10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ragam Cara Mahasiswa Undiksha Menutup Biaya Hidup: Jadi Tukang Las, Ojol, Hingga Petugas Survei

Yudi SetiawanbyYudi Setiawan
September 5, 2023
inLiputan Khusus
Ragam Cara Mahasiswa Undiksha Menutup Biaya Hidup: Jadi Tukang Las, Ojol, Hingga Petugas Survei

M. Najib saat menjadi tukang las | Dok. Najib

“TUNGGU SEBENTAR. Tinggal sedikit lagi selesai, ini masih mau merapikan besi-besi yang tak terpakai,” kata M. Najib, 26 tahun, ketika dihubungi di sela-sela kesibukannya menjadi tukang las di Denpasar.

Pada tahun 2016, pemuda kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur, itu datang ke Singaraja dengan tujuan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, karena situasi dan kondisi keuangannya tidak memberi kesempatan dirinya untuk leyeh-leyeh, maka terpaksa, mau tidak mau, selain kuliah, ia juga harus bekerja.

Mbah Najib—begitu ia akrab dipanggil—kini tercatat sebagai mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Ganesha, yang sedang menunggu jadwal wisuda.

Benar. Najib baru saja menyelesaikan tugas akhirnya pada bulan Agustus lalu. Artinya, ia menyelesaikan kuliah sampai 14 semester, tujuh tahun lamanya. Hal ini bukan tanpa sebab, seperti yang sempat disinggung di atas, ia memilih menunda kelulusannya karena ia sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhannya selama hidup di Singaraja.

“Aku kuliah sambil kerja—untuk mencukupi biaya hidup dari semester tiga. Maklum, anak rantau,” ucapnya, kepada tatkala.co, Senin (04/09/2023).

Selama menjadi mahasiswa perantauan, ia mengaku harus memanage keuangannya dengan sangat teliti. Ia juga mengatur kebutuhan hidup dan kebutuhan kuliahnya dengan sangat rinci.

Najib menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama di Singaraja, ia kerap bekerja apa saja, asal mendapatkan upah. Mahasiswa pecinta sholawat nabi itu mengaku pernah bekerja sebagai pelayan di warung lalapan, jual sempol, menjadi tukang las panggilan, sampai mencuci mobil dan membersihkan rumah dosen. “Selama ada cuan, ya digas aja,” katanya, sembari tertawa.

Salah satu pekerjaan yang paling lama digeluti Najib—dan menghasilkan banyak uang, tentu saja—adalah menjadi tukang las panggilan.

Ia bercerita, keahliannya dalam hal mengurus rumah, berjualan, dan sebagai teknisi elektronik, khususnya tukang las, didapatkannya saat masih SMA di salah satu pondok pesantren di Lamongan, Jawa Timur. Apa yang ia dabatkan dari pondok pesantren itulah yang membantunya bertahan hidup di Singaraja.

“Jadi biasanya orang mondok itu dapat ilmu agama, tapi aku justru mendapat ilmu untuk hidup,” terangnya sambil bercanda.

Selama ini Najib jarang—bahkan nyaris tidak pernah—meminta kiriman uang dari orang tuanya di Bojonegoro kecuali sangat kepepet. Ia lebih baik berhutang kepada teman atau saudaranya daripada harus merepotkan kedua orang tuanya.

“Untungnya ada kerjaan di sini [Singaraja], jadinya aku tidak pernah meminta kiriman uang dari orang tua, bahkan aku yang sering ngirim uang ke rumah, kalau ada rezeki lebih. Alhamdulillah,” ujarnya, bersyukur.

Bukan saja memiliki keahlian teknis pekerjaan, Najib juga memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik. Ia tak mau membatasi pergaulan. Dan dalam beberapa hal, ia meyakini itu dapat menolongnya. Atas kemampuannya tersebut, selain memiliki banyak teman, ia juga menjalin kedekatan dengan beberapa dosen di kampusnya. Oleh karena itu, ia kerap mendapat pekerjaan dari dosen-dosen tersebut.

Najib mengaku, salah satu dosen Undiksha yang dekat dengannya adalah I Putu Gede Parma—dosen Fakultas Ekonomi sekaligus Ketua KNPI Buleleng. Kedekatannya dengan doktor lulusan pariwisata tersebut dimulai ketika ia masih aktif di organisasi eksternal kampus, dulu.

“Tahu Pak Parma, kan? Itu bosku. Untung ada beliau yang sering ngasih kerjaan. Jadi kalau beliau menelpon, aku langsung berpikir, rezeki akan segera tiba,” ucapnya dengan logat Jawanya yang khas.

