17 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sad Agama: Menelusuri Enam Aliran Kepercayaan di Bali dalam Geguritan Bali Tattwa

Putu Eka Guna YasabyPutu Eka Guna Yasa
November 19, 2023
inEsai
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

Putu Eka Guna Yasa

WACANA moderasi beragama digulirkan oleh pemerintah untuk menghindari berbagai potensi gesekan antaragama yang kerap terjadi di Indonesia. Ironisnya, ketika program ini menggelinding, masyarakat Bali yang sebagian besar beragama Hindu justru menghadapi tantangan internal. Ada sejumlah aliran yang kontroversial karena dianggap tidak sesuai dengan kultur budaya Bali dan pengikutnya tetap mempertahankan corak asalnya: India.

Di wilayah akar rumput, polarisasi ini ternyata berakibat pada kecenderungan untuk melihat Bali sebagai wilayah yang tertutup, otentik, dan muasal dari berbagai peradaban. Sisi positifnya memang ada karena situasi ini menyebabkan mereka lebih giat mendalami akar literasi Bali.

Akan tetapi, yang perlu diwaspadai adalah klaim membabi buta yang cenderung fanatik Bali, seperti bahasa Sanskerta ditafsir dari Bali, puja mantra dari tanah Dewata, pusat agama Hindu di Pulau Surga, dan yang lainnya. Hal ini jelas memunggungi perjalanan sejarah Bali yang sangat panjang. Untuk mebuktikan betapa terbukanya Bali terhadap pengaruh luar khususnya India, baik pada tataran orang maupun aliran keyakinan, mari simak paparan Geguritan Bali Tattwa.

Karya ini ditulis oleh Ida Putu Maron, seorang intelektual-spiritual Bali dari Usadhi Nagari (Ubud). Geguritan Bali Tattwa membentangkan sejarah Bali sejak kedatangan Resi Markandya hingga pergolakan politik Bali abad ke-19. Karena begitu panjang, kita coba cukil bagian perjalanan Aji Saka yang bermigrasi dari India ke Jawa lalu ke Bali.     

Aji Saka berasal daerah Surati, Negeri Bharata Warsa (India). Ia adalah seseorang yang bijaksana dan selalu memegang kebenaran. Ketika muda, ia bernama Sang Sangkala atau Sang Jaka Sangkala. Ia adalah putra dari Mpu Anganjali. Atas perintah Hyang Jagatnatha (Shiwa), Sang Sangkala akhirnya berangkat menuju Pulau Jawa.

Banyak penduduk dan pendeta yang mengikuti perjalanannya untuk mendirikan kerajaan di Jawa Tengah, tepatnya di Medang Kamulan atau Medang Kahyangan. Setelah berhasil mendirikan kerajaan, ia kemudian dinobatkan menjadi raja dengan gelar Prabhu Aji Saka. Ia adalah raja pertama dari Negeri Indu (India) yang memerintah di tanah Jawa (Pupuh Sinom I: 56-57).

Sejak pemerintahan Prabhu Aji Saka, penggunaan perhitungan waktu (sasih) dan tahun saka (śaka) mulai diterapkan. Karena kebijaksanaannya, seluruh penduduk diperintahkan untuk mempelajari berbagai pengetahuan dan sastra yang disebut dengan Sastra Medang. Bentuk aksaranya sama seperti prasasti tembaga. Akan tetapi, saat ini bentuknya sudah berubah seperti aksara Jawa dan Bali.

Pada masa pemerintahan Prabhu Aji Saka, masyarakat juga diajari pengetahuan kebahasaan terutama bhasa bhasita dan tata krama kehidupan. Ia juga membuat tata aturan dunia, terutama Phalakreta, Awig, Simadesi, Subak, sarana persembahan di pura, berbagai perlengkapan upacara agama, yang semuanya diperhitungkan.

Penduduk India dan Jawa merasakan kebahagiaan karena kedua golongan tersebut memiliki pemimpin yang utama. Prabhu Aji Saka juga tidak pilih kasih sehingga pantas disebut sebagai ayah dan ibunya dunia (bhapebhu ning rāt). Banyak bangunan yang meniru langgam India. Hingga saat ini masih banyak cirinya (Pupuh Sinom I: 58-65).

Setelah sebelas tahun Prabhu Aji Saka bertahta, ada tanda berupa cahaya yang muncul di kaki Gunung Agung. Cahaya itu disebut dengan Salodaka. Pada saat yang bersamaan, ada sabda yang diturunkan oleh Hyang Siwa. Prabhu Aji Saka diperintahkan untuk membangun pura besar di Bhasukih, tempat pendaman panca dhatu yang sebelumnya dilakukan oleh Resi Markandya.

