6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Cak Air “GanggaRam”: Seni Pertunjukan Baru di Air Terjun

Nyoman MariyanabyNyoman Mariyana
August 30, 2023
inEsai
Cak Air “GanggaRam”: Seni Pertunjukan Baru di Air Terjun

Pertunjukan Cak Air “GanggaRam” | Foto: Dok. I Nyoman Mariyana, 2023

PERKEMBANGAN seni pertunjukan kian dinamis. Berbagai jenis ide baru muncul seiring dengan perkembangan daya cipta seniman Bali dalam meng-creat seni tradisinya menjadi kemasan baru dengan konsepsi tradisi-modern.

Kesenian tradisi adalah akar dari tumbuhnya berbagai jenis kesenian-kesenian baru. Tradisi merupakan awal dari modernisasi dalam berkesenian. Produk karya seni terlahir dari tradisi budaya yang ada di setiap daerah. Seniman yang kuat dengan tradisi yang dimilikinya, akan menghasilkan karya yang mengandung nilai filosofi dan karakteristik yang kuat pula.

Kesenian kecak adalah salah satu kesenian yang terlahir dari tradisi ritus Sanghyang. Pelaksanaan ritus Sanghyang telah memberikan ide baru seniman Walter Spies asal Jerman untuk menggubahnya menjadi kesenian Cak dibantu dengan seniman I Wayan Limbak asal Bedulu di era tahun 1930an.

Sedangkan Tari Sanghyang adalah ritus pemujaan dengan doa dalam bentuk nyanyian atau tembang sebagai perantaranya. Kekuatan penyajian vocal dalam ritus Sanghyang memberikan ilham terciptanya kesenian Cak dengan vocal sebagai basic dasar penyajiannya.

Sejak keberadaan kesenian Cak ini, kesenian Cak telah mampu menarik minat masyarakat dan juga wisatawan asing. Telah banyak muncul sekaa-sekaa cak di masyarakat. Era tahun 1970, Sardono W.Kusumo juga telah mengembangkan kesenian Cak dari bentuk aslinya menjadi bentuk baru dengan mengadopsi sumber-sumber suara dari peniruan suara alam dalam pertunjukannya.

Pertunjukan Cak Air “GanggaRam” / Foto: Dok. I Nyoman Mariyana, 2023

Dalam penciptaannya kala itu, dia bekerja sama dengan Sekaa Cak Banjar Teges Kanginan, Ubud, Gianyar, dan melahirkan tokoh Cak yang kini dikenal dengan Cak Rina.

Perkembangan Cak pun terus melaju dengan pesatnya. Berawal dari perkembangan Cak yang ada, timbul ide untuk lebih mengembangkannya menjadi bentuk-bentuk baru.

Berawal dari pengalaman dalam kesenian Cak, di tahun 2018 diciptakan bentuk kecak dengan menambahkan unsur instrument perkusi dalam penyajiannya yang kemudian dikenal dengan nama Kecak Perkusi.

Kecak Perkusi terlahir sebagai sebuah pertunjukan dengan mentransformasi konsep komodifikasi pada sajiannya. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan sentuhan baru pada penyajian kesenian Kecak yang dikenal sebelumnya.

Komodifikasi dilakukan pada unsur kostum dan musikalitas kecak itu sendiri. Kostum yang digunakan pada kecak perkusi tidak memakai kostum kecak sebagaimana yang kita lihat pada umumnya, kostum kecak didesain baru dengan kostum seperti Hanoman.

Musikalitasnya digarap dengan kolaborasi seni antara vocal cak dengan penggabungan alat perkusi seperti; djimbe, kulkul, kendang Bali, okokan , dan beberapa instrumen ceng ceng.

Kecak Perkusi dari awal terciptanya hingga kini memiliki ciri khas tersendiri pada sajiannya. Hadirnya kecak ini nampaknya juga diminati oleh para wisatawan. Beberapa event organizer (EO) telah menggunakan jasa Kecak Perkusi sebagai sajian utama pada acara yang mereka gelar di Bali, baik acara nasional maupun international.

Cak “GanggaRam”

Kreativitas terus berlanjut, guna lebih mengembangkan kesenian tradisi menjadi produk yang dapat disajikan sebagai seni wisata dengan tidak menodai keasliannya. Keindahan alam dengan panorama air terjun Goa Gong di Desa Auman, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, memiliki daya tarik untuk menciptakan suatu pertunjukan baru. Keindahannya mengilhami diri untuk menciptakan sebuah pertunjukan Cak di air terjun, yang nantinya akan dikonsumsi oleh wisatawan sebagai produk seni wisata.

Entah kenapa, secara tidak sengaja, hati ini tertarik untuk mendekat ke objek air terjun ini sebelum terciptanya karya di air terjun tersebut.

Air terjun Goa Gong terletak di antara Desa Batulantang dan Desa Auman. Menurut Jero Mangku I Ketut Suanda—-jro Mangku Prajapati, Pura Melanating, dan Puncak Tedung—air terjun Goa Gong memiliki jejak historis yang patut diketahui bersama.

