10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ma Gueule : Arabphobia dan Trauma Kolektif Jangka Panjang

Azman H. BahberehbyAzman H. Bahbereh
September 17, 2023
inUlas Film
Ma Gueule : Arabphobia dan Trauma Kolektif Jangka Panjang

Pemutaran film Ma Gueule serangkaian Minikino Film Week ke-9; Bali International Short Film Festival, di Warung Kopi DeKakiang Singaraja, Buleleng, Sabtu 16 September 2023 | Foto: Dok. Singaraja Menonton

TANGGAL 22 Maret 2016 di Brussels, Belgia, terjadi aksi terorisme yang terkoordinasi—dilancarkan oleh sekolompok ekstrimisme Islam di dua tempat yang berbeda. Pertama, bom diledakkan di Bandara Internasional Brussels. Kedua, ledakan besar terjadi lagi di kereta yang meninggalkan stasiun metro Maalbeek. Sementara serangan ketiga berbuah gagal, pelaku melarikan diri dari bandara tanpa meledakkan bomnya, yang nantinya ditemukan saat penggeledahan berlangsung.

Aksi keji ini mengakibatkan sekitar 32 orang tewas, lebih dari 300 orang mengalami luka-luka, dan nyaris seluruh warga Belgia melumpuhkan kepercayaannya atas komunitas Islam dan etnis Timur Tengah—mereka kembali menyecap trauma kolektif jangka panjang dan melanggengkan kembali stereotip prematur.

Dari sanalah, film Ma Gueule tahun 2022 lahir dan bereaksi. Film pendek produksi Belgia yang disutradarai Grégory Carnoli dan Thibaut Wohlfahrt tersebut berupaya menjadi, entah sintesis fenomenologi atau sekadar gambaran congkak atas stereotip prematur yang mengakar kuat di jantung eropa, khususnya Belgia modern ini.

Ma Gueule adalah salah satu film pendek yang diputar dalam Minikino Film Week ke-9; Bali International Short Film Festival. Film tersebut menjadi bagian screening program Surprise! yang ditayangkan Singaraja Menonton (kolaborator Minikino) di Warung Kopi DeKakiang Singaraja, Buleleng, pada Sabtu 16 September 2023, bersamaan dengan beberapa film pendek lainnya yaitu Kakak Jenggot, Garek, At Littele Wheelie Three Days Ago, Safe as Houses, dan Its You.

Pemutaran film Ma Gueule serangkaian Minikino Film Week ke-9; Bali International Short Film Festival, di Warung Kopi DeKakiang Singaraja, Buleleng, Sabtu 16 September 2023 | Foto: Dok. Singaraja Menonton

Ma Gueule menguntit perjalanan sehari semalam seorang pria 35 tahun bernama Stéphane Terrazi. Ia belum lama pindah ke Brussels bersama keluarganya. Di sana dua orang teman lamanya menyeretnya menonton pertandingan bola di sebuah bar, kemudian berlanjut dugem di kelab malam. Namun sesampainya di depan kelab malam, Stéphane mengalami kejadian tak menyenangkan—ia dilarang masuk karena beberapa alasan. Dan tepat pada malam itu pula, ia tertahan di satu absurditas ketakutan dan prasangka yang berlebih.

Arabphobia dan Trauma Kolektif

Konflik berawal dari Stéphane yang dilarang masuk ke kelab malam oleh petugas di sana menunggui temannya keluar, ia berkeliling parkiran sembari gelisah tak menentu. Ia berkaca di spion mobil, mengelus-ngelus kepala botaknya dan janggut panjangnya (betapa Timur Tengahnya ia), sampai dua orang berseragam polisi datang menciduknya dan menuduhnya hendak melakukan tindakan kriminal.

Kita akan melihat momen itu dengan perasaan curiga. Tanpa tedeng aling-aling, kedua polisi memborgolnya dan menginterograsinya seakan Stéphane adalah buronan teroris yang jejaknya sudah menghilang lama. Ia dipersekusi—diperlakukan buruk secara sistemik, sampai kita merasakan bahwa Ma Gueule bukanlah soal individu yang terdzolimi, namun di luar dari itu.

Bila kita membaca lagi dengan baik bagaimana Ma Gueule menuturkan kisahnya, kita akan memahami bahwa film ini, utamanya bukan saja tentang seorang pria yang dituduh setengah arab yang menjadi korban prasangka dini kedua polisi, tapi juga kedua polisi yang mana adalah representasi ideal sosial masyarakatnya tidak bisa menekukkan trauma kolektifnya atas dinamika Timur Tengah dan rentetan peristiwa ekstrimisme yang kahar melanda.

Sebab sejak 2004, kompilasi serangan ekstrimisme Arab atau Islam cukup membanjir di sekujur Eropa, dalam hal ini lebih khusus Eropa Barat. Bom di London, Paris, Nice, Brussels, dan Berlin, membuat fenomena ini menjadi perhatian utama masyarakat di sana, untuk lebih terbiasa bersikap was-was. Bahkan tak dinyana, ada posisi yang hampir sejajar antara etnis Timur Tengah dan orang-orang kulit hitam dalam pandangan masyarakat Eropa kulit putih—sekurang-kurangnya keduanya adalah biang keladi dari kriminalisasi tingkat semenjana sampai internasional, dan selalu ditempatkan di garis-garis batas suudzon dan husnudzon.

