10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sagara Kreti dan Geliat Cipta Seni Hari Ini

Jero Penyarikan Duuran BaturbyJero Penyarikan Duuran Batur
July 16, 2023
inOpini
Sagara Kreti dan Geliat Cipta Seni Hari Ini

Jero Penyarikan Duuran batur/IK Eriadi Ariana | Foto: Dok

Catatan: Artikel ini adalah juara kedua dalam Wimbara (Lomba) Penulisan Opini pada Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2023

PADA suatu momentum di pinggiran barat Kota Denpasar, seorang pemikir Bali bergumam pada saya. Katanya, “Jika seorang sarjana kedokteran bisa menjadi dokter yang mengobati pasien, seorang sarjana arsitektur berperan sebagai aktor pembangunan gedung, dan sarjana pertanian lahir menjadi agen-agen pemajuan dunia pertanian, lalu apa peran seorang sarjana sastra?”

Kala itu saya berpikir keras untuk memilih kata yang tepat sebagai jawaban. Saya curiga pertanyaan itu diajukaan bukan sekadar pertanyaan, tetapi juga sebagai jebakan. Kebetulan saya seorang sarjana sastra yang sungguh tidak memiliki pengetahuan luas pada dunia sastra. Selain itu, sang penanya juga dikenal sebagai seorang kritis dan kadang “sinis” pada berbagai hal. Mungkin memang demikian seorang pemikir. Atas alasan-alasan itulah saya merasa harus memilih kata yang tepat agar tidak terjebak dan terjerat.

Lantaran saya tak kunjung menjawab, ia lantas menjawab sendiri pertanyaan itu. “Tugas sarjana sastra adalah merawat kemanusiaan! Sastra dan segala ilmu humaniora tugasnya adalah merawat humanity itu,” tegasnya. Saya mengangkat bahu yang awalnya tersandarkan pada kursi plastik di ruang kerjanya. Sembari merogoh sebuah salak yang jadi sajian pertemuan kami, saya merenungkan pertanyaan dan jawabannya. Pernyataan itu pula yang patut kita renungkan dalam konteks berkesenian di Bali hari ini.

Barangkali publik telah lama sepakat bahwa seni dan sastra ditempatkan pada posisi terhormat sebagai pijar peradaban manusia. Dua bidang yang sesungguhnya tunggal ini disebut-sebut sebagai media penghalus budi. Sastra diyakini mampu menjadi pelita yang dapat menerangi hidup manusia yang temaram. Setidaknya demikian dikatakan nun jauh beberapa ratus tahun silam oleh penggurat Kakawin Nītiśāstra yang mempersembahkan karyanya secara penuh untuk publik. Pujangga yang penuh kerendahan hati dengan mengalpakan nama pada karyanya itu menulis bernas, “Widyā śāstra sudharma dipa nikang tribhuwana suměnӧ prabhāswara (pengetahuan sastra, serta ajaran-ajaran kebenaran adalah pelita yang menerangi ketiga dunia ini)—Kakawin Nītiśāstra, IV.1”.

Lalu, apa hubungan menyatakan entitas sastra dan seni sebagai penerang hidup terhadap penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-45 tahun 2023?

Sebagaimana telah diketahui, PKB ke-45 tahun ini mengetengahkan tema “Segara Kreti: Prabhaneka Sandhi (Samudera Cipta Peradaban)”. Jika ditimang dan ditimbang, tema ini memiliki tanggung jawab moral yang jauh dari kata sederhana. Kearifan nilai sagara kerthi [kreti] ‘memuliakan lautan’ yang diwariskan leluhur Bali dari masa silam digunakan oleh panitia untuk memantik dan menghidupi proses penciptaan, pelestarian, dan pengembangan seni di Bali. Jika asumsi saya benar, maka tema ini sesungguhnya adalah agenda besar nan kompleks dalam membuka ruang pengembangan seni dan kebudayaan Bali menyongsong berbagai dinamika dan perkembangan zaman saat ini.

