Wisnu, Dewa Sambu dan Iswara. I Wayan Supartama membuat sketsa tokoh Dewa Siwa, Dewa Mahadewa dan Dewa Sangkara. Tokoh Dewa Brahma, Dewa Maheswara dan Dewa Rudra disketsa oleh I Wayan Nik Suardana. Setelah proses nyeket selesai maka dilakukan proses ngwarnin (mewarnai).

Proses ngwarnin (mewarnai) dilakukan oleh 19 pelukis yang terdiri dari gabungan seniman lukis se-Desa Adat Padangtegal yang diminta bantuan melukis oleh krama pemaksan Pura Penataran Keloncing. Melihat dari 19 jumlah pelukis yang ikut mewarnai kober nawa sangga ini kembali didapatkan unsur angka Sembilan.

Dalam proses mewarnai ini seluruh tokoh dewa diwarnai sesuai dengan karakter dari masing-masing dewa dalam konsep Dewata Nawa Sangga. Elemen pokok yang diwarnai adalah bagian anatomi tubuh, pepayasan (hiasan) dan bingkai dari kober yang disketsa dengan motif bun-bunan (jalinan daun-daunan).

Lukisan kober | Dok. Diana Putra

Terdapat hal menarik dalam urusan menyampur warna untuk digunakan sebagai warna dasar, seperti untuk membuat warna putih tidak hanya menggunakanwarna putih saja namun dicampur dengan sedikit warna merah. Begitu juga ketika membuat warna merah ditambahkan sedikit warna putih. Hal tersebut bertujuan untuk memperkuat warna dalam istilah Bali disebut mayunin, warna putih dicampur merah bertujuan untuk menghadirkan kekuatan darah dari warna merah dan warna merah dikuatkan dengan putih sebagai warna tulang.

Teknik menyampur warna seperti itu merupakan sebuah kekayaan intelektual pelukis Bali yang memadukan unsur estetika dengan spiritual. Setelah selesai melakukan proses ngrwanain (mewarnai) maka proses terkahir disebut dengan nyigar dan nyenter.

Tahap nyigar dan nyenter merupakan proses finishing. Dalam proses terakhir ini dilakukan detail garis dan gradasi warna. Nyigar adalah membuat harmoni warna dari dasar keras ke arah warna lembut atau dari intensitas pekat menuju terang. Melalui proses nyigar melahirkan dinamika dan lukisan tidak terkesan menoton.

Setelah dilakukan proses nyigar maka kemudian dilakukan proses nyenter. Nyenter adalah proses untuk memberikan kesan anatomi yang terkena sinar. Proses nyenter bertujuan untuk mempertegas dimensi pada bidang datar sehingga lekuk-lekuk anatomi menjadi lebih tegas dan lebih hidup.

Untuk melengkapi kober nawa sangga maka diperlukan katik (tiang) dan senjata sesuai dengan konsep Dewata Nawa Sangga. Adapun katik kober nawa sangga dikerjakan oleh pengerajin tedung adat Bali yaitu Pengerajin Tedung Adat Puspa Mekar dari Desa Anggabaya, Penatih, Denpasar Timur. Sedangkan tatahan senjata Dewata Nawa Sangga dikerjakan oleh seniman tatah emas I Made Pada dibantu oleh asistennya I Wayan Sukiantara.

Lukisan kober | Dok. Diana Putra

Akhirnya pada hari Soma Wage wuku Medangsia tanggal 18 Maret 2024 seluruh kober Dewata Nawa Sangga dan kober pengameng-ameng lainnya diupacarai dengan upakara Prayascita. Tujuan upakara prayascita adalah untuk membersihkan seluruh kekotoran dalam bentuk in-material selama proses pembuatan kober dan dapat digunakan untuk kepentingan upacara ritual yang sakral.

Pada hari Anggara Keliwon wuku Medangsia tanggal 19 Maret 2024 kober Dewata Nawa Sangga beserta kober pengameng-ameng (Hanoman, Gana, Garuda dan Wilmana) mengawal prosesi melasti Ida Betara-Betari Pura Penataran Keloncing menuju Pura Gunung Lebah, Campuhan, Ubud. [T]

Yowana Padangtegal Ngayah Upacara Atiwa-Tiwa: Menjaga Hubungan Sosial Sekaligus Belajar Estetika
Pawodakan Ida Ratu Lingsir di Padangtegal: Tetap Gunakan Warna Bali dari Tulang, Tanduk dan Batu-batuan
Pawodakan Tapakan Ida Ratu Lingsir Desa Adat Padangtegal: Seniman pun Jadi “Pengayah”
Tags: baliDesa Adat PadangtegalGianyarkoberUbudupacara hindu
Previous Post

Tangani Cedera Olahraga dengan PRICE dan “Sport Massage” (Part 1)

Next Post

Tradisi Tadarus Al-Qur’an Bersama di Rumah-Rumah Warga Saat Bulan Puasa

Wayan Diana Putra

Wayan Diana Putra

I Wayan Diana Putra, S.Sn., M.Sn. Dosen Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar. Komposer Gamelan Bali.

Next Post
Tradisi Tadarus Al-Qur’an Bersama di Rumah-Rumah Warga Saat Bulan Puasa

Tradisi Tadarus Al-Qur'an Bersama di Rumah-Rumah Warga Saat Bulan Puasa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co