16 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Cupak Tanah, Representasi Penguasa di Negara Kita | Ulasan Pementasan Teater Sepit Tiying pada Malam Gelar Seni Gelora Sastra 2023

Musti AriantinibyMusti Ariantini
May 3, 2023
inUlas Pentas
Cupak Tanah, Representasi Penguasa di Negara Kita | Ulasan Pementasan Teater Sepit Tiying pada Malam Gelar Seni Gelora Sastra 2023

Teater Sepit Tiying STAHN Mpu Kuturan Singaraja mementaskan naskah Cupak Tanah

KETIKA SANDIKALA telah tergeser malam pada hari Minggu di penghujung bulan April 2023, sepasang pembawa acara menyerukan penampilan drama yang berjudul Cupak Tanah, yang dipersembahkan oleh Sekolah Tinggi STAH N Mpu Kuturan Singaraja, tepatnya UKM Teater Sepit Tiying, pada acara Malam Gelar Seni Gelora Sastra UKM Teater Seribu Jendela Undiksha 2023 bertempat Auditorium Sekolah Lab Undiksha, Singaraja. 

Ruang Auditorium Widyastana Sekolah Lab Undiksha yang telah disulap begitu megah, tampak senyap, tak ada bisik, tak ada gerak. Hanya setitik cahaya lampu yang bercahaya di atas panggung.

Selang beberapa menit, ruang senyap tersebut berganti menjadi riuh, orang-orang berbalut kain sembari memegang pelepah pisang, datang dari segala penjuru ruang, sambil berteriak, memaki dan menyentak.

Terdengar bisik-bisik dari kursi penonton, “Inilah saatnya tokoh-tokoh tersebut beradu peran di atas panggung.”

Adegan di atas panggung

Balai kecil ditengah-tengah panggung, ditiduri oleh sosok besar, perut buncit dan kumis tebal yang memerankan tokoh Cupak, terlihat sangar, garang dan rakus. Di sekelilingnya terdapat tokoh-tokoh lain yang membentuk formasi, satu persatu mereka menyampaikan pemikirannya, dengan menggebu, merutuk, mendamprat bahkan mencaci.

Seorang pejabat desa mengumandangkan pidato, dengan kalimat-kalimat penuh pemujaan kepada Cupak, menjanjikan tanah-tanah rakyat untuk memuaskan cupak dan sibuk menjilat Cupak. Diikuti oleh tokoh-tokoh lain, kecuali seorang pemuda.

Seorang pemuda, terus berteriak mendamprat pejabat dan tokoh-tokoh yang sibuk menjilati Cupak. Ucapannya menggebu-gebu menentang keras tindakan menjilat penguasa untuk mendapatkan keinginan pribadi dan mengorbankan orang lain (rakyat). Namun, tak lama pemuda tersebut pun mengikuti tingkah pejabat desa, menjilati setiap inci tubuh cupak.

Penonton dibuat geram dengan pemuda tersebut, entah karena ucapannya yang tidak sesuai dengan tindakannya, atau mungkin tokoh pemuda tersebut merepresentasikan sifat-sifat penonton, yang hanya koar-koar menentang penjilatan penguasa namun diam-diam ikut melakukannya.

Segala kemauan Cupak dipenuhi, bahkan pejabat dan tokoh-tokoh tersebut rela melucuti pakaian (harga diri) hingga setengah bugil diatas panggung untuk memuaskan nafsu cupak.

Adegan Cupak meminta tanah kepada para Pejabat Desa

Saling menindas satu sama lain untuk memenuhi keinginan Cupak (penguasa), mengambil semua hak rakyat untuk dipersembahkan kepada cupak.

Tanah-tanah habis dipersembahkan, tanah pemukiman, tanah sawah, tanah perkebunan, tanah kota, bahkan setiap sudut tanah dimakan oleh Cupak—dalam dunia nyata bisa dikatakan penguasa.

Pejabat berlomba-lomba menyenangkan Cupak, dengan harapan mendapatkan imbalan baik jabatan, kekuasaan, maupun uang.

Di atas panggung, cupak terus memakan tanah yang diberikan oleh pejabat desa, tokoh Cupak (Putu Ade Oka Wijaya) sangat totalitas dan professional. Dia benar-benar memakan tanah yang digunakan sebagai properti, wajah dan tubuhnya terbalut tanah-tanah kering yang menempel pada tubuhnya yang basah akan keringat.

Adegan saat Cupak memakan berbagai jenis tanah

Banyak bisik-bisik penonton yang menyerukan kalimat tanya, “Apakah dia benar-benar makan tanah?” atau “Apakah itu tanah sungguhan?”. Ade Oka Wijaya benar-benar mampu membawakan tokoh Cupak, memberikan gambaran bahwa inilah Cupak, orang yang sangar dan rakus.