Kahyangan Desa yang sudah ada di sana kemudian diubah menjadi Kahyangan Gumi untuk seluruh masyarakat Bali. Seluruh pengerjaan bangunan di pura itu diawasi oleh ahli agama. Panduan sastra yang digunakan juga jelas yaitu Asta Kosali, Asta Kosala, dan Swakarma (Pupuh Sinom I, 66-68).

Sejak saat itu pula, masyarakat Bali Aga diajari berbagai pengetahuan seperti membaca dan menulis, sastra Medang, tata bahasa, tata cara mengolah perunggu, ketahanan negara, tata aturan desa dan tata kelola air. Akan tetapi, hal-hal yang berkaitan dengan pura dan pemujaan kepada Hyang Widhi tidak diajarkan lagi karena sudah menjadi bagian dari agama Brahmi. Bagian dari agama Brahmi yang dimaksud adalah Sambu, Brahma, Indra, Kala, Bayu, dan Sambu. Secara keseluruhan berbagai aliran yang dianut warga Bali itu disebut dengan Sad Agama (Pupuh Sinom, 69-70).

Ajaran dari enam aliran ini tidak terlalu jauh berbeda karena memang merupakan cabang dari agama Brahma. Berikut ini akan diuraikan satu per satu identitas aliran tersebut sesuai dengan keunggulannya. Sesungguhnya meskipun terdapat perbedaan, ke enam aliran tersebut sesungguhnya berasal dari yang tunggal dan akan kembali ke yang tunggal pula.

Pertama, Gama Sambu itu cirinya adalah menyembah arca dan ketika penganutnya meninggal dunia, mereka menggunakan air rendaman ketan sebagai sarana untuk menyucikan jenazah. Setelah dibersihkan, jenazah lalu diletakkan di tempat yang bagus.

Kedua, Gama Brahma, cirinya adalah menyembah Siwa Agni atau Siwa Raditya. Setelah meninggal dunia, jenazah penganut agama Brahma akan dimandikan dengan air daun delima. Setelah selesai dimandikan, jenazah akan dibakar di api.

Ketiga, agama Indra, cirinya adalah menyembah Hyang Siwa Giri atau Siwa Mrĕtta atau Candra. Pada saat meninggal dunia, jenazah penganut aliran ini akan disucikan menggunakan air beras, selanjutnya dikubur atau diletakkan jenazahnya di jurang atau gua.

Keempat, Gama Kala yang cirinya menyembah segala yang menakutkan, seperti pohon atau batu besar. Pada saat meninggal dunia, jenazah para pengikut aliran ini akan disucikan dengan air daun bekul. Setelah bersih, mayatnya lalu dijadikan makanan binatang buas.

Kelima, Gama Bayu yang cirinya adalah menyembah Siwa Nirmala Hening, Maruta, dan Bintang. Pada saat meninggal dunia,  jenazah para pengikut aliran ini dibersihkan menggunakan air jawuh. Setelah itu, mayatnya dikubur di kuburan atau di samping gunung.

Keenam, Gama Wisnu yang cirinya adalah menyembah Siwa Pawitra Hening. Ketika meninggal dunia, pengikut aliran ini akan disucikan menggunakan sarana air bunga. Setelah itu, mayatnya dihanyut di sungai (Pupuh Sinom I: 71-79).

Demikianlah kenyataan enam aliran yang pernah dilakoni di Bali. Meskipun terdapat perbedaan, sesungguhnya tujuannya adalah bakti kepada Tuhan khususnya Shiwa dalam berbagai manifestasinya. Sesuai dengan sabda Bhatara Shiwa Aditya kepada Bhagawan Byasa, bahwa persembahan yang utama kepada para dewata adalah rasa bakti dan welas asih (satya bhakti ring kami), serta budi yang hening (mahninga buddhinta).

Dari berbagai aliran yang diceritakan dalam Geguritan Bali Tattwa itu, masyarakat Bali sejatinya tidak arlergi terhadap aliran keyakinan sepanjang aliran tersebut sesuai dengan ruang tempatnya mengalir. Sama seperti fitrah air, ia akan memiliki warna sama dengan tempat yang dilalui atau digenanginya. Ada kalanya juga aliran itu akan bergabung dengan aliran lain yang arusnya lebih kuat dan deras. Bahkan, dalam sejarahnya aliran itu juga tampak mengalami pasang, surut, dan mongering lalu hilang.

Pada suatu zaman, banyak orang yang meyakini suatu aliran mendekatkan penganutnya pada Tuhan, tetapi pada zaman berbeda yang terjadi bisa saja sebaliknya. Terlebih, apabila aliran-aliran tersebut telah kehilangan kejernihannya untuk mengantarkan pengikutnya untuk sampai pada samudra kesadaran Ketuhanan. Siapa lagi yang mencemari aliran itu selain tokoh-tokohnya sendiri.

