10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Anies Tajam, Prabowo Tersudutkan, dan Ganjar Paparkan Realitas Lapangan

Teddy Chrisprimanata PutrabyTeddy Chrisprimanata Putra
December 13, 2023
inEsai
Kekuatan Politik Baru Itu Bernama Majelis Desa Adat

Gambar ilustrasi: tatkala.co

“Pemilu bukan untuk memilih yang terbaik, tetapi mencegah yang terburuk berkuasa” –Franz Magnis Suseno

Jika ingin melihat para orang tua yang bertingkah layaknya anak kecil yang baru dibelikan hadiah, maka sempatkalah waktu menonton Debat Capres Cawapres di YouTube. Sang moderator Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel terlihat berkali-kali harus menenangkan dan mengingatkan agar para pendukung tenang dan tetap menaati peraturan.

Debat pertama yang mengangkat topik tentang pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, serta peningkatan pelayanan publik dan kerukunan warga telah sukses terselenggara di Halaman KPU RI pada Selasa, 12 Desember 2023. Saya pikir jutaan pasang mata rakyat Indonesia tertuju pada debat capres tersebut—mencoba lebih menyelami karakter serta pemikiran dari masing-masing calon yang jika menerima mandat rakyat, akan memimpin Indonesia lima tahun ke depan. Seperti yang sudah saya duga, aksi serang antar calon pun tersaji dalam debat pertama ini—tentu hal ini menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam proses demokrasi kita yang katanya akan menuju ke tahap yang lebih tinggi.

Pidato Pertama Sangat Menentukan

Acara debat ini diawali dengan pemaparan singkat visi dan misi masing-masing calon yang diberikan waktu selama empat menit. Menurut saya ini menjadi momen penting untuk memikat para pemilih yang sampai saat ini belum menentukan pilihannya.

Anies memulai dengan baik. Ia langsung kepada pokok-pokok pikiran yang akan dikerjakannya jika dipercaya menjadi Presiden. Mulai dari penegakkan hukum yang dalam pandangannya masih tumpul ke atas dan tajam ke bawah, kemudian iklim demokrasi yang semakin hari kian memprihatinkan, sampai dengan menyinggung sosok milenial yang berhasil menjadi Cawapres dalam Pemilu 2024. Berbeda dengan Anies, Prabowo justru memulainya dengan narasi-narasi yang sifatnya normatif dalam konteks kepemimpinan nasional. Misalnya, pengalaman mempertaruhkan jiwa dan raga bagi bangsa saat menjadi tentara—Prabowo juga menegaskan soal pemimpin yang harus memberi contoh kepada rakyatnya.

Sedangkan Ganjar lebih banyak menceritakan tentang pengalaman dan aspirasi yang didapatnya selama menjalani masa kampanye. Mulai soal akses fasilitas kesehatan, hingga akses internet untuk kepentingan pendidikan. Dan di satu menit terakhir, Ganjar menegaskan komitmennya dalam penegakkan hukum, HAM, dan pemberantasan korupsi tidak hanya sekadar kata-kata, tetapi aksi nyata.

Upaya Penguatan Demokrasi

Isu demokrasi belakangan menjadi diskursus penting di tengah masyarakat Indonesia. Hal ini semakin meresahkan tatkala melihat data yang dirilis oleh The Economist Intelligent Unit (EIU) Indonesia mencatatkan skor 6,71 yang artinya indeks demokrasi Indonesia masih tergolong cacat (flawed democracy). Sehingga topik penguatan demokrasi menjadi penting dibahas dalam debat capres dan cawapres. Dalam topik ini, saya melihat masing-masing capres memiliki perspektifnya masing-masing dan hal ini tentu menambah daya tarik dari debat ini.

Bicara soal demokrasi, Anies menyoroti tiga hal utama yang menjadi tantangan Indonesia ke depan. Pertama, kebebasan pendapat yang menurutnya semakin memprihatinkan. Kedua, lemahnya posisi oposisi sebagai penyeimbang dalam penyelenggaraan negara, hingga mewujudkan pemilu sebagai ajang yang berintegritas, berkualitas, dan bebas dari intervensi kekuasaan apapun. Jawaban dari Anies pun mendapat tanggapan dari dua capres lainnya, misalnya Prabowo menyebut Anies berlebihan. Ia juga mengungkit Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 saat dirinya mengusung dan mengantarkan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta. Prabowo juga memuji kinerja Joko Widodo sebagai Presiden dalam konteks demokrasi.

Sedangkan Ganjar sendiri menegaskan bahwa peran partai politik dalam negara demokrasi sangat penting dan vital. Ia menegaskan bahwa partai politik memiliki peran penting, seperti fungsi agregasi, rekrutmen kepemimpinan, pendidikan politik—hal ini berangkat dari pengalamannya sebagai Ketua Pansus Undang-Undang Partai Politik saat masih menjadi Anggota DPR RI.

Adakah Gebrakan di Bidang Hukum, HAM dan Pemberantasan Korupsi?

