“Uning Ten Ton”, artinya “Tahu Tidak Semeton”. Ini adalah program dari Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng untuk memperkenalkan tradisi, seni budaya dan sejarah unik di desa-desa di Kabupaten Buleleng, Bali utara,
Program ini bertujuan untuk mengetuk hati para generasi muda untuk tidak melupakan sekaligus punya keinginan untuk melestarikan adat, tradisi, budaya dan sejarah di desa mereka.
Bagaimana penjabaran dari program “Uning Ten Ton” itu?
Kepala Bidang Adat dan Tradisi Disbud Buleleng Gede Angga Prasaja mengatakan, program ini akan mengupas tentang tradisi adat dan budaya yang ada di Buleleng dalam bentuk tayangan video.
Pembuatan video itu dan isi-isi dalam video itu dikerjakan dengan melibatkan desa adat khususnya yowana alias pemuda di Buleleng.
“Ada 169 desa adat di Buleleng. Kami akan programkan setiap bulannya masing-masing desa adat membuat satu video sebagai bahan evaluasi ke depannya,” kata Angga.
Desa Adat Anturan di Kecamatan Buleleng menjadi desa perdana yang mempertunjukkan tayangan video tentang tradisi di desa adat itu. Video itu akan diputar tanggal 23 Januari 2024.
Video akan diawali dengan munculnya seniman Buleleng sebagai semacam MC sekaligus memberi kesan humoris. Lalu tayangan dilanjutkan dengan penjelasan tradisi dan adat dari pihak desa itu.
Bagaimana pembiayaannya? Angga menjelaskan, program ini sepenuhnya didukung oleh salah satu sponsor di Buleleng.
“Sponsor itu mempunyai visi dan misi yang sejalan dengan program pemerintah dalam menjaga dan melestarikan adat dan tradisi Gumi Panji Sakti,” kata Angga.
Program ini punya harapan besar untuk bisa menyentuh minat pemuda di Buleleng. “Dengan adanya program ini para generasi muda khususnya di Buleleng menjadi tahu sejarah dan tradisi yang ada di Buleleng sehingga ke depannya kelestarian budaya akan terus terjaga,” kata Angga. [T]
Sumber: Rilis Dinas Kominfosanti Buleleng
Editor: Made Adnyana