19 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Peristiwa

“Pelacak Bon” dari Mahasiswa Undiksha: Menghidupkan Seni Kecak Desa Bona

Julio Saputra by Julio Saputra
February 2, 2018
in Peristiwa
23
SHARES

Malam itu, 5 Juli 2017, Wantilan Pura Puseh di Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, ramai. Selain dipenuhi anak muda, juga banyak para orang tua. Mereka seakan ingin bernostalgia menonton Tari Kecak dari desa setempat yang dulu sempat redup, dan kini sedang dihidupkan kembali dengan gairah yang menyala.

Tari Kecak dibawakan oleh para remaja putra-putri yang tergabung dalam Sekaa Teruna Yowana Kerti Yasa. Tari Kecak di Bona memang berbeda dengan tari kecak umumnya. Kecak Bona sempat berjaya dan dikenal luas, terutama ketika gemuruh pariwisiata masuk ke Gianyar, termasuk ke Desa Bona. Namun Kecak Bona kemudian redup, tak banyak yang berminat untuk menari lagi dengan berbagai alasan.

Untuk itu, tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Pada Masyarakat mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja menghidupkan kembali Tari Kecak itu sehingga berhasil dipentaskan di Wantilan Pura Puseh, 5 Juli lalu.

PKM dari mahasiswa Undiksha itu bertajuk PELACAK BON: Pelatihan Kecak untuk Melestarikan Tari Warisan Leluhur di Desa Bona. Program itu tentu membawa dampak yang positif bagi kesenian Bali, bagi Desa Bona, dan bagi masyarakat Desa Bona itu sendiri. Mereka dapat menjadikan tari kecak sebagai tari khas Desa Bona, karena lahir di Desa Bona. Di samping itu, wisatawan dari manapun memiliki animo yang cukup besar terhadap tari kecak, terbukti dengan terbentuknya sekaa-sekaa kecak di berbagai wilayah di Bali yang sebanding dengan permintaan akan konsumsi hiburan budaya Tari Kecak.

Mereka juga memilih sasaran yang tepat untuk diproyeksikan dengan program ini, yaitu Sekaa Teruna di Desa Bona. Karena notabene mereka belum berpenghasilan dan memiliki tanggungan, sehingga menjadi pelakon pelestarian budaya bisa dilakulan mereka tanpa ada halangan atau hambatan. Anggota Sekaa Teruna yang dipilih berusia antara 17 sampai dengan 20 tahun. Usia yang bisa dikatakan sebagai usia remaja, yang tentu saja sebagian besar belum berpenanggungan.

Dengan begitu, mereka bisa fokus ke pelestarian Tari Kecak tanpa harus memikirkan atau mengorbankan tanggungan keluarga. Barangkali, tujuan utama dari program ini memang untuk melestarikan tari kecak, namun program ini juga membawa dampak lain di luar tujuan utama tersebut. Hari-hari mereka, para anggota sekaa teruna, juga akan diisi dengan kegiatan yang positif, dan bisa jadi mereka akan menambah penghasilan sendiri nantinya dengan membawakan hiburan budaya, seperti Tari Kecak itu sendiri. Nah, yang paling penting lagi, mereka juga akan terhindar dari penyimpangan-penyimpangan sosial.

Riwayat dan Perkembangan Program

Mahasiswa yang tergabung dalam program itu adalah Kadek Wirawan, Ni Komang Sophize Yustitie , I Wayan Rudiartadi, I Wayan Adi Suryawan, dan Ni Komang Putri Lusiana Dewi.

Dari hasil observasi awal diketahui Kecak Bona memang sempat jaya dan terkenal. Karena alasan ekonomi, anggota sekaa (group) Kecak Bona satu per satu mulai meninggalkan budaya warisan leluhur ini. Minimnya promosi dan rutinitas pertunjukkan serta kurang baiknya manajemen sekehaa Tari Kecak ini berimplikasi pada terjadinya degradasi pelestarian budaya Tari Kecak di tanah kelahiran tari Kecak tersebut.

