30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Pesan dari Barat”, Pameran Perupa Komunitas Maha Rupa Batukaru Tabanan di Griya Santrian Sanur

tatkalabytatkala
September 14, 2023
inPameran
“Pesan dari Barat”, Pameran Perupa Komunitas Maha Rupa Batukaru Tabanan di Griya Santrian Sanur

Karya Nyoman Wijaya, “Bebek” 2018, oil on canvas,

COBA sebut perupa terkenal dari Tabanan? Pastilah nama-nama besar dalam seni rupa akan tersebutkan, seperti Made Wianta (almarhum), Nyoman Nuarta, Putu Sutawijaya dan Made Sumadiyasa.

Nama-nama itu ternyata hanya segelintir dibandingkan begiru abrek jumlah seniman rupa di Tabanan. Nama-nama dari golongan muda belakangan bahkan muncul dan menyeruak di tengah pasang-surut perkembangan seni rupa Indonesia.

Ingin tahu siapa saja perupa Tabanan yang kini sedang berkarya sekaligus berjuang demi mengharumkan wilayah kesenirupaan di Tabanan?

Tengoklah Komunitas Maha Rupa Batukaru.  Komunitas ini belakangan aktif menggelar pameran. Usia komunitas ini masih muda, tentu saja. Namun perupa-perupa yang ada di dalamnya tercatat sudah beberapa kali pameran di wilayah Tabanan. Secara personal, sejumlah dari mereka bahkan sudah punya jam terbang pameran yang cukup tinggi.  

Mulai Jumat, 15 September 2023 pukul 18.30 Wita, para perupa Maha Rupa Batukaru menggelar pameran senirupa di Griya Santrian Gallery, Jalan Danau Tamblingan No. 47 Sanur, Bali.

Tema pamerannya cukup menarik. ‘’Pesan dari Barat’’.

Pameran yang akan dibuka Kadis Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. Dr. Gde Arya Sugiartha. Dan pameran akan berlangsung hingga 31 Oktober 2023.

Sebanyak 27 perupa dari Tabanan akan memajang karya-karya mereka dalam pameran itu.

Mereka adalah Wayan Sunadi “Doel”, Nyoman Wijaya, Wayan Santrayana, Kadek Dedy Sumantra Yasa, Nyoman Aptika, Made Gunawan, Ketut Boping Suryadi, Made Astika, Putu Suhartawan dan Wayan Suastama.

.

Ada juga perupa Putu Adi Sweca, Made Kenak D.A., Ketut Mastrum, Ketut Suadnyana, Made Wahyu Senayadi, Wayan Naya, Nyoman Ari Winata, I.G. Nyoman Winartha, Luh Gede Widiya, Wayan Susana, Wayan Sukarma, dan IG Putu Yogi Jana P.

Selain itu, ada juga Made Sutarjaya, Komang Kanta, Made Subrata, Ketut Murtayasa, dan Luh Gde Fridayani.

Tentu saja karya-karya mereka bukan karya yang seragam. Masing-masing perupa memiliki kualitas artistik dan capaian personal yang tak diragukan lagi.

Kurator Seni Rupa, Wayan Seriyoga Parta, dalam kata pengantar pameran itu mengatakan karya-karya yang dipamerkan para perupa Maha Rupa Batukaru telah menunjukkan keragaman artistik dan nilai estetik dari representasional (realistik dan figurasi) dan non-representasional (abstrak, abstraksi dan formalistik).

Tema-temanya beragam, sesuai gagasan dan pandangan dunia masing-masing perupa, serta keragaman latar belakang dari akademik dan otodidak (self taught), dapat menjadi potensi yang saling melengkapi, baik secara gagasan dan sensibilitas estetik.

Di sisi lain, Seriyoga Parta menyampaikan, meski Tabanan telah dikenal memiliki berbagai talenta seni terutamanya seni rupa, sampai saat ini belum ada catatan dan dokumentasi yang cukup komprehensif.

Padahal banyak perupa berasal dari Tabanan yang telah mendunia, seperti Made Wianta (almarhum), Nyoman Nuarta, Putu Sutawijaya, Made Sumadiyasa dan sebagainya. Sebelumnya, ada seniman Kayit atau Wayan Teher dan Nodia yang telah dicatat sebagai sosok pembaharu oleh A.A. Made Djelantik dalam buku Balinese Paintings terbitan Oxford tahun 1990.

Begitupun geliat kreatif seni lukis wayang di Kerambitan yang sempat dicatat penulis dari luar. Setelah itu, hingga saat ini telah lahir banyak perupa muda yang berasal ataupun berdomisili di Tabanan, mereka sangat potensial sebagian telah terwadahi dalam kelompok Maha Rupa Batukaru.

Belum ada yang tergerak melakukan pencatatan dan pembacaan capaian karya-karyanya yang telah tersohor itu. Begitupun ketiadaan catatan perihal perkembangan karya-karya para perupa.

Mungkin kesempatan berkumpulnya para perupa asal Tabanan kali ini dapat menjadi momentum bersama untuk membangkitkan kesadaran akan pentingnya dokumentasi dan pengkajian tersebut.

Sembari terus mendorong daya-daya kreativitas untuk melahirkan capaian-capaian anyar, dan mungkin lebih elok jika dibarengi semangat untuk mengusung sebuah visi estetik bersama.

.

Sehingga kehadiran sebuah wadah berupa komunitas yang telah memiliki struktur organisasi formal ini, tidak menjadi formalitas semata. Alih-alih hanya berkumpul untuk kepentingan pragmatis atau sekadar guyub berpameran bersama, sementara enggan membuat karya-karya ‘’baru’’ sebagaimana kasus klasik sebuah kelompok atau komunitas seniman.

