2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Arunika, Terminal Dua Keberangkatan Alit S Rini

Nengah KertalangubyNengah Kertalangu
February 5, 2024
inKhas
Arunika, Terminal Dua Keberangkatan Alit S Rini

Alit S Rini dan buku Arunika

CANDI bentar tua menjulang dan di ujungnya bulan bundar sangat menawan. Itu di  sebuah griya, di sebuah desa tempat kelahiran leluhurnya, sebuah keluarga Brahmana. Sebuah  bangunan  piasan di tengah merajan tua.

Tidur bergerombol di bawah kolongnya dengan kawan-kawan kecilnya serta saudara-saudaranya tanpa sekat pembatas. Juga, cerita horor  dari para tetua, adalah masa kanak-kanak yang indah, gembira tanpa sekat.Itu dunia kecilnya yang baur terasa hilang ketika kembali ke kota.    

Menjadi urban berarti mengambil jarak. Itu dipertanyakan oleh Alit S Rini saat  pembatasan mulai dirasakan.

Dunia masa kecilnya lambat-laun adalah romantisme yang hilang. Sesuatu yang asing tiba-tida dan dirindukannya. Terutama pembauran dan bahasa ekspresif yang santun dan akrab.

Urbaninasi tak hanya mengubah seting namun juga perilaku, sistem pola asuh yang  terasa lebih mengintervensi atas dasar kecemasan, bukan karena keselamatan karena kota yang hingar. Kesadaran tentang yang lian dibangun. Ruang ekspresi dan komunikasi dikontrol demikian rupa. Keluar berarti ancaman. Sesuatu tentang kemanusiaan mulai memasuki wilayah pertanyaan dalam hati,tanpa ada jawaban.

Dunia sekolah dengan kawan-kawan di sekolah dasar (SD) 6, di Jalan Melati Denpasar, tak lebih dari 500 meter letaknya dari rumah tinggal di Jalan Anggrek, memberikannya kembali keakraban berteman. Komukasi dengan bahasa Bali yang ekspresif  terasa menyenangkan.

Begitu juga ketika bersekolah di SLUB 1 Saraswati hingga di SMA 1 Denpasar. Duabelas tahun bersekolah dan 4 tahun di Fakultas Sastra Jurusan Sastra Inggris di Universitas Udayana baru menyadari apa sejatinya sebuah identitas.

Santiago, tokoh nelayan tua dalam The Old Man And The Sea, karya Hemingway dan lukisan Dewa Ruci, hadiah dari seorang teman dekat menjadi arah diskusi perjalanan tentang identitas hingga eksistesi. Itu kemudian menjadi materi skripsinya dengan judul “Filsafat Eksistensialisme Dalam Novel The Old Man In The Sea karya Hemingway” di tingkat doktoral.

Seorang dosen, usai ujian skripsi,  bertanya, ”Anda Dayu?”

Ia gelisah dengan pertanyaan itu. Namun ia merasa beruntung ketika Umbu Landu Paranggi memberikan semacam status nyineb wangsa dengan nama pena Alit S Rini dalam puisi yang dimuat di koran Bali Post. Ketika itu ia baru belajar menulis puisi di tahun 1980-an dengan terbata-bata memasuki dunia kepenyairan.

“Ruang ekspresi re-kreatif dan kreatif saya temukan lewat puisi dan esei sastra atas jasa Umbu. Dia guru spiritual lewat jalan puisi,” kata Alit.

Alit S. Rini kemudian menjelahi dunia kerja sebagai jurnalis di koran Bali Post. Itu karena puisi. Semula sebagai penerjemah. Lalu memegang rubrik budaya,agama,adat dan pendidikan, rubrik opini sekaligus. Mulai merekrut teman di luar koran dan melanglang menemukan seniman, orang-orang dan tokoh agama, adat, budayawan serta masyarakat lainnya untuk memantapkan rubrik yang dipegang. Liputan di rubriknya sempat menjadi rujukan orang asing, sebagai informasi, penelitian, hingga disediakan mesin foto copy oleh kantor.

