PASAR itu tak harus bangunan megah, bertingkat dan luas. Pasar bisa diciptakan dengan inisiatif yang sederhana, namun dibuka dengan konsep yang jelas.
Kini ada pasar yang diciptakan dengan konsep yang sederhana, jelas, dan kreatif. Namanya, Pasar Intaran. Lokasi, di areal Rumah Intaran, di tepi Jalan Raya Kubutambahan-Kintamani, tepatnya di Desa Bengkala, Kubutambahan, Buleleng, Bali.
Pasar ini dibuka untuk pertama kali pada Minggu, 17 Februari 2024, dan rencananya akan terus dibuka pada setiap Hari Minggu, mulai pukul 08.00 hingga pukul 12.00 Wita.
Di pasar ini terdapat sejumlah penjual dengan barang-barang yang tak sembarang. Barang-barang yang dipajang tak ditemukan secara liar di sembarang tempat. Bukan berarti barang itu ekslusif, namun lebih pada sifat kreatif dari barang itu, yang diproduksi dengan mengutamakan kualitas, sehingga tak bisa diciptakan secara massal dalam waktu yang cepat.
Semua itu adalah barang-barang unggulan Bali Utara yang telah terkurasi dengan baik. Oh ya, penjual dan apa yang dijual di Pasar Intaran itu sebelumnya memang dikuarsi dengan ketat. Jadi memang tak sembarang barang, tak sembarang jajanan, dan tak sembarang makanan bisa dijual di pasar itu.
Suasana di Pasar Intaran, Rumah Intaran, Desa Bengkala, Buleleng, Bali | Foto: Don Rare
Pada pembukaan perdana Pasar Intara terdapat produk Pagi Motley Studio, di mana perusahaan ini memproduksi kain, tentu juga dengan produk pakaian, dengan pewarna alam.
Ada juga Din’z handmade yang terkenal dengan produk dengan kain pewarna alami, dan dengan desain yang dibuat dengan tangan oleh perancangnya, Dina Widiawan.
Ada produk artisan dan daging babi hitam dari Koperasi Pangan Bali Utara, ada Kopi Banyuatis dengan VW Kopling, ada jajanan khas Bali utara, buah unggulan bali utara, jamu corner, arak testing, dan ada juga bibit pohon langka yang bisa dibeli.
Pasar ini sejuk, karena dikelilingi pohon intaran dengan desain tempat yang tak jauh-jauh dari suasana pedesaan.
Gede Kresna, pengelola Rumah Intaran, mengatakan di Bali Utara terdapat banyak produk bagus. Tapi, “Saya pikir ruangnya belum cukup banyak,” katanya.
Untuk itulah Pasar Intaran dibuka. Pasar ini dibuka untuk menciptakan ruang temu bagi produk-produk unggulan yang ada di Buleleng ini.
Selain itu Padsar Intaran juga “menjual” gagasan di sini. Atau setidaknya orang yang datang bisa mendapatkan gagasan-gagasan baru untuk pengembangan ekonomi kreatif di Buleleng.
Workshop menganyam botol di Pasar Intaran | Foto: Don Rare
Menurut Gede Kresna, banyak orang merindukan ruang yang di dalamnya terdapat perputaran ekonomi kreatif. Baik dari persoalan masyarakat dan keseharian juga.
“Paling tidak (dengan adanya Pasar Intaran), gap yang tidak terhubung bisa diakses,” katanya.
Pasar Intaran akan dibuka setiap Minggu. Tantangannya, kata Gede Kresna, ya menjaga konsistensi itu. Kalau konten di pasar ini semua produk Buleleng sampai balinese tradisional healing.
“Kami ingin tempat ini jadi tempat berjualan dan juga rumah edukasi untuk anak. Ini yang perdana ada 8 tenan, dan nanti ada penambangan lagi,” kata Gede Kresna.
Jajanan dan pangan tradisional di Pasar Intaran | Foto: Don Rare
Selain itu, pada pembukaan perdana Pasar intaran juga digelar workshop yang berkaitan dengan pasar. Ada juga diskusi soal pasar Bali kuno.
“Kami sett ini untuk 6 bulan kedepan. Kami lihat perkembangannya seperti apa. Tanpa dukungan para teman-teman kreatif ini pasar Intaran tidak hidup. Para tenan itulah tulang punggung Pasar Intaran itu,” katanya. [T]
Reporter: Rusdy Ulu
Penulis: Rusdy Ulu
Editor: Adnyana Ole