Sagara Kreti: Penciptaan dan Peleburan

Segara kerthi [sagara kreti] secara harfiah dapat diartikan sebagai ‘pemuliaan lautan’. Ini merupakan satu konsep dari enam bagian sad kreti ‘enam upaya pemuliaan’. Konsep pemuliaan yang sarat nilai kearifan ekologi ini secara konsepsi tidak perlu disangsikan untuk dijadikan kompas mengelola lingkungan Bali sejak dahulu, hari ini, dan masa depan.

Rujukan untuk konsep sagara kreti dan sad kreti dapat ditemui pada teks Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsul. Naskahnya dapat disapa dalam bentuk lontar di perpustakaan Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar serta dalam bentuk naskah alih aksara di Gedong Kirtya Singaraja. Pusat Kebudayaan Bali di Denpasar konon juga mengkoleksi naskah ini—dibuktikan dengan teregistrasi di dalam katalog. Sayangnya, ketika ingin ditemui, naskah tersebut tidak ada.

Menurut teks tersebut, secara khusus aspek sagara kreti dimuliakan di Pura Sakenan yang merupakan istana dari entitas dewa bergelar Hyang Sandijaya. Beliau merupakan satu dari enam Dewata Sad Kreti Loka Bangsul yang lahir dari yoga mahasempurna Bhatara Pasupati di Gunung Mahameru. Dewata Sad Kreti Loka Bangsul disamakan dengan Dewata Sad Winayaka yang beristana di surga. Di Nusa Bangsul (Pulau Bali), mereka bertugas menjaga elemen-elemen alam semesta yakni gunung (giri), hutan (wana), danau (ranu), laut (sagara), sawah (swi), dan dunia (jagat)agar lestari dan menghidupi seluruh rakyat.

Secara fungsional, menurut teks ini sagara kreti adalah konsep memuliakan lautan sebagai objek keseimbangan dunia, meruwat segala bentuk kekotoran, serta menetralisir wabah penyakit (pagêh mangrakṣa sāgara pakrêtti, pangayu jagat, mwang pamrayaścitta sarwwa kāla bhūta mānuṣa. Humilangakên sarwwa manighra sarāt, mwang sarwwa jara maraṇa [konsisten menjaga sāgara pakrêti, memuliakan bumi dan meruwat segala sifat negatif pada manusia. Melebur kotoran semesta dengan cepat serta memusnahkan segala jenis wabah]).

Konsep laut sebagai media peleburan segala dosa dan kekotoran sebagaimana dinyatakan dalam Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsul masih terawat terang dalam kehidupan spiritual masyarakat Bali hingga hari ini. Ritual-ritual umat Hindu Bali yang terkait dengan peruwatan banyak di antaranya melibatkan elemen lautan. Sebagian besar desa adat di Bali akan melakukan ritual melasti menjelang perayaan Nyepi. Pada musim-musim yang dianggap rawan, misalnya pada sasih Kanem hingga Kasanga, sejumlah komunitas adat akan melakukan upacara pamarisuddha atau tawur di pantai. Secara pribadi, orang Bali juga memanfaatkan laut untuk ritual malukat, mabayuh, maupun istilah lainnya yang beririsan dengan pembersihan diri. Banyak individu juga sangat percaya jika air laut merupakan media penetralisir ilmu hitam yang efektif, sehingga memanfaatkannya untuk melindungi atau meruwat pekarangan rumah atau sekadar sebagai panyengker ‘penjaga’ ritual yang sedang mereka bangun.

Pada dimensi lainnya, laut juga diwacanakan sebagai ruang penciptaan dan pusat kehidupan. Teks Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsul pada bagian awal telah menarasikan laut sebagai ibu dari semesta ini. Dahulu kala, telur semesta (andabhuwana) pertama kali menetas di lautan luas. Telur inilah yang meledak dan menciptakan gugusan benua dan pulau-pulau. Satu di antaranya adalah Nusa Bali yang dituturkan terletak di bagian selatan dunia itu. Mulai dari laut pulalah kemudian muncul makhluk-makhluk ciptaan Bhatara untuk memenuhi dunia ini.

Laut dalam fungsinya sebagai ruang penciptaan juga beririsan dengan kemunculan air suci keabadian (tirtha amreta). Kitab Adiparwa menyebut bahwa air suci yang dapat membuat peminumnya hidup selamanya itu muncul dari upaya pemutaran Lautan Susu (Ksirarnawa) menggunakan Gunung Mandara. Kerja besar itu konon dilakukan melalui kolaborasi antara bangsa dewa dan raksasa atas nama kemaslahatan seluruh dunia. 

