LANGIT CERAH di Desa Tembok, Tejakula, Buleleng Bali, Sabtu, 19 Agustus 2023. Dalam suasa hari kemerdekaan, langit cerah Desa Tembok ditebari layang-layang.
Bukan layang-layang besar. Hanya layang-layang kecil. Layang-layang mungil berbentuk ikan dan segi empat itu beradu di udara. Layang-layang itu mekorot, adu kuat-kuatan tali benang di udara. Layang-layang yang putus lebih dulu, adalah layang-layang yang kalah.
Selain menggelar lomba permainan lainnya, Pemerintah Desa Tembok bersama Karang Taruna Yodhapura dengan gembira menggelar lomba layang-layang mekorot. Lomba semacam itu untuk pertamakalinya digelar di desa itu. Warga, terutama anak-anak muda, tampak antusias.
Selain mengadakan lomba mekorot, dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan, Pemerintah Desa Tembok bersama Karang Taruna Yodhapura juga menggelar lomba- lomba lainnya selama tiga hari berturut- turut mulai dari tanggal 17 hingga 19.
Lomba itu adalah lomba permainan tradisional yang kerap dilakukan oleh anak-anak di Desa Tembok di masa lalu, seperti mekirut, mecontok, medondonan, mebangkal, mesekil, metajog, melodor, medengkleng, dan mecingklak. Ada sebanyak 19 jenis lomba permainan tradisional.
Nah yang paling seru adalah lomba layang-layang yang diberi tajuk Festival Mekorot.
Lomba itu diadakan di Pantai Desa Tembok. Mekorot adalah istilah yang biasa digunakan untuk mengadu layang- layang, bukan dinilai dari segi bentuk dan warna melainkan mengadu benang saat layangan di udara.
.
.
Lomba ini menggunakan sistem gugur. Yang kalah tersingkir, yang menang diadu dengan yang menang. Ukuran layang- layang yang digunakan cukup sederhana hanya dengan ukuran kecil.
Peserta yang hadir bukan hanya dari Desa Tembok. Ada beberapa peserta dari luar Desa Tembok, bahkan peserta dari Karangasem dan Denpasar juga ikut meramaikan.
Terdapat 36 peserta yang hadir dalam Festival Mekorot. Sebanyak 8 peserta ikut meramaikan untuk kategori layangan kreasi.
.
.
.
Ketua Panitia Festival Mekorot, Dewa Ketut Willy Asmawan, mengatakan selain untuk menghibur dalam perayaan hari kemerdekaan, Festival Mekorot juga menjadi media edukasi dalam menjaga tradisi dan melestarikan permainan- permainan tradisional agar tidak terlupakan dan tergerus jaman di era permainan digital yang berkembang pesat saat ini.
Menurut Adim, salah satu peserta Mekorot dari Denpasar yang sudah melanglang buana sejak 4 tahun, ia mengaku sering ikut festival dan perlombaan mekorot.
Selain benang yang bagus menentukan untuk menang, kata Adim, juga diperlukan kemampuan atau teknik dalam mengaadu benang layangan dengan sistem tarik ulur yang pas.
“Selain untuk menghibur ada kepuasan tersendiri saat beradu dan lawan putus merupakan sebuah kenikmatan yang tak bisa dinilai dengan uang,” kata Adim.
Harapan ke depan, kegiatan seperti ini terus bisa dilakukan untuk memperkenalka permainan- permainan tradisional kepada anak- anak sebagai generasi muda dan bisa ikut melestarikannya. Mungkin untuk tahun depan bisa mendatangkan peserta lebih banyak lagi sehingga bisa menjadi ajang tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa Tembok.
Satu lagi, dalam rangka perayaaan HUT ke-78 RI, juga diadakan pergelaran seni yang akan diselenggarakan di Balai Desa Tembok tanggal 26 Agustus 2023.
Bagi kerabat saudara teman yang ingin meyaksikan, mai melali ke Tembok. [T]
- BACA artikel lain tentangDESA LESdanDESA TEMBOK