30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Dari Salam “MERDEKA”, Kita Memaknai Kemerdekaan

Dr. dr. Ketut Putra Sedana, Sp.OGbyDr. dr. Ketut Putra Sedana, Sp.OG
August 14, 2023
inEsai
Puasa, Kebutuhan dan Hari Kelahiran

dr. Ketut Putra Sedana

SETIAP BULAN Agustus kita disibukkan dengan beragam kegiatan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Dan kegiatan-kegiatan ini adalah  wujud rasa syukur dan terima kasih kepada para pahlawan yang sudah berhasil memerdekakan bangsa Indonesia.

Thomas Carlyle seorang ahli falsafah pernah berkata, “Pelajarilah sejarah perjuanganmu sendiri yang sudah lampau, agar supaya tidak tergelincir dalam perjuanganmu yang akan datang.”

Sejarah perjalanan bangsa kita sangat panjang, maka belajarlah dari sejarah sehingga kita tidak akan jatuh di lubang yang sama. Jika kita meninggalkan sejarah, maka kita akan berdiri dalam kevakuman, berdiri dan berjalan tanpa arah yang jelas dan sudah pasti perjuangan dan perjalanan yang dilakukan akan gagal.

Mengerti dan memahami sejarah kita sangat penting, bahkan Bung Karno pun mengingatkan kita dengan ‘JAS MERAH”nya, jangan sekali kali melupakan sejarah yang tentunya memiliki makna yang sangat mendalam.

Dan dalam perjalanan sejarah perjuangan kita, khususnya di era revolusi Indonesia yang dipimpin oleh Bung Karno yang selalu mengumandangkan salam dengan pekikan ‘MERDEKA”.

Pekikan “Merdeka” itu kita rasakan memiliki kekuatan magis religius yang mampu membakar semangat para pejuang kemerdekaan saat itu, hingga kita merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dan pada tanggal 31 Agustus 1945 dalam maklumat pemerintah ditetapkan “MERDEKA” sebagai salam nasional bangsa Indonesia, dan salam nasional ini resmi berlaku mulai tanggal 1 September 1945, yang pada pengucapannya dilakukan dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka dan bersamaan dengan itu memekikkan kata “MERDEKA”.

Makna-makna dari semua itu adalah; mengepalkan tangan dengan menyatukan 5 jari adalah menunjukkan lima sila dalam pancasila, yang berada setinggi bahu atau pundak yang menunjukkan rasa tanggung jawab, dan teriakan “MERDEKA” yang artinya Negara Republik Indonesia dapat berdiri tegak hanya karena berlandaskan Pancasila, bukan oleh ideologi-ideologi lain.

Pada tahun 1933 Bung Karno menulis sebuah risalah yang berjudul “Mencapai Indonesia Merdeka” dijelaskan bahwa syarat utama untuk bisa lepas dari stelsel kapitalisme dan imperialisme adalah Indonesia harus merdeka, sehingga kita bisa leluasa mendirikan suatu masyarakat baru tanpa kapitalisme dan imperialisme.

Jadi kemerdekaan adalah syarat utama untuk lepas dari penjajahan. Dan saat ini kita sudah merdeka bahkan sudah 78 tahun kita merasakan udara kemerdekaan itu, dan sudah bebas menentukan arah baru negeri ini sesuai kehendak kita sendiri tanpa intervensi negara-negara lain.

Sebagai warga masyarakat Indonesia tentunya sangat bangga karena dalam merebut kemerdekaan, Indonesia adalah satu-satunya negara didunia ini yang merdeka karena mengusir penjajah bukan karena hadiah, walaupun sebelumnya Indonesia dijanjikan akan diberi kemerdekaan oleh Jepang pada 24 Agustus.

Kemerdekaan yang kita dapat adalah muncul dari kesadaran kolektif pahlawan-pahlawan kita pentingnya bersatu, dengan bersatu kita akan maju. Setelah kita merdeka bukan berarti bebas sebebas-bebasnya tapi ada suatu aturan (Konstitusi) yang mengikat demi cita-cita kemerdekaan itu tercapai, yaitu UUD 1945 dan dasar negara yaitu Pancasila.

