7 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Cupak Tanah, Representasi Penguasa di Negara Kita | Ulasan Pementasan Teater Sepit Tiying pada Malam Gelar Seni Gelora Sastra 2023

Musti AriantinibyMusti Ariantini
May 3, 2023
inUlas Pentas
Cupak Tanah, Representasi Penguasa di Negara Kita | Ulasan Pementasan Teater Sepit Tiying pada Malam Gelar Seni Gelora Sastra 2023

Teater Sepit Tiying STAHN Mpu Kuturan Singaraja mementaskan naskah Cupak Tanah

KETIKA SANDIKALA telah tergeser malam pada hari Minggu di penghujung bulan April 2023, sepasang pembawa acara menyerukan penampilan drama yang berjudul Cupak Tanah, yang dipersembahkan oleh Sekolah Tinggi STAH N Mpu Kuturan Singaraja, tepatnya UKM Teater Sepit Tiying, pada acara Malam Gelar Seni Gelora Sastra UKM Teater Seribu Jendela Undiksha 2023 bertempat Auditorium Sekolah Lab Undiksha, Singaraja. 

Ruang Auditorium Widyastana Sekolah Lab Undiksha yang telah disulap begitu megah, tampak senyap, tak ada bisik, tak ada gerak. Hanya setitik cahaya lampu yang bercahaya di atas panggung.

Selang beberapa menit, ruang senyap tersebut berganti menjadi riuh, orang-orang berbalut kain sembari memegang pelepah pisang, datang dari segala penjuru ruang, sambil berteriak, memaki dan menyentak.

Terdengar bisik-bisik dari kursi penonton, “Inilah saatnya tokoh-tokoh tersebut beradu peran di atas panggung.”

Adegan di atas panggung

Balai kecil ditengah-tengah panggung, ditiduri oleh sosok besar, perut buncit dan kumis tebal yang memerankan tokoh Cupak, terlihat sangar, garang dan rakus. Di sekelilingnya terdapat tokoh-tokoh lain yang membentuk formasi, satu persatu mereka menyampaikan pemikirannya, dengan menggebu, merutuk, mendamprat bahkan mencaci.

Seorang pejabat desa mengumandangkan pidato, dengan kalimat-kalimat penuh pemujaan kepada Cupak, menjanjikan tanah-tanah rakyat untuk memuaskan cupak dan sibuk menjilat Cupak. Diikuti oleh tokoh-tokoh lain, kecuali seorang pemuda.

Seorang pemuda, terus berteriak mendamprat pejabat dan tokoh-tokoh yang sibuk menjilati Cupak. Ucapannya menggebu-gebu menentang keras tindakan menjilat penguasa untuk mendapatkan keinginan pribadi dan mengorbankan orang lain (rakyat). Namun, tak lama pemuda tersebut pun mengikuti tingkah pejabat desa, menjilati setiap inci tubuh cupak.

Penonton dibuat geram dengan pemuda tersebut, entah karena ucapannya yang tidak sesuai dengan tindakannya, atau mungkin tokoh pemuda tersebut merepresentasikan sifat-sifat penonton, yang hanya koar-koar menentang penjilatan penguasa namun diam-diam ikut melakukannya.

Segala kemauan Cupak dipenuhi, bahkan pejabat dan tokoh-tokoh tersebut rela melucuti pakaian (harga diri) hingga setengah bugil diatas panggung untuk memuaskan nafsu cupak.

Adegan Cupak meminta tanah kepada para Pejabat Desa

Saling menindas satu sama lain untuk memenuhi keinginan Cupak (penguasa), mengambil semua hak rakyat untuk dipersembahkan kepada cupak.

Tanah-tanah habis dipersembahkan, tanah pemukiman, tanah sawah, tanah perkebunan, tanah kota, bahkan setiap sudut tanah dimakan oleh Cupak—dalam dunia nyata bisa dikatakan penguasa.

Pejabat berlomba-lomba menyenangkan Cupak, dengan harapan mendapatkan imbalan baik jabatan, kekuasaan, maupun uang.

Di atas panggung, cupak terus memakan tanah yang diberikan oleh pejabat desa, tokoh Cupak (Putu Ade Oka Wijaya) sangat totalitas dan professional. Dia benar-benar memakan tanah yang digunakan sebagai properti, wajah dan tubuhnya terbalut tanah-tanah kering yang menempel pada tubuhnya yang basah akan keringat.

Adegan saat Cupak memakan berbagai jenis tanah

Banyak bisik-bisik penonton yang menyerukan kalimat tanya, “Apakah dia benar-benar makan tanah?” atau “Apakah itu tanah sungguhan?”. Ade Oka Wijaya benar-benar mampu membawakan tokoh Cupak, memberikan gambaran bahwa inilah Cupak, orang yang sangar dan rakus.

