3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Suatu Hari di Awal Juli 2023

JaswantobyJaswanto
July 6, 2023
inEsai
Libur Hari Jumat

tatkala.co

HARI ITU Singaraja benar-benar terasa panas, temperaturnya sekitar 32 derajat Celsius. Untuk itu saya memutuskan duduk diam di dalam kamar—hari itu saya memang sedang libur bekerja.

Singaraja di awal bulan ini adalah kota yang dilanda ketidakpastian musim. Ada waktu-waktu tertentu ketika matahari bersinar dengan terang—dan panas, panas sekali. Tetapi hanya sepersekian menit dan tanpa diduga-duga, tiba-tiba angin mengirim kumpulan awan hitam dan membuat matahari lari terbirit-birit.

Udara panas seperti beberapa hari yang lalu mengingatkan saya akan suasana kampung halaman. Saat panas, di kampung saya, jalanan seperti dipanggang dan angin kering berembus membawa debu dan aroma kotoran ternak. Orang-orang berlalu-lalang dengan gerutu-gerutu. Para perempuan berkumpul di tiap-tiap beranda rumah sambil mengupas kulit kacang tanah—bakal bibit, kata mereka. Setiap menit pembicaraan, mereka mengungkapkan teori yang sama bahwa matahari sesungguhnya tidak sepanas ini beberapa tahun sebelumnya.

Bumi kita memang semakin memanas, diakui atau tidak. Goddard Institute for Space Studies (GISS), lembaga penelitian semesta milik NASA, mencatat suhu bumi naik 0,8 derajat Celcius sejak 1880—seratus tahun setelah dimulainya Revolusi Industri, ketika era pertanian berubah menjadi pengolah barang di pabrik. Sebab, dua pertiga kenaikan tertinggi dimulai sejak 1975 sebesar 0,15-0,2 derajat Celsius per dekade. Perubahan iklim tengah terjadi, akibat aktivitas manusia dan segala penghuninya. Ia bukan mitos, seperti diyakini mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Saya kutip dari Majalah Fores Digest edisi Januari-Maret 2019, iklim yang berubah tak sekadar soal suhu yang naik. Perubahan iklim bisa terlihat dengan jelas dari kian banyaknya jenis badai yang melanda belahan-belahan dunia dalam 50 tahun terakhir. Badai, banjir, salju yang ekstrem, dan musim kering berkepanjangan yang merenggut korban jiwa selalu tak sama di tiap-tiap era.

Orang tua saya di kampung, tak lagi memakai primbon untuk menghitung musim dan menyesuaikan tanaman dan waktu panen di sawah dan ladang. Primbon, yang berasal dari perhitungan-perhitungan kuno berdasarkan pengalaman sehari-hari, tak lagi sesuai atau bisa memprediksi perubahan cuaca.

Setiap tahun ada perubahan-perubahan waktu tanam karena palawija tak sesuai lagi dengan iklim yang berganti. Musim hujan tak lagi terjadi pada kurun September-April, tapi di bulan-bulan kering antara Mei-Agustus.

Penyair Sapardi Djoko Damono mesti membuat satu puisi lagi untuk menyesuaikan perubahan iklim ini. Ketika ia menulis puisi Hujan Bulan Juni—yang fenomenal itu—pada 1994, musim masih sesuai dengan penanggalan primbon. Dalam sajak itu, Sapardi menggambarkan bahwa hujan bulan Juni sebagai ketabahan karena air jatuh dari langit itu salah masa: rintiknya menghapus jejak kemarau yang panjang.

Tapi kini, hujan bulan Juni bukan lagi metafora untuk ketabahan karena pada pertengahan tahun itu di beberapa daerah justru sedang banjir. Di Jakarta, pada Juni 2018, tinggi banjir mencapai satu meter.

Jarak antara puisi Sapardi dengan hari ini tak sampai 30 tahun. Dalam kurun itu cuaca berubah, iklim berganti dan penanggalan primbon tak berlaku lagi. Perubahan-perubahan cuaca yang pendek itu menunjukkan bahwa ada yang sedang berubah di alam semesta. Celakanya, perubahan itu ke arah yang lebih buruk. Deforestasi, naiknya jumlah penduduk, makin atraktifnya “mesin dana” produk-produk industri membuat karbon dioksida sebagai gas yang terbuang dari proses produksi itu, terperangkap di atmosfer kita sehingga memancar kembali ke bumi dan menaikkan suhu.

***

Waktu itu saya ambil telpon genggam dan mulai membuka media online, tetapi seingat saya tidak ada berita penting, selain hal-hal yang, oleh para wartawan, dianggap perlu saya ketahui, supaya saya merasa terlibat dan ikut menyuarakan pendapat. Seperti orang-orang pada umumnya.

Saya pun beralih ke jajaran buku-buku koleksi saya, barangkali ada buku yang menarik untuk kembali dibaca. Tapi sayang, tidak ada yang menarik untuk saat ini, melihat buku-buku sejarah dan filsafat malah membuat saya merasa pusing sebelum membukannya.