Saat ini semangat merebut kemerdekaan semestinya harus tetap sama dengan semangat mengisi kemerdekaan ini, salah satu yang nyata yang mempengaruhi semangat merebut kemerdekaan adalah salam “MERDEKA“.

Salam “MERDEKA” Ini sudah semakin jarang terdengar baik di muka umum atau kegiatan-kegiatan resmi pemerintahan, bahkan terkesan salam tersebut hanya sebagai salam dari salah satu organisasi partai politik. Padahal sampai saat ini salam “MERDEKA” yang tertuang dalam maklumat presiden tanggal 31 Agustus 1945 oleh pemerintah belum dicabut, sehingga secara yuridis hukum ketatanegaraan masih resmi menjadi salam nasional bangsa Indonesia.

Dalam momen menyambut HUT RI ke 78 tahun 2023 ini salam kebangsaan “MERDEKA” haruslah kembali digalakkan atau digaungkan, tidak saja dalam merebut kemerdekaan, namun dalam mengisi kemerdekaan ini yang kita tahu tantangannya sangat besar.

Dan dalam alam kemerdekaan ini, musuh terberat adalah bukan bangsa-bangsa lain, tapi bangsa kita sendiri. Seperti apa yang pernah disampaikan oleh Bung Karno Sang Proklamator bahwa “musuh yang terberat saat ini adalah rakyat itu sendiri, rakyat yang mabuk akan budaya luar, yang kecanduan agama, yang rela membunuh bangsa sendiri demi menegakkan budaya asing, tetaplah bersatu untuk membangun negeri ini tanpa pertumpahan darah.“  

Dari pernyataan itu kita menyadari nutrisi utama untuk kita bisa maju adalah bersatu. Bersatu dalam perbedaan menjadi sebuah benteng utama untuk melawan pengaruh asing yang ingin membuat Indonesia hancur dan tidak maju.

Sehingga dalam kondisi keterkinian salam “MERDEKA” haruslah kembali digalakkan atau digaungkan, karena salam “MERDEKA” adalah salam yang menyentuh semua golongan tanpa batasan, bukan seperti salam keagamaan yang tentunya memiliki batasan-batasan. Salam “MERDEKA” adalah salam sebagai salam pemersatu yang mutlak diperlukan ditengah ancaman disintegrasi, sekaligus dapat membangkitkan semangat kebangsaan kita.

Di samping itu salam “MERDEKA” sebagai salah satu bentuk komitmen kita untuk mewarisi semangat para pahlawan pendahulu kita, untuk bisa menjadi pahlawan pengisi kemerdekaan di jaman ini.

Dirgahayu Republik Indonesia ke 78, tetap melaju menuju Indonesia maju. Salam “ MERDEKA”. [T]

  • BACA artikel lain dari penulisDOKTER CAPUTatauDR. DR. KETUT PUTRA SEDANA, SP.OG
Hamil Sebelum Menikah
Politik itu Kehidupan
Sejarah yang Membuat Saya Bangga jadi Orang Buleleng
ORHIBA : Olah Raga, Spiritualitas dan Kesehatan
Kita Sukses Karena Proses, Bukan Protes
Tags: Dokter CaputHari Kemerdekaan RI
Previous Post

Showcase Regenerasi Bernyali: Knowladge dari Proses Karya, Penciptaan dan Manage

Next Post

Aksara Bali 350 Tahun Lampau & Koleksi Lontar Kuno Rsi Bhujangga

Dr. dr. Ketut Putra Sedana, Sp.OG

Dr. dr. Ketut Putra Sedana, Sp.OG

Akrab dipanggil Dokter Caput. Ia adalah dokter spesialis kandungan yang mengelola klinik bersalin Permata Bunda, Singaraja, Bali. Ia juga dosen di Stikes Buleleng.

Next Post
Aksara Bali 350 Tahun Lampau & Koleksi Lontar Kuno Rsi Bhujangga

Aksara Bali 350 Tahun Lampau & Koleksi Lontar Kuno Rsi Bhujangga

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co