Dunia kepenyairan mulai menyadarkan, dia lalu menerbitkan buku kumpulan puisi pertama “Karena Aku Perempuan Bali” (Arti Fondation, 2003) yang isinya sekitar wilayah rubriknya dan pertanyaan krtitis terkait eksistensi perempuan di tengah budaya, adat dan agama. Itu buku puisi berisi kritik sosial, menurut Dharma Putra yang kini profesor di Universitas Udayana dalam kata pengantar yang ditulisnya.

Buku kumpulan puisi “Karena Aku Perempuan Bali”  boleh disebut “terminal satu” keberangkatan dari menulis puisi di tahun 1980 hingga 2003. Dua puluh tahun kemudian buku kumpulan puisinya “Arunika” (Pustaka Ekspresi, 2023) sebagai terminal kedua. Buku “Arunika” ini mendapat penghargaan sebagai buku puisi terbaik versi Majalah Tempo 2023, yang baru bebarapa hari lalu diumumkan secara luas.

Apakah sejak dulu bercita-cita jadi penyair?

Sebuah pertanyaan yang mengagetkan baginya. Sebab baginya, menulis puisi cara lain untuk mengisi hidup. Memberi cara lain dalam memandang peristiwa dan menyadari kehidupan sosial adalah sebuah teks yang berubah, hidup dan harus terus dibaca ulang dan terus-menerus. Disebut penyair hanya dampak. Hanya penanda.

”Saya keluar dari identitas kelahiran dan identitas kepenyairan, ketika saya harus terlibat kegiatan adat, agama dan dalam pergaulan keluarga besar atau masyarakat umum di bebanjaran. Dengan begitu saya dapat begitu banyak bahan pemikiran untuk jadi puisi,“ ujar Alit.  Selanjutnya, “Dulu di keluarga asal saya amat sinis dengan kata seniman!”

Ketika ditanya balik, tapi, Anda memiliki teman hidup juga penulis puisi?

“Ya itu sebuah pilihan sadar. Puisi mengantarkan saya mendapatkan rasa percaya diri. Bertemu  pendamping hidup sekaligus teman diskusi dan saling menuntun ke arah kesadaran spiritual melalui jalan estetika bersama-sama. Menemukan kehidupan yang hangat dalam keluarga,” kata Alit.

Selanjutnya…

“Saya bisa memiliki sejumlah lukisan yang menjadi mimpi di masa remaja, terasa mewah dan rasanya tak terjangkau di masa lalu. Dulu tembok luas di rumah terasa luas ingin dihiasi satu atau dua lukisan sebaliknya sekarang rumah pun terasa sempit sebab  temboknya dipenuhi dengan koleksi lukisan yang saya kumpulkan sejak 2003 lalu,” ujar Alit.

Dua lukisan sang pendamping hidup menjadi cover  pada dua buku puisinya.

“Lukisan untuk cover buku  pertama, sayangnya hilang. Menjadi seniman atau tidak toh saya sudah berada di dalamnya. Seperti ujar sang guru, Umbu, kepada saya, menjadi penyair atau tidak itu tak masalah namun harus bisa mengapresiasi karya seni. Itu pemikiran yang seharusnya jadi visi ke depan dalam pendidikan kita sebab estetika dasarnya adalah imajinasi,” kata Alit. [T]

“Arunika” Karya Alit S Rini, Buku Puisi Terbaik Pilihan Tempo 2023
Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api
Sastra Indonesia di Bali | Sebelum dan Semasa Umbu Landu Paranggi
Tags: Alit S Rinibuku puisikumpulan puisiPuisisastraSastra Indonesiasastra indonesia di Balisastrawan bali
Previous Post

Kolektif, Gairah, dan Antuasiasme Bingar Showcase! #Vol2 di Uncle Ben’s 23

Next Post

77 Tahun HMI: Membaca Kembali Pemikiran Lafran Pane

Nengah Kertalangu

Nengah Kertalangu

Penulis tinggal di Denpasar

Next Post
77 Tahun HMI: Membaca Kembali Pemikiran Lafran Pane

77 Tahun HMI: Membaca Kembali Pemikiran Lafran Pane

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co