Lakon terus berlanjut di atas panggung, hingga sampai pada adegan Cupak buang air besar, lalu semua tokoh yang berada di atas panggung, baik pemuda hingga Pejabat Desa, menunggu keluarnya “tai” Cupak. Setelah “tai” tersebut keluar, mereka berebut untuk memakannya.

Ketika adegan tersebut, riuh suara penonton yang berseru jijik dengan ekspresi-ekspresi ingin muntah. Properti “tai” yang digunakan sangat mirip dengan tai-tai yang biasanya dikeluarkan oleh manusia, hitam besar dan bertekstur.

Pemuda, Pejabat Desa dan tokoh figuran lainnya memakan “tai” tersebut dengan lahap, bak anjing-anjing kelaparan yang memperebutkan tai manusia.

Lalu keluarlah seseorang yang bertopeng, bernyanyi sedih ketika melihat pemandangan tersebut, dengan lirik menyayat hati. Lagu tersebut seolah mengatakan penguasa setan yang bertopeng suci, mencuri segala hak rakyat untuk memperkaya diri dan menindas rakyat.

Adegan berubah lagi, menjadi setting Cupak yang meinta tanah terus-menerus, hingga Pejabat Desa kesulitan memenuhi keinginnya, bahkan tanah kuburan tak luput menjadi santapan Cupak.

Lalu adegan berganti menjadi keributan dan kerusuhan, banyak masyarakat yang berdemo tidak terima dengan sikap Cupak yang semena-mena, memakan tanah-tanah masyarakat, hingga muncul sosok bertopeng yang menjadi Gerantang (adik cupak yang dikira sudah meninggal).

Mereka bertengkar hingga Cupak mengalah dan memberikan kekuasaannya pada Gerantang. Namun, ketika dibuka topeng tersebut malah memunculkan wajah Cupak dengan sifat yang sama—rakus dan semena-mena.

Ending tersebut memunculkan penafsiran ganda, entah memang sedari awal sosok tersebut adalah Cupak dan sosok Gerantang tidak pernah ada. Atau mungkin sosok itu adalah sosok Gerantang yang sudah termakan kursi kekuasaan sehingga sifatnya berubah menyerupai sifat Cupak.

Representasi penguasa di negeri ini

Dari pementasan tersebut bisa kita temukan gambaran-gambaran pemegang kekuasaan di negeri ini. Orang-orang yang sudah menduduki kursi kekuasaan akan melupakan segala tujuan dan berbuat semena-mena menindas rakyat.

Para penguasa mengambil semua hak rakyat. Tanah-tanah rakyat digusur untuk kepentingan pribadi, suap menyuap sudah menjadi hal biasa, perilaku menjilat atasan dan prilaku penguasa yang menyalahkan pejabat, sedangkan pejabat menyalahkan bawahan hingga bawahan menyalahkan dan menindas rakyat. Rakyat yang diam dan bisu semakin tersingkirkan.

Perlu diketahui, naskah Cupak Tanah adalah karya dari Putu Satria Kusuma, seorang sastrawan Bali. Naskah tersebut telah diterbitkan oleh Mahima pada tahun 2015 bersama naskah-naskah lain karya beliau di antaranya naskah Bayangan Didepan Bulan, Di Ruang Tunggu, Menunggu Tikus, Subak dan Naskah Sukreni.

Lakon Cupak Tanah telah dipentaskan pada ruang-ruang bergengsi pada tahun 2007 seperti CCL Bandung, ISI Jogyakarta, IAIN Sunan Ampel Surabaya, Gedung Kesenian Jakarta, Bentara Budaya Jakarta dan Mimbar Teater Indonesia di Solo.[T]

Monolog “Emak Gugat”: Sebuah Ekspresi Patologi Sosial
Jejak Teater Orok di Singaraja, Larut dalam Peran dan Kesan
Dunia Tak Selalu Hitam-Putih, Bisa Juga Hijau-Pink | Ulasan Pertunjukan Maas Theater en Dans di Indonesia
Tags: memotret pentas teaterpanggungseni pertunjukanTeater
Previous Post

Menemukan Cerita Toleransi di Puncak Gunung Tapak | Catatan Pendakian Sispala SMAN 1 Singaraja

Next Post

Bali Rockin Blues Festival 2023: Panggung Para Pelaku Industri Musik di Bali

Musti Ariantini

Musti Ariantini

Admin tatkala.co

Next Post
Bali Rockin Blues Festival 2023: Panggung Para Pelaku Industri Musik di Bali

Bali Rockin Blues Festival 2023: Panggung Para Pelaku Industri Musik di Bali

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co