MANUSIA PADA dasarnya memang memiliki sifat tidak pernah merasa puas dalam hal apapun. Entah itu hal yang menyangkut sebuah pencapaian hingga perkara mencari pasangan hidup. Selalu saja merasa kurang—sepertinya manusia memang selalu menyukai hal yang tidak mereka miliki selayaknya peribahasa “rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri”.
Perasaan seperti ini rasanya wajar-wajar saja untuk dimiliki. Setidaknya, dengan memiliki rasa tidak pernah merasa puas (sewajarnya), maka kita akan semakin berusaha mencapai apa yang belum kita punya. Berlari dan terus mencari. Ya, hitung-hitung ini menjadi jalan untuk kita meng-upgrade diri.
Namun, adakalanya memiliki perasaan seperti ini secara terus menerus akan berimbas pada ketenangan hidup kita.
Aku sempat berpikir, “Jika kita terus selalu merasa kurang, maka kita akan menjadi tamak”. Coba saja, sudah punya sepasang sepatu tapi malah ingin beli lagi. Dengan dalih, “Walaupun dengan warna yang sama, tapi kan coraknya yang berbeda”. Dan yang paling parah itu adalah ketika udah punya pasangan, tapi malah tertarik sama orang lain. Omaigatt!
Seperti fenomena yang marak terjadi di kalangan para selebritis belakangan ini. Media sosial diramaikan oleh beberapa isu perselingkuhan yang terjadi di antara public figure itu. Seolah-olah ini menjadi tren di kalangan mereka. Akibatnya, tak sedikit yang merasa geram karena terbawa suasana, sampai ini menjadi buah bibir netizen.
Terlebih lagi sahabatku sendiri juga pernah mengalaminya, dia diselingkuhi oleh lelaki nakal itu (kalau sahabatku tahu aku menyebut pacarnya dengan lelaki nakal, mungkin dia akan kesal padaku. Haha). Biar saja, toh juga pada kenyataannya memang pacarnya nakal. “Laki-laki mana lagi yang harus aku percaya?” Hehe.
Jangan tanyakan lagi bagaimana kondisi sahabatku saat itu. Ok, mungkin aku tak dapat membaca sepenuhnya tentang apa yang memenuhi isi kepala dia dan gejolak apa yang ada di dalam hatinya itu. Hanya saja, aku takut dia menjadi wanita gila, sungguh.
Namun, miris sekali, sebelum aku sempat memberinya julukan cewe gila, dia sendiri sudah melabeli dirinya sebagai cewe gila lebih dulu. Benar-benar gila, bukan? Duh, membingungkan sekali paragraf ini. Tolong editor, disederhanakan lagi bahasanya.
Aku yakin, ketika melihat kondisi seperti itu, kalian pasti akan bertanya-tanya, kok bisa sih orang-orang pada selingkuh? Apa sih yang mereka cari? Awalnya gimana? Dan masih banyak lagi. Aku pun demikian, tak dapat dimungkiri lagi, kepalaku ramai dengan pertanyaan-pertanyaan aneh.
Faktor pemicu perselingkuhan
Dilansir dari Mojok.co, yang meringkas tulisan ilmiah berjudul “Ketidaksetiaan: Eksplorasi Ilmiah tentang Perselingkuhan” yang ditulis oleh Rinanda Rizky Amalia Shaleha dan Iis Kurniasih, perselingkuhan merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang, baik secara fisik maupun emosional, terhadap komitmen yang telah dijalani dengan pasangan.
Perilaku ini menandakan kurangnya komitmen pada hubungan yang sedang dijalani. Dan ya, dalam beberapa hari terakhir, kata “selingkuh” masuk dalam jajaran kata yang paling banyak disebut di Twitter, hingga 72.200 cuitan.
Setelah cukup lama aku berselancar di Mbah Google (sebenarnya mbahnya siapa si dia ini?), banyak sekali artikel yang memuat poin-poin penyebab terjadinya perselingkuhan. Di antaranya: karena merasakan cinta pada orang lain, tidak terpuaskan secara emosional (karena kurangnya komunikasi), melakukan balas dendam dan keinginan untuk mendapatkan apresiasi dari orang lain.
Namun, sebagai orang yang tidak ahli di bidangnya, aku mencoba mereka-re ka dari cerita sahabat dan isu-isu di media sosial, apa sih pemantik yang paling relate dengan kehidupan kita hingga terjadinya hubungan memalukan itu?
Berawal dari chit-chat malah jadi cheating.
Hal pertama yang aku pikirkan penyebab terjadinya perselingkuhan adalah karena munculnya rasa bosan dan merasa stuck pada hubungan yang sedang dijalani—atau mungkin memang ada celah yang pas untuk menduakan pasangan.
Kemudian rasa bosan tak terkendali ini akan membawa dampak fatal bagi hubungan. Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, sebenarnya kita itu merasa bosan terhadap suasana atau gaya berpacaran yang dijalani aja ga sih? Bukan sama orangnya. Tapi kan, sekarang ini banyak orang yang merasa bosan dan mencari orang lain untuk mendapatkan suasana baru (katanya).
Dari rasa bosan, hingga akhirnya mencari orang sebagai tempat untuk curhat. Sampai pada akhirnya muncul orang yang seakan-akan menjadi pahlawan kesiangan. Biasanya sih pahlawan kesiangan itu berasal dari orang-orang yang memang ada di lingkungan kita sendiri, mungkin bisa partner di tempat kerja atau mungkin teman satu circle. Ujung-ujungnya sih, pasti bakal baper juga.
Gimana nggak baper? Orang ketemunya aja setiap hari, terus isi curcol (curhat colongan) lagi. Hal ini sangat mungkin terjadi, karena seringnya bertemu dan mungkin sudah ada cemistry. Sehingga kalian akan merasa punya tempat untuk mencurahkan masalah yang sedang kalian alami dengan pasangan.
Apalagi kalian yang LDR, pasangan kita akan lebih sering berinteraksi dengan orang sekitarnya. Ups! Tapi ingat ya, enggak semua orang begitu kok, selingkuh hanya dilakukan oleh orang yang lemah.
Dampak psikologis bagi korban
Ternyata selingkuh ini berdampak terhadap kondisi seseorang yang diselingkuhi. Korban biasanya akan mengalami berbagai tekanan emosional dan psikologis setelah diselingkuhi, seperti kecemasan, penurunan kepercayaan diri, serta penurunan harga diri.
Seperti yang aku sampaikan sebelumnya, orang yang menjadi korban perselingkuhan akan menjadi uring-uringan. Mereka pasti akan berpikir, “Salahku di mana?” atau “Aku sekurang itu ya, sampai kamu mencari orang lain?”
Kondisi ini juga memungkinkan berujung pada depresi serta gangguan kecemasan. Jahat, sih, kalau kalian sampai membuat pasangan kalian merasa seperti itu.
Jadi, jangan menjadi manusia yang downgrade dengan cara berselingkuh ya, kawan. Walau pada kenyataannya, setia itu jauh lebih susah dan hanya bisa dilakukan oleh orang profesional saja. Haha.[T]
Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Sedang menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di tatkala.co.