Pertunjukan Cak Air “GanggaRam” / Foto: Dok. I Nyoman Mariyana, 2023

“Sebutan Goa Gong dikarenakan konon masyarakat di sana mendengar dentuman suara gong yang keluar dari air terjun tersebut setiap sasih karo (bulan kedua pada kalender Bali),” ujar Jro Mangku kelahiran 7 Oktober 1958 itu.

Gelombang bunyi atau getaran suara yang keluar dari gong menjadikan identitas pada air terjun sehingga disebut air terjun Goa Gong. Gong adalah lambang windhu dan perwujudan aksara Ongkara (Ang, Ung, Mang). Ongkara merupakan simbol aksara suci Tuhan.

Air terjun Goa Gong mengaliri aliran Tukad Yek Kilap.  Dilihat dari arti katanya, tukad adalah sungai; sedangkan yeh adalah personalitas Tuhan dalam konteks kosmik material simbol Dewa Wisnu; dan kilap adalah petir, Ageni atau api, simbol perwujudan Dewa Brahma—unsur udara terlihat secara nyata dari kekuatan angin yang keluar dari air terjun itu sendiri, sebagai simbol Iswara.

Goa memiliki dua makna; goa secara spiritual berarti ruang yang kosong namun berisi, dalam kosmik terdapat udara atau angin. Dalam mikro kosmik ruang ini berada di kerongkongan atau pembuluh darah. Keberadaan air terjun Goa Gong ini diyakini juga memiliki hubungan terkait antara Dewa yang berstana di Pura Kancing Gumi dengan kekuatan alam semesta yang ada di Air Terjun Goa Gong.

Berdasarkan filosofi tersebut, tercipta karya Cak “GanggaRam” sebuah persembahan karya seni sebagai pemujaan Dewi Gangga sebagai Dewi Kesuburan yang memberikan kehidupan dan kebahagiaan pada semua mahluk. Keindahan riak air terjun telah memberikan intuisi dalam penciptaan.

Foto Bersama dalam Pertunjukan Cak Air “GanggaRam” / Foto: Dok. I Nyoman Mariyana, 2023

Sebelum melahirkan Cak GanggaRam, terlebih dulu saya telah melahirkan sebuah karya yang diberi judul “Kecak Atlas”; sebuah pertunjukan kecak di Atlas Beach Fest 2023 yang berlokasi di Jalan Pantai Berawa, Canggu, Bali. Atlas Beach Fest adalah beach club terbesar di dunia yang menjadi salah satu destinasi wisata baru di era sekarang.

Dalam perjalanannya, Kecak Atlas atau “Kecak Elektrik” ini mampu membius penikmatnya. Para wisatawan yang menyaksikan pertunjukan kami menikmati sembari mengikuti ritme dan gerak Kecak kami. Kepuasan mereka juga dibuktikan dengan pemberian tiping kepada masing-masing pemain (selengkapnya silakan baca di sini: Tradisi Akar Dari Modernisasi Berkesenian | Catatan dari Atlas Beach Fest).

Kembali ke Cak GanggaRam, secara musikalitas, pertunjukan Cak GanggaRam ini adalah transformasi vocal cak yang dikembangkan dengan teknik akapela serta pemanfaatan air, batu, dan kentongan sebagai instrument perkusi menjadi satu kesatuan karya yang utuh. Vokal cak dibalut dengan mengambil aksara-aksara suci Ang, Ung, Mang dan aksara Pangider Bhuana (Sa, Ba, Ta, A, I, Na, Ma, Si, Wa, Ya) sebagai unsur kekuatan alam semesta.

Lahirnya karya ini nampaknya mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang ke air terjun. Begitu juga halnya dengan pengelola air terjun, salah satunya Plaga Eko Park.

Oner Plaga Eko Park telah menawarkan kerja sama dengan tim peneliti untuk menampilkan karya ini sebagai suguhan wisata air terjun. Telah disepakati pula kontrak perjanjian dalam penyajiannya berikutnya.

Tak menutup kemungkinan, pengembangan karya ini akan dilakukan pada masyarakat di sekitarnya, sehingga mampu memberikan pengalaman baru dalam berkreasi seni serta menambah pendapatan dari segi finansial.[T]

Tradisi Akar Dari Modernisasi Berkesenian | Catatan dari Atlas Beach Fest
Jejak Historis I Ketut Rina Bersama “Cak Tarian Rina”
“Pelacak Bon” dari Mahasiswa Undiksha: Menghidupkan Seni Kecak Desa Bona
Tari Kecak: Merawat Budaya Lokal, Merawat Jati Diri Bangsa
Tags: Budaya Balikecakkecak perkusikesenian baliTradisi
Previous Post

“Penjajah” Baru Itu Bernama Lagu-Lagu Jawa

Next Post

Di Bali, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV Menjadikan Subak Sebagai Game Inovatif

Nyoman Mariyana

Nyoman Mariyana

I Nyoman Mariyana, S.Sn., M.Sn. Lahir di Sempidi, 08 Maret 1985. Kini dosen Seni Karawitan di Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Denpasar. Penulis buku Gamelan Gender Wayang (Mahima, 2021)

Next Post
Di Bali, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV Menjadikan Subak Sebagai Game Inovatif

Di Bali, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV Menjadikan Subak Sebagai Game Inovatif

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co