Saya ingin pergi berjalan-jalan tetapi di luar suhu sangat panas. Saya sudah menghabiskan sebatang rokok—ya, saya ingat itu. Saya sudah mengirim foto permintaan seorang kawan. Saya sudah memeriksa tubuh saya dan untunglah tidak ada kelainan apa pun (saya takut sekali kalau sampai dipasangi slang lewat tenggorokan, tetapi ternyata kondisi tubuh saya masih baik-baik saja, tanpa cacat satu pun). Besoknya ada beberapa hal yang mesti saya lakukan, dan ada juga urusan-urusan yang sudah saya bereskan kemarin, tetapi hari itu…

Hari itu benar-benar tidak ada urusan apa pun yang memerlukan perhatian saya.

Saya merasa gelisah. Tidakkah seharusnya saya melakukan sesuatu? Yah, seadanyai saya ingin mencari-cari kesibukan, itu tidak terlalu sulit. Pasti ada saja yang bisa dikerjakan, beberapa tulisan orang yang dikirim ke Tatkala.co yang harus segera saya edit, sampah-sampah yang mesti dibuang, perabotan dapur yang harus dicuci, buku-buku yang mesti diletakkan di tempatnya, atau arsip-arsip komputer yang perlu dirapikan. “Tetapi bagaimana kalau saya hadapi saja kekosongan yang tanpa kegiatan ini?” pikir saya waktu itu.

Saya berjalan keluar kontrakan dan duduk di sebuah ranjang dengan kasur yang sudah busuk. Dan dalam hati saya mulai mendaftar hal-hal yang berkecamuk di dalam pikiran saya:

(1) Saya tidak berguna. Pada saat ini semua mahasiswa akhir sedang sibuk menyelesaikan skripsi—dan semua orang lain sedang sibuk bekerja keras.

(2) Saya tidak punya teman. Lihat saja ini—banyak orang di luar sana, tapi saya hanya seorang diri; bahkan telpon pun tak berdering.

(3) Saya perlu membeli makan.

Ya, saya baru ingat seharian itu saya belum memakan apa-apa. Kenapa saya tidak langsung mengambil kunci motor dan berangkat ke warung terdekat? Namun waktu itu saya hentikan pemikiran itu. “Kenapa begitu sulit untuk tetap seperti ini saja, tidak melakukan kegiatan apa-apa?” Seperti ada suara dalam kepala saya.

Serangkaian pemikiran kacau melintasi benak saya: teman-teman mahasiswa yang cemas mau jadi apa setelah mereka lulus nanti; percakapan-percakapan tanpa ujung pangkal; bergadang sampai larut malam padahal tidak ada yang penting untuk menjadi pembahasan; para artis yang begitu semangat ingin menjadi wakil rakyat walau beberapa lebih memilih selingkuh dan bercerai; para atasan yang terus menekan bawahan agar terlihat kuasa; para bawahan yang rela menjilat kaki atasan agar mendapat pujian; para ibu yang cemas dengan kenakalan anak remajanya; para pelajar yang menyiksa diri mencoba memahami sekolahnya; dan seambrek soal-soal yang sebenarnya tak perlu saya pikirkan.

Saya bergulat lama dan keras dengan diri sendiri supaya tidak bangkit ke warung untuk membeli sesuap nasi. Waktu itu saya mengalami perasaan cemas dan gelisah yang amat sangat, tetapi saya menguatkan tekad untuk tetap di sini—di ranjang dengan kasur busuk itu—dan tidak melakukan apa-apa, sedikitnya selama beberapa jam.

Perlahan-lahan kegelisahan itu berganti menjadi perenungan, dan hari itu, di awal bulan Juli 2023, saya mulai mendengarkan sukma saya. Sepertinya sudah lama sukma saya ingin mengajak bercakap-cakap, tetapi saya terlalu sibuk.

Di luar panas terik masih mendaulat Kota Singaraja, hawanya panas karena berangin—“dan nanti sore barangkali saya perlu membeli makan,” ucap saya waktu itu.

Ya, hari itu saya memang tidak punya kegiatan apa-apa, tetapi di lain pihak saya juga melakukan satu hal yang amat sangat penting: saya mendengarkan apa yang perlu saya dengar dari diri saya sendiri. Itu.[T]

Diskusi Dini Hari Bersama Bang Onang
Singaraja, Sebuah “Kutukan”
(Rasanya) ke-Tuban-nan Saya Sudah Hilang
Bulan “Akting”
Menyepi Bersama Kata-kata
Tags: esaikolomPuisisastraSingaraja
Previous Post

Survei LKPI : Mayoritas Masyarakat Ingin Presiden Paham Ekonomi

Next Post

Goyang Tiktok: Hentakan Virtual Dalam Membangun Wawasan Nusantara di Era Digital

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Goyang Tiktok: Hentakan Virtual Dalam Membangun Wawasan Nusantara di Era Digital

Goyang Tiktok: Hentakan Virtual Dalam Membangun Wawasan Nusantara di Era Digital

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Senyum Rikha dan Cendol Nangka Pertama: Cerita Manis di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Senyum Rikha dan Cendol Nangka Pertama: Cerita Manis di Ubud Food Festival 2025

LANGIT Ubud pagi itu belum sepenuhnya cerah, tapi semangat Rikha sudah menyala sejak fajar. Di tengah aroma rempah yang menyeruak...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co