10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Made Sanggra Adalah Federico Garcia Lorca dari Bali

I Made SujayabyI Made Sujaya
July 23, 2023
inKhas
Made Sanggra Adalah Federico Garcia Lorca dari Bali

“Tribute to Made Sanggra: Katemu Made Sanggra ring Bali Jani”, digelar di Ksirarnawa, Denpasar, Sabtu sore, 22 Juli 2023.

SASTRA BALI MODERN saat ini berkembang baik di Bali. Banyak penulis-penulis muda Bali sudah tak malu-malu lagi menulis karya sastra modern dengan berbahasa Bali. Banyak buku puisi dan cerita berbahasa Bali terbit, meski terbit dengan jumlah terbatas.

Kondisi baik itu tentu saja melegakan. Jika Made Sanggra masih ada, ia barangkali akan sangat senang melihat perkembangan Sastra Bali Modern saat ini. Made Sanggra adalah orang, di masa hidupnya, yang selalu memberi semangat kepada para penulis muda untuk terus menulis, dalam bahasa Indonesia, apalagi dalam bahasa Bali.

Untuk itu, bukan hal berlebihan jika dalam Festival Seni Bali Jani V tahun 2023, nama Made Sanggra dibicarakan lagi dengan pergelaran yang dikemas dalam berbagai bentuk seperti musikalisasi puisi, pergelaran drama, video documenter dan video testimony.

Di sela pergelaran itu juga diselipi gelar wicara (talkshow) bersama sejumlah tokoh, seperti Jean Couteau, Putu Suasta, Ari Dwijayanti serta putra kedua Made Sanggra yang juga sastrawan Bali modern, I Made Suarsa. Ditampilkan juga bintang tamu penyair Wayan Jengki Sunarta dan pangawi sastra Bali modern, Carma Citrawati yang membacakan sajak-sajak Made Sanggra.

Pergelaran itu bertajuk “Tribute to Made Sanggra: Katemu Made Sanggra ring Bali Jani”, digelar di Ksirarnawa, Denpasar, Sabtu sore, 22 Juli 2023.

Pergelaran Tribute to Made Sanggra merupakan wujud apresiasi atas pencapaian dan pengabdian Made Sanggra pada dunia seni sastra Bali. Persembahan Yayasan Wahana Dharma sastra Made Sanggra Sukawati digarap Putu Suarthama, seorang jurnalis dan penulis yang juga putra Made Sanggra dan Gde Aryantha Soethama, sastrawan yang juga berasal dari banjar yang sama dengan Made Sanggra di Banjar Gelulung, Desa Sukawati Gianyar.

Siapa Made Sanggra?

Made Sanggra merupakan sastrawan kelahiran 1 Mei 1926 di Banjar Geliulung, Desa Sukawati, Gianyar dan meninggal 20 Juni 2007 karena sakit tua. Sebagai veteran pejuang, Made Sanggra dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Gianyar.

Made Sanggra memulai proses kreatifnya sejak duduk di kelas tertinggi Vervlog School di Sukawati tahun 1938. Karya pertamanya terkumpul dalam buku “Hikayat Prabu Mayadenawa” berupa geguritan Sinom.

“Tribute to Made Sanggra: Katemu Made Sanggra ring Bali Jani” | Foto: Tim Kreatif FSBJ 2023

Dia menulis dalam bahasa Bali dan bahasa Indonesia. Dia beberapa kali meraih juara dalam lomba menulis. Cerpen “Katemu ring Tampaksiring” menyabet juara I Sayembara Listibya Bali, 1972.  

Made Sanggra meraih hadiah sastra Rancage perdana untuk sastra Bali tahun 1998 melalui buku “Kidung Republik”. Penghargaan lainnya, Satya Lencana Perang Kemerdekaan (1, II), Bintang Gerilya dan Bintang Legiun Veteran RI.

Selain itu ia jua menerima Penghargaan Seni Wija Kusuma dari Pemerintah Kabupaten Gianyar (1986) dan Piagam Penghargaan Seni dan Medali Emas Dharma Kusuma dari Guberur Bali 1987.

Transformasi Kevudayaan Bali

Selain sebagai penulis yang tekun, Made Sanggra juga turut berperan dalam transformasi kebudayaan Bali melalui jalur sastra. Dia menjadi semacam jembatan antara Bali lama yang mencurahkan perhatian pada tradisi dan Bali sekarang yang lebih modern dan mengindonesia.

Tak hanya itu, Made Sanggra juga sebagai jembatan dengan dunia luar. Itu tercermin dalam karyanya cerpen “Katemu ring Tampaksiring” yang berkisah tentang hubungan antara orang Bali dan Belanda.

“Cerita itu menyangkut peristiwa pascaperjuangan, sedangkan dia sendiri terlibat dalam perjuangan. Artinya, dia bisa melampaui segala ketegangan bahkan mungkin segala kebencian yang terkait dengan perjuangan untuk menjadi universal di dalam sikapnya. Saya rasa ini yang bisa dicatat sebagai sumbangan beliau,” kata budayawan Jean Couteau tentang Made Sanggra dalam acara pergelaran tribute di Gedung Ksirarnawa itu.  