Fakta bahwa Stéphane mengalami penolakan sepihak ketika memasuki kelab malam oleh para pegawai bukan hanya karena alasan ia tak membawa kartu idenditas formal, tapi ia juga memiliki keterkaitan masa lalu dengan tindakan-tindakan kriminalnya—meski pada masa kini ia telah membenahi hidup dan mencintai keluarga kecilnya, adalah gambaran tegas seperti apa posisi keyakinan masyarakat akan keberadaan teror-teror berdampak negatif di negaranya.

Trauma kolektif ini kian menarik saat sang sutradara sendiri, Grégory Carnoli, mengalami banyak perundungan dan marjinalisasi etnis di kehidupan nyata, “Saya orang Italia tetapi saya memiliki darah Arab. Film ini terinspirasi oleh anekdot kehidupan yang saya alami selama kurang lebih 2 dasawarsa terakhir dan menyusunnya dalam satu malam untuk menyoroti rasisme, kejahatan rasial, dan paranoia orang-orang dalam situasi tertentu,” begitu yang ia sampaikan sendiri di dalam wawancaranya dengan Sudinfo, sebuah portal berita kontemporer Belgia.

Di sana ia mencoba melihat dan mewartakan bagaimana nantinya sebuah trauma di negaranya telah bertransformasi menjadi “waham” yang juga tentu mempunyai dampak negatif bagi komunitas diaspora yang masih dipandang sebelah mata.

Walau isu trauma kolektif demikian telah dibabarkan Paul Haggis 15 tahun yang lalu melalui Crash dengan kompleksitas multiplot tinggi yang mencerabuti kejahatan dan paranoia hyper orang kulit putih terhadap orang kulit hitam dan etnis-etnis asia di Amerika, tetap saja isu ini menjadi menarik dalam kepadatan kisah dari Ma Gueule. Ma Gueule dengan sadar memberikan ruang bagi kita untuk mencoba mengerti bahwa sebuah trauma kolektif benarlah berangkat dari pendasaran yang jelas lagi kuat.

Bentuk main hakim sendiri memang terasa nyata ketika Stéphane berulang kali mengaku kepada kedua polisi bahwa ia bukanlah orang Tunisia, bukanlah orang Maroko. Namun pada saat yang sama, hantu-hantu ekstrimisme juga terasa nyata ketika di penghujung durasi, ada sekuen di mana keluarga diaspora Arab menanti kedatangan anak lelakinya yang diduga kuat terjerumus ke dalam kelompok ekstrimisme yang cikal bakal memerangi kekafiran di daratan sejuk Eropa Barat.

Ma Guele bergerak dalam dua sungai perspektif yang berbeda—melahirkan tafsir jamak dan konklusi bahwa kehidupan tidaklah hitam putih. Kita tak bisa dengan mudah mengatakan kedua polisi dan para pekerja kelab malam sebagai orang yang rasis, dan kita juga tak bisa melihat Stéphane terus menerus dikambinghitamkan meski ia punya rekam jejak yang dapat diendus sejauh mungkin. Artinya, tak ada benar dan tak ada salah di luar sana. Kita tak lagi mengerti tolak ukur kebenaran dan kita tak lagi memahami tolak ukur kesalahan. Ma Gueule adalah potret yang ambigu tentang apa dan bagaimana post truth beroperasi dalam kehidupan pascamodern tanpa makna. [T]

  • BACA ulasan film lainnya dari penulis AZMAN H BAHBEREH
Ballad of a White Cow : Keheningan yang Tak Menawarkan Banyak Hal
Dogtooth (2009): Abnormalitas yang Menegaskan Jati Diri Sinema-Sinema Yorgos Lanthimos
Film Pendek “Kala Rau When the Sun Got Eaten”: Gerhana, Mitos, dan Sedikit Orde Baru
Tags: film pendekMinikinoMinikino Film WeekUlasan Film
Previous Post

Ada Tajun Cup IV, Suasana Malam di Desa Tajun Jadi Tak Biasa

Next Post

Keputusan Sensitif dan Perkawinan Campur Mencuri Perhatian Mahasiwa Modul Nusantara

Azman H. Bahbereh

Azman H. Bahbereh

Lahir di Singaraja, Bali, 30 Januari 2001. Bekerja sebagai tukang jagal ayam yang selain gemar membaca juga gemar menulis. Kalian bisa menemukannya di akun Instagram : @azmnhssmb

Next Post
Keputusan Sensitif dan Perkawinan Campur Mencuri Perhatian Mahasiwa Modul Nusantara

Keputusan Sensitif dan Perkawinan Campur Mencuri Perhatian Mahasiwa Modul Nusantara

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co