Lakon terus berlanjut di atas panggung, hingga sampai pada adegan Cupak buang air besar, lalu semua tokoh yang berada di atas panggung, baik pemuda hingga Pejabat Desa, menunggu keluarnya “tai” Cupak. Setelah “tai” tersebut keluar, mereka berebut untuk memakannya.

Ketika adegan tersebut, riuh suara penonton yang berseru jijik dengan ekspresi-ekspresi ingin muntah. Properti “tai” yang digunakan sangat mirip dengan tai-tai yang biasanya dikeluarkan oleh manusia, hitam besar dan bertekstur.

Pemuda, Pejabat Desa dan tokoh figuran lainnya memakan “tai” tersebut dengan lahap, bak anjing-anjing kelaparan yang memperebutkan tai manusia.

Lalu keluarlah seseorang yang bertopeng, bernyanyi sedih ketika melihat pemandangan tersebut, dengan lirik menyayat hati. Lagu tersebut seolah mengatakan penguasa setan yang bertopeng suci, mencuri segala hak rakyat untuk memperkaya diri dan menindas rakyat.

Adegan berubah lagi, menjadi setting Cupak yang meinta tanah terus-menerus, hingga Pejabat Desa kesulitan memenuhi keinginnya, bahkan tanah kuburan tak luput menjadi santapan Cupak.

Lalu adegan berganti menjadi keributan dan kerusuhan, banyak masyarakat yang berdemo tidak terima dengan sikap Cupak yang semena-mena, memakan tanah-tanah masyarakat, hingga muncul sosok bertopeng yang menjadi Gerantang (adik cupak yang dikira sudah meninggal).

Mereka bertengkar hingga Cupak mengalah dan memberikan kekuasaannya pada Gerantang. Namun, ketika dibuka topeng tersebut malah memunculkan wajah Cupak dengan sifat yang sama—rakus dan semena-mena.

Ending tersebut memunculkan penafsiran ganda, entah memang sedari awal sosok tersebut adalah Cupak dan sosok Gerantang tidak pernah ada. Atau mungkin sosok itu adalah sosok Gerantang yang sudah termakan kursi kekuasaan sehingga sifatnya berubah menyerupai sifat Cupak.

Representasi penguasa di negeri ini

Dari pementasan tersebut bisa kita temukan gambaran-gambaran pemegang kekuasaan di negeri ini. Orang-orang yang sudah menduduki kursi kekuasaan akan melupakan segala tujuan dan berbuat semena-mena menindas rakyat.

Para penguasa mengambil semua hak rakyat. Tanah-tanah rakyat digusur untuk kepentingan pribadi, suap menyuap sudah menjadi hal biasa, perilaku menjilat atasan dan prilaku penguasa yang menyalahkan pejabat, sedangkan pejabat menyalahkan bawahan hingga bawahan menyalahkan dan menindas rakyat. Rakyat yang diam dan bisu semakin tersingkirkan.

Perlu diketahui, naskah Cupak Tanah adalah karya dari Putu Satria Kusuma, seorang sastrawan Bali. Naskah tersebut telah diterbitkan oleh Mahima pada tahun 2015 bersama naskah-naskah lain karya beliau di antaranya naskah Bayangan Didepan Bulan, Di Ruang Tunggu, Menunggu Tikus, Subak dan Naskah Sukreni.

Lakon Cupak Tanah telah dipentaskan pada ruang-ruang bergengsi pada tahun 2007 seperti CCL Bandung, ISI Jogyakarta, IAIN Sunan Ampel Surabaya, Gedung Kesenian Jakarta, Bentara Budaya Jakarta dan Mimbar Teater Indonesia di Solo.[T]

Monolog “Emak Gugat”: Sebuah Ekspresi Patologi Sosial
Jejak Teater Orok di Singaraja, Larut dalam Peran dan Kesan
Dunia Tak Selalu Hitam-Putih, Bisa Juga Hijau-Pink | Ulasan Pertunjukan Maas Theater en Dans di Indonesia
Tags: memotret pentas teaterpanggungseni pertunjukanTeater
Previous Post

Menemukan Cerita Toleransi di Puncak Gunung Tapak | Catatan Pendakian Sispala SMAN 1 Singaraja

Next Post

Bali Rockin Blues Festival 2023: Panggung Para Pelaku Industri Musik di Bali

Musti Ariantini

Musti Ariantini

Admin tatkala.co

Next Post
Bali Rockin Blues Festival 2023: Panggung Para Pelaku Industri Musik di Bali

Bali Rockin Blues Festival 2023: Panggung Para Pelaku Industri Musik di Bali

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

by Hartanto
May 15, 2025
0
‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

SELANJUTNYA, adalah lukisan “Dunia Ikan”karya Made Gunawan, dengan penggayaan ekspresionisme figurative menarik untuk dinikmati. Ia, menggabungkan teknik seni rupa tradisi...

Read more

Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

by Gede Maha Putra
May 15, 2025
0
Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini...

Read more

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co