SEKITAR 200 orang petani, penggiat lingkungan di Bali dan dari luar Bali, di antaranya dari Lampung, Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya, mengikuti kegiatan kelas pertanian dengan ecoenzyme di Hotel Sully Resort dan Spa di Peliatan Ubud Gianyar, mulai 27 Januari hingga 28 Januari 2024.
Kegiatan pertanian dengan ecoenzyme ini menghadirkan pakar pertanian yakni Dr. Joean dan Mrs. Lyu Ming yang memberikan materi serta praktek pertanian organik, serta membagikan pengetahuan tentang membedakan makanan organik dan makanan non organik.
Selain itu juga ada materi tentang pengaplikasian ecoenzyme di bidang pertanian di lahan sawah dan kebun, serta untuk peternakan
Kegiatan ini juga dihadiri sekaligus dibuka oleh anggota DPD RI perwakilan Bali, Made Mangku Pastika, yang juga dikenal sebagai mantan Gubernur Bali.
Mangku Pastika mengapresiasi dan kagum karena masyarakat makin banyak yang punya kepedulian dengan pertanian. Kegiatan ini sangat baik dan harus diikuti dengan serius tapi santai. “Apalagi nanti ada prakteknya ini akan lebih mudah kita paham,” katanya.
Pastika mengatakan, kegiatan ini adalah swadarma kita dalam merawat dan memelihara lingkungan kita. “Ini sebuah kewajiban kita untuk merawat alam kita sebagai penerapan filosofi Tri Hita Karana,” katanya.
Mangku Pastika saat pembukaan kelas pertanian | Foto: Praja
Menurut Pastika, kita juga punya hutang pada alam dan ini wajib dibayar dengan pertanian yang sehat, dan melalui kegiatan kegiatan yang ramah lingkungan. “Dengan Ini kita adalah pahlawan lingkungan, untuk itu kita harus ada gerakan nyata serta konsisten untuk merawat alam Bali dan Indonesia.
Semua sayang Bali sebagai Pulau Seribu Pura ini. Demikian kata Mangku Pastika. Untuk itulah, alamnya harus dijaga dengan memilah sampah kita, dengan membuat ecoenzyme yang kaya akan manfaat, membuat biopori, dan pembuatan ecobrick.
Weda selaku ketua panitia mengatakan, pihak yang hadir dalam kegiatan ini tidak hanya petani dan penggiat lingkungan dari Bali tapi dari beberapa kota lain di Indonesia. Yang paling jauh dari Medan, Surabaya, Bandung dan Jakarta.
“Semua hadir karena mentor kami datang, sehingga sayang untuk dilewatkan untuk mendapatkan ilmu yang banyak tentang pertanian. “Mentor kami Miss Lyu Ai adalah ahli pertanian dan sudah mengaplikasikan ecoenzyme di pertanian sejak lama dan akan dipatenkan,” ujar Weda.
Kegiatan itu memang khusus untuk membahas pertanian karena pertanian sangat penting. Banyak pengetahuan baru di bidang pertanian yang didapat dalam kelas ini.
Bertani organik itu gampang simpel dan sangat Bagus untuk kesehatan. Dalam kelas pertanian ini juga dibahas tentang nutrisi, juga agar bisa membedakan organik dan anorganik.
Foto bersama Mangku Pastika, pemateri dan peserta | Foto: Praja
Banyak petani yang bercocok tanam dengan organik tapi setelah dipanen dan dibawa ke pasar, lalu akan digabung dengan anorganik. Jadi tidak semua bisa membedakannya.
Untuk pupuk juga diperaktekkan cara bikin kompos. Bahannya gampang dan ada di sekitar kita. Semua bahan dari alam, dan semua itu kita akan kembalikan ke alam.
Ecoenzyme adalah cairan multifungsi dari proses fermentasi selama tiga bulan dengan Bahan gula aren atau molase, sisa buah, sayuran, dan air (pembuangan air AC, air hujan, air keran) yang memiliki banyak kegunaan.
Ecoenzyme tidak hanya bermanfaat untuk lingkungan tapi untuk kesehatan masyarakat. [T]
Reporter: Gede Praja
Penulis: Gede Praja
Editor: Adnyana Ole