Penyair dan pemerhati seni, Hartanto, mengutip kata sastrawan Umbu Landu Paranggi yang menyebut Made Sanggra sebagai Federico Garcia Lorca dari Bali. Lorca merupakan penyair dan dramawan Spanyol yang karya-karyanya menggabungkan unsur tradisionalitas dan tema kontroversial.

“Karya-karya Pak Sanggra visioner. Dalam puisi-puisi beliau tentang Denpasar, misalnya. Beliau mengatakan sawah akan jadi rumah, rumah akan jadi sawah. Itu merupakan kritik terhadap developmentalist,” kata Hartanto.

Aktivis dan pengamat sosial, Putu Suasta mengaku tak begitu kenal Made Sanggra, tapi membaca karya-karyanya. Dari karya-karyanya itu Putu Suasta menyimpulkan Made Sanggra mampu bermetamorfosis karena hidup dalam tiga zaman yang berbeda, yakni zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang, dan zaman kemerdekaan.

“Tak hanya bermetamorfosis, dia juga bertransformasi, melompat beradaptasi dengan semangat zaman. Dia punya visi dan karakternya membentuk energi luar biasa,” tandas Putu Suasta.

Akademisi serta sastrawan Bali modern, Ni Made Ary Dwijayanti mengaku tak pernah bertemu Made Sanggra tapi dia merasa berutang sastra terhadap Made Sanggra. Karya-karya Made Sanggra menerbitkan keinginannya untuk menulis sastra Bali. “Karya-karya Pak Made Sanggra ibarat mantra dalam hidup saya. Dalam puisinya tentang hidupe nemu sengsara. Tapi, Pak Made Sanggra juga meyakinkan saya, di jalan sastra, saya tidak akan mati kelaparan,” kata Ary.

Putra Made Sanggra, I Made Suarsa yang kini melanjutkan sang ayah menjadi pangawi sastra Bali modern mengaku selalu ingat dengan wasiat dan nasihat ayahnya agar ikut membantu kelangsungan sastra Bali modern.

“Ayah tahu basic saya sastra Indonesia. Ayah berkata, ‘Sa, tulungin jep sastra Bali anyar, pang ada ajak liu. Sastra Indonesia kan suba ajak liu. Itu yang membuat saya terjun ke sastra Bali, walaupun saya sering dikatakan salah pilih jurusan karena memilih sastra Indonesia tapi berkarya di sastra Bali. Tapi, justru saya mendapat banyak penghargaan karena menulis sastra Bali,” tutur Suarsa.

“Tribute to Made Sanggra: Katemu Made Sanggra ring Bali Jani” | Foto: Tim Kreatif FSBJ 2023

Suarsa juga mengapresiasi karya-karya ayahnya diapresiasi, bahkan menjadi makin berkembang. “Katemu ring Tampaksiring” yang merupakan cerita pendek dikembangkan menjadi cerita panjang dalam bentuk drama gong, arja, dan belakangan geguritan. Alih wahana ini menjadi karya-karya Made Sanggra melintas batas dan diterima berbagai kalangan.

Memang, cerpen “Katemu ring Tampaksiring” karya Made Sanggra pernah dialihwahanakan menjadi arja oleh Prof. Wayan Dibia. Belakangan, cerpen itu dijadikan lakon drama gong dalam lomba drama gong remaja Pesta Kesenian Bali (PKB).

Menurut Dibia, awalnya dia tak tertarik dengan cerpen “Katemu ring Tampaksiring” karena hanya cerpen. Namun, setelah membacanya, dia menyadari karya itu penting karena merepresentasikan relasi Bali dalam konteks globalisasi. Lalu muncul idenya untuk menjadikannya sebagai lakon arja.

“Saya lalu menemui Pak Made Sanggra, minta izin untuk menjadikan cerpennya sebagai lakon arja. Ketika saya minta izin memasukkan tokoh antagonis, beliau tak memasalahkan,” tutur Dibya. [T]

Tribute to Maestro I Gusti Putu Gede Wedhasmara — Lagu-lagunya Melegenda Secara Nasional, Tapi Namanya Kurang Dikenal
Berguru Kepada Sang Guru, Gerson Poyk
Tags: Festival Seni Bali JaniMade Sanggrasastra bali modern
Previous Post

Kebebasan Ruang Menonton dalam Kolaborasi Muspus dan Fotografi Percakapan Selat Kelompok Sekali Pentas

Next Post

Menghidupkan Kembali Atraksi Sapi Gerumbungan dalam Lovina Festival 2023

I Made Sujaya

I Made Sujaya

Wartawan, sastrawan, dosen. Pengelola balisaja.com

Next Post
Menghidupkan Kembali Atraksi Sapi Gerumbungan dalam Lovina Festival 2023

Menghidupkan Kembali Atraksi Sapi Gerumbungan dalam Lovina Festival 2023

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co