Selain mendapat pekerjaan dari para dosen, Najib juga kerap menerima pesanan dari orang-orang Singaraja seperti kursi, meja, dan booth container. Dan ia bersyukur karena selama proses skripsian ia mendapat tawaran untuk ngelas pagar rumah milik salah seorang teman di Singaraja. “Untung saja pas skripsian ada kerjaan ngelas, jadinya untuk biaya skripsian, aku tidak terlalu ambil pusing,” katanya.

Berbeda dengan Najib, Muhammad Addinu Farhan, mahasiswa asal Banyuwangi, memutuskan untuk berhenti dari tempat kerjanya sebagai tenaga pengajar di salah satu SMP swasta di Buleleng. Ia harus fokus menyelesaikan skripsinya yang hampir tak tersentuh itu.

“Aku kemarin kerja sebagai tenaga pengajar ‘pembantu’ di salah satu SMP swasta di Buleleng. Karena semester sudah memasuki fase kritis, jadinya aku resign dari sekolah. Tujuannya biar bisa fokus skripsian,” ujarnya, kepada tatkala.co, Selasa (05/09/2023).

Tampaknya, keputusannya untuk berhenti sebagai guru “pembantu” dengan tujuan agar fokus skripsian tidaklah berjalan sesuai rencana. Pasalnya, setelah ia memutuskan keluar dari sekolah tempatnya mengajar, pemasukannya jadi macet dan malah kesusahan untuk memenuhi hidup dan biaya skripsian.

“Jadi sekarang aku memutuskan jadi driver ojek online,” ungkapnya.

Dino—panggilan akrabnya—memutuskan menjadi driver Grab sejak tahun 2022 sampai sekarang. Ia merasa, menjadi seorang driver rasanya lebih fleksibel daripada menjadi guru. Dengan begitu, Dino bisa dengan mudah membagi waktu antara bekerja dan mengerjakan tugas akhir. “Biasanya pagi skripsian ke kampus, sorenya ngegrab,” terangnya, sambil menisap rokoknya.

Saat ini Dino sudah menginjak semester 13. Maka dari itu, di sela-sela kesibukannya menerima pesanan “sesuai aplikasi”, ia juga selalu menyempatkan diri untuk menyelesaikan revisian skripsinya. Akibatnya, Dino harus rela mengurangi jatah istirahatnya.

Mahasiswa perantau yang berasal dari Blok Agung itu, untuk menyiasati biaya pengeluaran supaya lebih sedikit, ia memilih menyewa rumah kontrakan bersama teman-temannya di Sambangan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.

“Lumayan, jatuhnya lebih murah. Kalau kos sendiri perbulan 600 ribu; kalau ngontrak, pertahun hanya 6 juta. Itupun di bagi enam orang,” jelasnya.

Selain Najib dan Dino, mahasiswi bernama Ana—bukan nama asli—juga harus rela mengorbankan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk mengambil pekerjaan-pekerjaan survei. Mahasiswi kelahiran Lombok Timur, NTB, itu kerap mendapat pekerjaan survei dari seniornya di organisasi mahasiswa eksternal kampus yang diikutinya.

“Biasanya saya mendapat pekerjaan survei kepuasan masyarakat sampai survei elektabilitas politik,” terangnya, kepada tatkala.co, Selasa (5/9/2023) siang.

Ana mengaku, biasanya saat menjelang pemilu atau pilkada, bersama beberapa temannya ia akan sibuk merekap data-data hasil kuesioner yang telah disebarkan di masyarakat. Selama ini, Ana sudah banyak mengerjakan survei dari banyak lembaga survei, di antaranya seperti Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.

Meski nasib Ana lebih beruntung daripada Najib dan Dino, ia sebenarnya juga tidak mau selalu tergantung dengan uang kiriman dari orang tuannya. “Sebenarnya setiap bulan saya dapat kiriman dari orang tua, tapi semakin dewasa rasanya tidak enak aja,” ujarnya, sambil tertawa.

Apa yang dilakukan Najib, Dino, maupun Ana, merupakan sedikit contoh dari banyaknya mahasiswa perantau di Singaraja dalam bertahan hidup.

Pada saat teman-teman mereka menikmati masa kuliahnya dengan liburan, menikmati hiburan (party), mereka lebih memilih untuk mandiri dan mencicipi dunia kerja terlebih dahulu sebelum menyelesaikan pendidikan dan benar-benar terjun di dalam dunia kerja yang sesungguhnya.