Seni sebagai Perawat dan Peruwat Kemanusiaan

Seperti tesis yang saya ajukan di depan, refleksi mendasar yang dapat kita ambil dari kearifan nilai sagara kreti pada PKB ke-45 ini adalah peran seni sebagai perawat dan peruwat kemanusiaan. Kita semua barangkali sepakat jika ke depan kehidupan ini akan semakin kaya dengan tantangan. Krisis lingkungan, krisis pangan, wabah, hingga peluang terjadinya perang besar antarnegara adalah ancaman nyata di pelupuk mata bagi masa depan umat manusia. Prediksi-prediksi kiamat berpeluang besar akan benar-benar terjadi jika umat manusia salah mengelola alam dan egonya.

Berpijak pada ancaman-ancaman itu, maka melalui momentum PKB ke-45, seni idealnya dapat mengambil peran sebagai tontonan dan tuntunan untuk menjadi cermin bagi manusia berlaku di dunia. Garapan-garapan yang dihadirkan dalam PKB ke-45 dapat mengetengahkan tema terkait dinamika perubahan lingkungan, khususnya laut, berikut tantangan-tantangan konservasi yang sekiranya tidak banyak disadari. Sejalan dengan laku samudera yang diyakini mampu meruwat kotoran, garapan-garapan yang ditampilkan dalam PKB ke-45 dapat mengusung tema-tema daur ulang. PKB ke-45 juga dapat membincangkan persoalan tata kelola laut kita yang saya kira belum maksimal meskipun negara telah berkoar mendeklarasikan diri sebagai pusat maritim dunia.

Tindakan terpenting dan paling nyata adalah bagaimana seniman dapat menjadi corong menyuarakan suara minor bendega di Bali. Selama ini saya mengamati popularitas bendega dan subak kalah jauh dibanding dengan perbincangan kita terkait desa adat. Padahal, desa adat, subak, dan sekaa bendega adalah tiga elemen penting dalam konstruksi sosial adat Bali. Mereka, bendega-bendega itu, tengah mengalami berbagai macam pergolakan. Suara-suara gusar mereka mungkin dapat lebih didengar oleh otoritas yang tepat jika dikemas dalam bentuk kesenian, lebih-lebih memanfaatkan panggung PKB yang telah mendunia.

Pada upaya dan tanggung jawab besar itu, kewajiban dan tugas seniman adalah melakukan eksplorasi tanpa henti. Literasi wajib dilakukan dalam menyajikan karya seni yang bermartabat. Bagi saya dan mungkin sebagian besar dari Anda, seni yang mampu merawat dan meruwat kemanusiaan adalah seni yang tidak menanggalkan kebenaran. Seni hanya sekadar jadi ekspresi seniman jika menerobos ruang-ruang kebenaran, meskipun mungkin tidak satu pun dari kita paham dan mewarisi kebenaran mutlak. [T]

  • BACA artikel lain dari penulis IK Eriadi Ariana atau Jero Penyarikan Duuran Batur
Bukit Cintamani Mmal: Minoritas Wacana dan Stigmatisasi di Dalamnya
Kuasa Tanah dan Anugerah Air: Meneropong Hubungan Batur-Ubud
“Ranupura” | Wajah Bangli sebagai Hulu
Tags: kesenian baliPesta Kesenian BaliPesta Kesenian Bali 2023
Previous Post

Learning Ownership Siswa, Penentu Keberhasilan Pembelajaran

Next Post

“Antuk Linggih” Gus Lolec | In Memoriam Ida Bagus Sura Kusuma

Jero Penyarikan Duuran Batur

Jero Penyarikan Duuran Batur

Memiliki nama lahir I Ketut Eriadi Ariana. Pemuda Batur yang saat ini dosen di Prodi Sastra Jawa Kuna Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana. Senang berkegiatan di alam bebas.

Next Post
“Antuk Linggih” Gus Lolec | In Memoriam Ida Bagus Sura Kusuma

“Antuk Linggih” Gus Lolec | In Memoriam Ida Bagus Sura Kusuma

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co