Para pencemar alir aliran itu barangkali lupa, tugasnya bukanlah mencari orang untuk menikmati aliran, tetapi memperlancar aliran agar semakin cepat bisa bersatu dengan laut yang Mahaluas. Di laut itu, ia tak lagi membedakan dirinya dengan yang lain. Di laut kesadaran, ia bebas dari dirinya.[T]

  • Klik untuk BACA artikel lain dari penulis PUTU EKA GUNA YASA
Jelajah Aksara Dalam Sarira : Catatan dari Tutur Sang Hyang Aji Saraswati
Dari Nepotisme Hingga Dinasti: Catatan dari Asta Dasa Parwa dan Bayang-Bayangnya dalam Realita
Grehasta Sastra: Sastra sebagai Pegangan dalam Membina Rumah Tangga
Tags: agamaaksara balibalilontar
Previous Post

Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (6): Melasti dan Narasi Kekerabatan yang Memudar

Next Post

Meja yang Menyatakan Hasrat

Putu Eka Guna Yasa

Putu Eka Guna Yasa

Pembaca lontar, dosen FIB Unud, aktivitis BASAbali Wiki

Next Post
Meja yang Menyatakan Hasrat

Meja yang Menyatakan Hasrat

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

    Rasa yang Tidak Pernah Usai

    by Pranita Dewi
    May 17, 2025
    0
    Rasa yang Tidak Pernah Usai

    TIDAK ada yang benar-benar selesai dari sebuah suapan terakhir. Kadang, bukan rasa yang tinggal—tapi seseorang. Malam itu, 14 Mei 2025,...

    Read more

    Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

    by Gading Ganesha
    May 17, 2025
    0
    Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

    PULAU Bali milik siapa? Apa syarat disebut orang Bali? Semakin saya pikirkan, semakin ragu. Di tengah era yang begitu terbuka,...

    Read more

    ‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

    by Hartanto
    May 16, 2025
    0
    ‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

    KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

    Read more
    Selengkapnya

    BERITA

    • All
    • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
      Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

      Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

      May 17, 2025
      Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

      Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

      May 16, 2025
      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      May 13, 2025
      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      May 8, 2025
      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      May 7, 2025
      Selengkapnya

      FEATURE

      • All
      • Feature
      • Khas
      • Tualang
      • Persona
      • Historia
      • Milenial
      • Kuliner
      • Pop
      • Gaya
      • Pameran
      • Panggung
        Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
        Panggung

        Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

        AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

        by Hizkia Adi Wicaksnono
        May 16, 2025
        Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
        Kuliner

        Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

        ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

        by I Gede Teddy Setiadi
        May 16, 2025
        45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
        Kuliner

        45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

        SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

        by Komang Puja Savitri
        May 14, 2025
        Selengkapnya

        FIKSI

        • All
        • Fiksi
        • Cerpen
        • Puisi
        • Dongeng
          Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

          Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

          May 15, 2025
          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          May 11, 2025
          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          May 11, 2025
          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          May 11, 2025
          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          May 10, 2025
          Selengkapnya

          LIPUTAN KHUSUS

          • All
          • Liputan Khusus
            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
            Liputan Khusus

            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

            SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

            by Jaswanto
            February 28, 2025
            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
            Liputan Khusus

            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

            SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

            by Made Adnyana Ole
            February 13, 2025
            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
            Liputan Khusus

            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

            BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

            by Jaswanto
            February 10, 2025
            Selengkapnya

            ENGLISH COLUMN

            • All
            • Essay
            • Fiction
            • Poetry
            • Features
              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              March 8, 2025
              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              November 30, 2024
              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              September 10, 2024
              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              July 21, 2024
              Bali, the Island of the Gods

              Bali, the Island of the Gods

              May 19, 2024

              TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

              • Penulis
              • Tentang & Redaksi
              • Kirim Naskah
              • Pedoman Media Siber
              • Kebijakan Privasi
              • Desclaimer

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co

              Welcome Back!

              Login to your account below

              Forgotten Password?

              Retrieve your password

              Please enter your username or email address to reset your password.

              Log In
              No Result
              View All Result
              • Beranda
              • Feature
                • Khas
                • Tualang
                • Persona
                • Historia
                • Milenial
                • Kuliner
                • Pop
                • Gaya
                • Pameran
                • Panggung
              • Berita
                • Ekonomi
                • Pariwisata
                • Pemerintahan
                • Budaya
                • Hiburan
                • Politik
                • Hukum
                • Kesehatan
                • Olahraga
                • Pendidikan
                • Pertanian
                • Lingkungan
                • Liputan Khusus
              • Kritik & Opini
                • Esai
                • Opini
                • Ulas Buku
                • Ulas Film
                • Ulas Rupa
                • Ulas Pentas
                • Kritik Sastra
                • Kritik Seni
                • Bahasa
                • Ulas Musik
              • Fiksi
                • Cerpen
                • Puisi
                • Dongeng
              • English Column
                • Essay
                • Fiction
                • Poetry
                • Features
              • Penulis

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co