Harus diakui bersama bahwa penegakkan hukum, HAM dan pemberantasan korupsi di negeri ini masih lemah—jika tidak ingin dikatakan sangat lemah. Belakangan ini kasus korupsi menyeret banyak Menteri dan pejabat tinggi kementerian lain, seperti Menteri Kominfo RI, Jonny G. Plate yang sudah menjadi terdakwa kasus korupsi Menara BTS. Kasus yang sama juga menyeret menteri lainnya, yakni Dito Ariotedjo yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Selanjutnya kasus korupsi yang dilakukan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang juga menyeret terlibatnya Ketua KPK yang sudah ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap meyakinkan melakukan upaya pemerasan.

Isu ini juga tidak kalah menjadi sorotan dalam debat kemarin. Apalagi pertanyaan panelis menyangkut soal kekuasaan kehakiman yang kini cenderung menerima intervensi dari cabang kekuasaan lainnya. Menerima pertanyaan ini, Prabowo menjawab dengan cukup meyakinkan. Ia menyebutkan bahwa peningkatan kesejahteraan para hakim adalah kunci untuk membebaskan hakim-hakim dari intervensi pihak lain. Menanggapi jawaban dari pihak lawan, Anies dan Ganjar memberikan tanggapan yang kurang lebih sama, yakni menegaskan independensi kekuasaan kehakiman agar tidak menerima intervensi dari cabang kekuasaan lain.

Dalam topik pemberantasan korupsi, masing-masing capres memiliki pandangan yang sesungguhnya harus dielaborasi lebih jauh lagi. Misalnya, Anies menyebutkan bahwa pengesahan Undang-Undang Perampasan Aset dan melakukan revisi terhadap Undang-Undang KPK adalah hal yang penting dilakukan dalam rangka memberantas tindak korupsi di Indonesia—meski sejatinya PKB dan Nasdem selaku partai pengusung utama Anies adalah partai yang mendukung revisi Undang-Undang KPK sebelumnya. Berbeda dengan Anies, Prabowo sebagai capres yang memang mengidentifikasi diri sebagai calon yang akan meneruskan berbagai legacy dari Presiden Joko Widodo menyebutkan akan melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Jokowi selama sepuluh tahun kepemimpinannya.

Bagaimana dengan Ganjar? Ia sendiri menegaskan bahwa pengesahan Undang-Undang Perampasan Aset jadi salah satu instrumen penting dalam upaya pemberantasan korupsi. Selain itu ia juga menegaskan akan menjadikan Nusa Kambangan sebagai tempat untuk memberi efek jera kepada para koruptor.

Dalam sesi tanya jawab, saya melihat Prabowo cukup tersudut dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilayangkan oleh lawan-lawannya—utamanya yang menyangkut soal putusan MK. Jawaban Prabowo pun saya rasa tidak mampu memuaskan publik, apalagi jawaban yang disampaikan kemudian ditutup dengan pernyataan “Intinya rakyat yang putuskan. Kalau rakyat gak suka Prabowo dan Gibran, gak usah pilih kami. Saya tidak takut tidak punya jabatan, sorry ye!”. Jawaban ini tentu berlawanan dari esensi demokrasi, yakni pencerdasan rakyat. Menariknya, pada momen ini Gibran tampak berdiri dari tempat duduknya dan memberi gesture tubuh memberi semangat kepada para pendukungnya—jangan-jangan ada yang kesenggol nih emosinya. Hehe.

Debat pertama buat saya belum cukup untuk dijadikan referensi dalam menentukan pilihan. Perlu diakui, debat yang diselenggarakan KPU belum mampu memberi ruang elaborasi ide yang lebih mendalam, sehingga narasi-narasi yang dilempar oleh para calon seperti hanya numpang lewat saja—atau bisa juga dikatakan hanya narasi-narasi normatif saja. Publik tentu ingin mendengar gagasan-gagasan yang genuine dan kontekstual dari para calon. Akankah KPU mau mengevaluasi format debat dan menyediakan ruang lebih dalam upaya elaborasi ide dan gagasan lebih mendalam lagi? Kita tunggu saja. [T]

  • Baca esai-esai politikTEDDY CHRISPRIMANATA PUTRAlainnyaDI SINI
Mempertanyakan Diamnya Gibran
Ilusi Citra ‘Gemoy’ Dalam Politik Elektoral Indonesia
Sulit Membayangkan Anies Menang di Bali
Membicarakan Kekuasaan di Indonesia: Timur Apa Barat?
Partisipasi Politik Dalam Negara Demokrasi
Tags: pemiluPilpresPolitik
Previous Post

MANUS, a Conscious Journey di Sudakara Art Space: Karya Seni Lima Seniman Lintas Bidang

Next Post

Festival Film Kemanusiaan di Denpasar, Kini Memasuki Tahun Kedua

Teddy Chrisprimanata Putra

Teddy Chrisprimanata Putra

Lulusan Teknik Mesin Unud, tapi lebih memiliki minat ke dunia literasi juga organisasi. “Sublimasi Rasa” adalah karya pertama untuk melanjutkan karya-karya selanjutnya.

Next Post
Festival Film Kemanusiaan di Denpasar, Kini Memasuki Tahun Kedua

Festival Film Kemanusiaan di Denpasar, Kini Memasuki Tahun Kedua

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co