DI DUNIA YANG KIAN BERJALAN dan mengalami perubahan tiap harinya, sudah tidak heran dengan yang namanya penggunakan media sosial. Mulai dari anak-anak berusia 5 tahun hingga lanjut usia, semua kalangan sudah tidak bisa lepas dengan kegiatan yang satu ini.
Bukan tanpa alasan, sosial media adalah salah satu hiburan yang bisa dinikmati siapapun selama kita memiliki smartphone dan juga akses internet. Banyak hal yang bisa dilakukan di sosial media selain hiburan, seperti sharing hal-hal yang kita punya, prestasi maupun materi.
Lalu kemudian, mengapa mahasiswa Ilmu Komunikasi 4 B dari STAHN Mpu Kuturan atau Komunitas Blessed pada akhirnya memilih mensosialisasikan terkait Pentingnya Literasi Media Sosial? Padahal kita tau media sosial memiliki banyak sekali hal positif dalam membantu kegiatan-kegiatan kita.
Namun ternyata, alasan utama mengapa mereka pada akhirnya memilih untuk mengedukasikan hal ini adalah, karena banyak sekali dari media sosial menimbulkan dampak negatif. Tentunya bagi para remaja yang belum terlalu mengetahui adanya sisi gelap tersebut, karena cenderung menggunakan media sosial hanya untuk bermain-main saja.
“Kami mengadakan kegiatan ini di SMP N 3 Sukasada, dan menyasar para remaja yang akan menginjak bangku SMA. Agar nantinya mereka akan lebih aware dengan dampak-dampak dari media sosial yang mereka gunakan sendiri, oleh karenanya jika kita sudah memberikan edukasi maka setidaknya ada beberapa hal buruk yang bisa dihindari,” tutur Dio Artayasa selaku Ketua Koordinator Lapangan kegiatan Gerakan Mahasiswa Peduli di SMP N 3 Sukasada. 3 Mei 2023.
Selain itu ia juga menambahkan bahwa dengan menyasar para remaja yang bisa dikatakan belum memiliki kestabilan emosional tersebut, akan mampu menyadarkan bahwa dunia media sosial yang kita kenal biasa saja, bisa saja mendatangkan bahaya. Seperti contoh, kejahatan media sosial (cybercrime) penyebaran berita palsu/hoax, penjualan/pencurian identitas pribadi pengguna, hacking sistem dan akun. Hal itu sudah banyak terjadi dan sangat-sangat meresahkan para pengguna media sosial.
Relevansivitas kegiatan sosialiasi edukasi ini juga nantinya diharapkan mampu diterapkan oleh para remaja agar menjadi pengguna media sosial yang bijak. Dimana kita mampu membedakan yang mana yang harus kita konsumsi, dan yang mana harus kita waspadai.
Karena seperti yang kita tahu, lebih baik mencegah daripada mengobati, jadi lebih baik perbanyak edukasi untuk menjadi pengguna media sosial yang sehat serta mendatangkan opportunity. Sebab, jika kita bisa memanfaatkan akun media sosial dengan benar, nantinya kita bisa mendatangkan kesempatan-kesempatan positif yang tentunya bermanfaat.
“Nah, kan banyak itu media sosial sekarang digunakan sebagai media bisnis. Kalau kita bisa memberikan edukasi lebih luas kepada banyak-banyak remaja lebih dari sekarang, maka akan menambah peluang-peluang bisnis juga bagi yang lain. Tetapi inilah juga konsekuensinya kalau semisal kita menggunakan media sosial tanpa edukasi, bukannya merasakan dampak positif malah kita terkena imbas negatif. Jadi bijak-bijaklah,” imbuh Dio Artayasa dengan yakin.
Sementara itu, dengan terus meningkatnya pengguna sosial media, diharapkan kita bersama-sama menjaga agar lingkungan di dunia maya kita berada pada lingkungan yang sehat serta menjamin memberikan dampak yang baik kepada diri kita sendiri. Karena bisa jadi, apa yang kita tampilkan di media sosial kita adalah cerminan dari kepribadian serta kehidupan sehari-hari kita.
Jadi, mari menjadi pengguna sosial media yang sehat dan bijak! [T]