Biaya Hidup di Singaraja

Sebagai sebuah kota, mengacu pada artikel yang diterbitkan oleh bfi.co.id, Singaraja termasuk ke dalam kategori daerah dengan biaya hidup termurah. Hal ini didasarkan atas Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2018 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Artikel berjudul 10 Kota dengan Biaya Hidup Termurah di Indonesia itu menempatkan Singaraja di peringkat ke-10 sebagai kota dengan biaya hidup termurah, yakni 3,11 juta per bulan untuk satu keluarga.

Peringkat tersebut di atas Kota Probolinggo, Sibolga, Purwokerto, Cirebon, Metro, Solo, Yogyakarta, Kudus, dan Banyuwangi—yang menempati peringkat pertama dengan biaya hidup termurah di Indonesia dengan kisaran 3,03 juta untuk satu keluarga yang berisi 4 orang.

Jika dibandingkan dengan Surabaya misalnya, merujuk pada artikel di bayarind.id, biaya hidup di Singaraja jauh lebih murah. Sebagai kota yang masuk dalam jajaran kota terbesar di Indonesia, biaya kos di Surabaya mencapai 700 ribu per bulan. Dan biaya pendidikan, harga makanan, dan transportasi juga terbilang lebih tinggi dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Jawa Timur.

Sedangkan di Singaraja, untuk biaya sewa kos kisaran 500 ribu perbulan—meskipun untuk sebagian mahasiswa, harga tersebut masih tergolong tinggi. Maka dari itu banyak mahasiswa yang memilih kos yang jaraknya sedikit lebih jauh dari kampus. Karena semakin jauh dari kampus, maka harga sewanya menjadi sedikit murah—bahkan ada yang 300 ribu perbulan.

Namun, ada juga mahasiswa yang lebih memilih untuk menyewa satu rumah dengan cara ngontrak selama satu tahun bersama teman-temannya, agar biaya tempat tinggal menjadi lebih ringan, seperti yang dilakukan oleh Dino dan rekan-rekannya.

Untuk biaya makan di Singaraja juga tergolong murah. Anda masih bisa menemukan nasi jinggo dengan harga 5 ribu dan menikmati nasi kuning yang tidak sampai merogoh kocek. Banyaknya penjual makanan murah di Singaraja membuat mahasiswa bisa agak sedikit mengirit biaya.

Seperti Oktavian, misalnya. Mahasiswa perantau dari Blitar, Jawa Timur, itu, dalam urusan makan, ia tidak terlalu khawatir. “Untuk sarapan ada nasi pecel dengan harga 7 ribu, makan sore bisa beli nasi bungkus harga 10 ribu, dan kalau malam lapar, ada nasi kuning yang masih bisa di beli dengan harga 5 ribu,” ujarnya, kepada tatkala.co saat ditemui di kontrakannya di Sambangan, Senin (4/9/2023). Jadi, bisa dipastikan, untuk biaya makan di Singaraja perharinya tidak lebih dari 30 ribu.

Menurut mahasiswa yang akrap dipanggil Vian itu, hal terboros yang pernah dilakukan selama menjadi mahasiswa di Singaraja adalah saat ia memilih menyewa kos sendiri di awal-awal pertama masuk kuliah. “Dulu aku ngekos sendiri, jadinya pengeluaran terasa lebih banyak,” sesalnya.

Atas pengalaman tersebut, saat ini ia memilih untuk menyewa satu rumah dengan cara mengontrak bersama rekan-rekannya, seperti yang dilakukan Dino dkk.

Namun, meski tergolong sebagai kota dengan biaya hidup murah, bagi beberapa mahasiswa perantauan yang tidak mau merepotkan orang tua, Singaraja tetaplah kota yang memiliki tekanannya sendiri, seperti kota-kota lainnya di seluruh Indonesia.[T]

Baca juga artikel terkait LIPUTAN KHUSUS menarik lainnya DI SINI

Tags: balimahasiswaSingarajaUndiksha
Previous Post

Usaha Penguatan Karakter Bahasa dan Budaya Lamaholot NTT dalam Tarian Sole Oha

Next Post

Minikino Film Week 2023: Tempat Bertemunya Pelaku Industri Film dan Upaya Penguatan Perfilman Bali

Yudi Setiawan

Yudi Setiawan

Kontributor tatkala.co

Next Post
Minikino Film Week 2023: Tempat Bertemunya Pelaku Industri Film dan Upaya Penguatan Perfilman Bali

Minikino Film Week 2023: Tempat Bertemunya Pelaku Industri Film dan Upaya Penguatan Perfilman Bali

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co