Menurut Seriyoga Parta, perlu adanya kesadaran bersama para eksponen yang telah ‘’dewasa’’ secara pengalaman dan perspektif berkesenian, membuat sebuah gerakan yang didasari oleh konsep yang dirumuskan bersama.

‘’Saya rasa masih relevan untuk dewasa ini, sebuah komunitas membangun visi bersama untuk menjangkarkan dan menajamkan potensi-potensi personal yang ada, sehingga muncul gerakan secara estetik yang menandai kebersamaan dalam komunitas,” katanya.

Mungkin juga, kata Seriyoga, pameran ini akan dapat menarik potensi-potensi lainnya yang masih enggan untuk bergabung, sekaligus membuka pintu agar komunitas menjadi lebih inklusif tidak terjebak pada eksklusivitas dan subjektivitas.

“Saya rasa masih banyak potensi lain yang belum turut bergabung meramaikan komunitas ini, seperti fotografi, patung, terakota, keramik dan seni instalasi. Semua potensi tersebut ada di sana atau berdomisili di daerah Tabanan, sangat sayang jika potensi tersebut tidak dapat bergerak bersama,’’ ujarnya.

.

Seriyoga memandang pergerakan seni rupa sebagai bagian dari gerak kebudayaan, seharusnya kini mendapatkan angin segar dengan naungan undang-undang pemajuan kebudayaan, yang diamong oleh Kemendikbud dan Direktorat Kebudayaan serta turunannya di daerah oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten/Kota.

Karena itu kehadiran komunitas Maha Rupa Batukaru dengan formalitasnya sejalan dengan arah kebijakan pemerintah di bidang kebudayaan, yang tidak lagi dari atas ke bawah, tetapi justru sebaliknya dari pelaku sebagai stakeholder utama dan pemerintah mengambil peran fasilitator.

Apalagi anggota komunitas ini ada yang menjadi anggota dewan, tentu sangat paham atas perkembangan tersebut. Sudah saatnya komunitas perupa Tabanan mulai bergerak secara intensif dengan dukungan berbagai pihak baik pemerintah dan swasta.

‘’Pameran ini dapat menjadi momentum untuk bergerak dengan kesadaran bersama membangun semangat visioner demi pemajuan seni dan kebudayaan, khususnya di daerah Tabanan. Pameran bersama ini dapat menjadi titik tolak untuk menggerakkan komunitas Maha Rupa Batukaru menuju semangat itu,’’ katanya.

Ketua Komunitas Maha Rupa Batukaru Tabanan, Nyoman Wijaya menyampaikan, tema ‘’Pesan dari Barat’’ yang diangkat dalam pameran kali ini tak terlepas dari latar belakang berdirinya Komunitas Maha Rupa Batukaru yang ingin menciptakan wadah dan dan kendaraan untuk bisa bergerak lebih maju dan lebih cepat.

Tak itu saja, komunitas ini dibangun, sebagai ruang interaksi dari masing- masing anggota untuk menumbuhkan suasana diskusi dalam rangka menemukan ide-ide baru dalam berkesenian. Komunitas ini juga mampu menguatkan keyakinan dan rasa percaya diri untuk bisa maju bersama memasuki ruang-ruang apresiasi dan pasar yang lebih luas.

.

‘’Harapan kami, ‘Pesan dari Barat’ ini tidak hanya berlaku pada anggota komunitas kami, namun menjadi inspirasi bagi komunitas di daerah Bali lainnya, yang pada akhirnya akan memberi dampak positif bagi perkembangan senirupa Bali,’’ ujar Nyoman Wijaya.

Sebagai daerah agraris dan lumbung padinya Bali, kata Wijaya, Tabanan banyak melahirkan maestro di bidang seni. Ada penari legendaris Ketut Maria (Mario), pematung terkenal Nyoman Nuarta, sastrawan kawakan Gusti Putu Wijaya, perupa mendunia Made Wianta dan sebagainya.

Kiprah berkesenian para maestro ini juga menjadi insprasi bagi komunitas Maha Rupa Batukaru untuk mengembangkan senirupa.

‘’Para maestro senirupa ini bisa dijadikan pijakan kami dalam mempertahankan semangat berkarya dan menjadikan contoh nyata bahwa alam dan geografis Tabanan yang agraris juga mampu melahirkan seninan-seniman hebat tanah air,’’ kata Wijaya. [T][ole/*]

Catatan Sehabis Ngambar “Here Lying the Kapitan”
“Direct Message”, Perayaan Diri dan Buah Pikiran Djaja Tjandra Kirana
“Ekara” Nyoman Erawan’s Visual Verse
Dibutuhkan Seni yang Menggugat | Dari Pameran ArtOs Nusantara
Komodifikasi Ornamen, Serangkaian Representasi Ulang | Pengantar Pameran Seni Rupa di Kulidan
Tags: Komunitas Maha Rupa BatukaruPameran Seni RupaSeni Rupatabanan
Previous Post

Memberi Ruang Pada Gerak Slow-Tourism di Bali Utara

Next Post

Pj. Bupati Buleleng: Kampus dan Pemda Sudah Semestinya Jadi Satu Napas dalam Pembangunan

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Pj. Bupati Buleleng: Kampus dan Pemda Sudah Semestinya Jadi Satu Napas dalam Pembangunan

Pj. Bupati Buleleng: Kampus dan Pemda Sudah Semestinya Jadi Satu Napas dalam Pembangunan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more

“Punia Digital”: Dari Kotak Kayu ke Kode QR

by Dede Putra Wiguna
May 30, 2025
0
“Punia Digital”: Dari Kotak Kayu ke Kode QR

SETELAH melaksanakan persembahyangan di sebuah pura, mata saya tertuju pada sebuah papan akrilik berukuran 15x15cm, berdiri tenang di samping kotak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co