Selain melestarikan Kecak Bona, program itu juga berisi pengembangan seni kecak itu sendiri agar lebih menarik.

Aspek Gendingan, sebelumnya kecak hanya menggunakan suara mulut saja dan sangat konvensional, setelah treatment, gendingan kecak disajikan dengan kolaborasi variasi gerakan tangan (tepuk tangan) yang menjadi harmoni tersendiri dalam pementasan.

Aspek pementasan, sebelumnya pementasan tari Kecak di Desa Bona hanya dilakukan secara Insidental dan sangat jarang, setelah tim melakukan penyadaran dan pengkapasitasan dirujuklah kesepakatan pementasan rutin kesenian Kecak setiap acara STT dan Karang Taruna (Menyesuaikan dengan kalender kerja desa tiap tahunnya). Hal ini dapat menjadi motivasi dan pioneer dalam memperkenalkan kembali Kecak Bona yang pernah redup.

Aspek manajemen, sebelumnya manajemen sekaha tidak jelas dan hanya mengandalkan pertemuan insidental saja, setelah tim melakukan pendekatan dan pengkapasitasan, serta pelembagaan maka terbentuklah sekaha yang secara de facto dan terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara, serta seorang humas.

Aspek trickle down effect, sebelumnya tidak ada efek imbas yang timbul dari pementasan Kecak. Treatment yang dilaksanakan berupa peningkatan kualitas personil sehingga nilai jual estetika menjadi tinggi dan unik yang akan memberikan trickle down effect pada masyarakat lainnya.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program ini adalah metode PALS (participation action learning system) yang terintegrasi melalui 4P, yaitu penyadaran, pengkapasitasan, pendampingan, dan pelembagaan. (T)

Tags: Gianyarmahasiswaseni pertunjukanUndiksha
Julio Saputra

Julio Saputra

Mahasiswa jurusan Bahasa Inggris Undiksha, Singaraja. Punya kesukaan menulis status galau di media sosial. Pemain teater yang aktif bergaul di Komunitas Mahima

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Ulasan

Bedah Buku Rare Kumara: Kehilangan dan Realitas Sosial

TOKOH itu bercerita, tentang kebahagiaannya menjadi seorang ayah, memiliki anak perempuan, membawakannya oleh-oleh sepulang dari kerja, dan melihat anaknya tersenyum ...

February 2, 2018
Gede Suyasa dan Dewa Puspaka [Foto: bulelengkab.go.id]
Esai

Puspaka & Suyasa, Dari Denpasar Pulang ke Buleleng, Sama-sama Jadi Sekda – [Catatan Seorang Wartawan]

Tiga nama yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah alias Sekda di Pemkab Buleleng sejak dimulainya zaman reformasi, adalah Ketut Arda, ...

March 4, 2020
Esai

Kreatif? Masa, Sih? – Sing Pules Ake Gara-Gara Ngae Tulisan Ne!

“Nulis cai nae!” kata salah satu anggota Teater Kalangan kepadaku. Sedikit pemberitahuan, tulisan ini dibuat pada dini hari pukul 04.00 ...

February 2, 2018
Foto hanya sebagai ilustrasi
Opini

Waspadai Cita-cita Tersembunyi dari Siswa: Menjadi Guru untuk “Balas Dendam”

  SEBUAH percakapan mengejutkan di ruang kelas: Saya : Anak-anak, kalian punya cita-cita? Ada yang jawab punya, ada yang menjawab ...

February 2, 2018
Topeng Rahwana
Esai

Menafsir Ramayana: Di Srilangka, Rahwana adalah Pahlawan

RAMAYANA seperti ditakdirkan lahir untuk ditafsir. Ke mana pun ia menyebar, di sana ia “bermutasi” menjadi versi tersendiri. Tak terhitung ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi diambil dari Youtube/Satua Bali Channel
Esai

“Satua Bali”, Cerminan Kehidupan

by IG Mardi Yasa
January 18, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1350) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In