10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Perempuan-perempuan “Pencipta” Bibit Tanaman Buah dari Desa Sudaji

Kadek Sri WidiastutibyKadek Sri Widiastuti
April 23, 2023
inKhas
Perempuan-perempuan “Pencipta” Bibit Tanaman Buah dari Desa Sudaji

Luh Soma, perempuan buruh bibit tanaman dari Desa Sudaji, Buleleng | Foto: Sri Widiastuti

DESA SUDAJI di Kecamatan Sawan, Buleleng, memang dikenal sebagai salah satu sentra pembibitan tanaman buah di Bali. Tapi tahukah kalian, banyak perempuan yang punya peran besar dalam proses pembibitan itu.

Status perempuan itu sebagai buruh. Namun mereka bekerja dengan dedikasi yang tinggi, tanpa meninggalkan pekerjaan-pekerjaan mereka sebagai ibu rumah tangga.

Dua di antara banyak pekerja perempuan dalam sentra pembibitan tanaman buah itu adalah Luh Soma Murniati dan Luh Asti. Mereka sudah bekerja bertahun-tahun, dan hapal bagaimana proses pembibitan dari sejak disemai hingga dijual kepada petani.

25 Tahun Bekerja

Luh Soma Murniati merupakan seorang ibu rumah tangga yang lahir dan tinggal di Banjar Kaja Kangin, Desa Sudaji. Usianya 45 tahun. Ia memiliki dua orang anak. Suaminya juga kebetulan bekerja sebagai buruh bibit tanaman.

Ia sudah mulai menjadi pekerja buruh bibit tanaman sejak usianya masih remaja, sekitar sejak lebih dari 25 tahun lalu.  

“Saya mulai bekerja di bibit tanaman sudah dari remaja, ya kira-kira sekitar usia 19 tahunan,” ujarnya saat saya berkunjung ke rumahnya, Minggu, 16 April 2023.

Menjadi pekerja buruh bibit tanaman tidak semudah yang dibayangkan. Pagi harinya Luh Soma harus menyiapkan makanan untuk keluarga, bersih-bersih rumah, sembahyang dan lain sebagainya, sebelum dia berangkat kerja jam tujuh pagi.

Panas-panasan di bawah terik matahari sudah menjadi hal yang biasa ketika sedang bekerja. Ya, namanya juga resiko kerja, harus dihadapi. “Terkadang juga punggung dan pinggang terasa sakit setelah seharian bekerja,” katanya.

Pembibitan tanaman yang biasanya ia tangani adalah tanaman yang paling diminati oleh konsumen atau pembeli, seperti bibit durian, terutama jenis durian bangkok dan musang king.

Proses awal pembibitan dilakukan selama 3 bulan. Setelah itu masih banyak proses yang dilakukan sebelum bibit-bibit tanaman tersebut bisa dijual. Hingga sekitar kurang sekitar 12 bulan usia bibit itu, barulah bisa dijual.

Proses pengangkatan bibit tanaman, yang saat itu tinggi tanaman kurang lebih satu meter, biasanya dilakukan oleh laki-laki. Karena prosesnya cukup berat dan membutuhkan tenaga besar. Tidak mungkin rasanya dilakukan oleh perempuan. Tapi Luh Soma ini bisa melakukannya.

“Mungkin karena sudah terbiasa,” kata Lih Soma.

Pada proses penangkaran itu ada namanya pekerjaan ngebet bibit. Ngebet artinya mengangkat tanaman dari dalam tanah. Mengangkat bibit yang berada sekitar satu tahun dalam tanah, memang pekerjaan berat.

Biasanya ngebet bibit dilakukan sebelum musim hujan. Dan jumlah dalam sekali pengiriman kepada pembeli, biasanya mencapai 500 sampai bibit tanaman. Jadi dalam waktu yang cepat, sebanyak 500 bibit harus diangkat dari dalam tanah.

Luh Soma di antara bibit tanaman durian di Desa Sudaji, Buleleng | Foto: Sri Widiastuti

Harga bibit itu beragam, tergantung bibit apa yang dibeli. Dan tergantung juga, jika pembeli ngebet bibit sendiri, harga per satu bibit bisa lebih murah. Jika ngebet sendiri, harga bibit sepuluh ribu rupiah, maka jika si pembeli menginginkan bibit yang sudah siap untuk diangkut, harganya menjadi lima belas ribu rupiah.

Luh Soma juga membagikan cara membibit tanaman. Dia mengatakan ada dua cara yang biasanya dilakukan dalam pembibitan tanaman durian.

Yang pertama, ada teknik nembel. Dalam dunia pertanian disebut sebagai okulasi. Cara ini dilakukan dengan menempelkan mata tunas dari satu tanaman ke tanaman yang lain, kemudian diikat menggunakan tali dari plastik. Kemudian yang kedua, menggunakan metode sambung, dengan menggabungkan seluruh bagian pucuk tanaman ke satu tanaman lain.

Luh Soma adalah sosok yang sangat pekerja keras, tak jarang, dia siap untuk lembur bekerja dari jam tujuh pagi hingga jam sembilan malam, jika ada pembeli yang lumayan banyak memesan bibit tanaman.

“Lelah memang, tapi jika terus mengeluh seperti itu, kapan penghasilan itu akan datang,” katanya.

Penghasilan Luh Soma seharinya bisa mencapai seratus ribu hingga seratus empat puluh ribu rupiah. Karena suaminya yang juga bekerja sebagai buruh, penghasilan keduanya digabung menjadi satu, untuk membiayai anak-anaknya yang masih bersekolah. Dan sebagian, digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti membeli beras, bahan masakan dapur dan keperluan rumah tangga lainnya.

Cerita Luh Asti

Luh Asti merupakan ibu rumah tangga dengan dua orang anak yang tinggal di Banjar Dinas Desa, Desa Sudaji. Dia berusia sekitar 35 tahunan.

Anaknya yang paling kecil masih bersekolah di Sekolah Dasar dan anak pertamanya sudah menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama.

Suaminya bekerja sebagai buruh tukang ukir sanggah, yakni tempat suci yang biasa digunakan masyarakat Hindu Bali untuk bersembahyang. Penghasilan suaminya tidak seberapa jika dibandingkan dengan pengeluaran semua anggota keluarganya.

Sehingga, untuk menambah pemasukan keluarga. Luh Asti sering bekerja menjadi buruh bibit tanaman di desanya. Tempat bekerjanya pun berbeda-beda dan tidak di satu tempat, kadang di perusahaan bibit tanaman yang berada di banjar tempat tinggalnya, kadang juga di dekat tempat tinggal sepupunya.

Dia akan mengambil setiap pekerjaan sebagai buruh bibit tanaman yang ditawarkan. Informasi yang dia dapatkan biasanya datang dari teman-teman dan sepupu-sepupunya.

Seperti kebanyakan ibu pada umumnya, aktifitasnya sudah sangat padat di pagi hari. Sehingga terkadang dia sulit untuk membagi waktunya saat ada pekerjaan. Jika ada panggilan untuk bekerja, Luh Asti akan bangun jam empat pagi untuk pergi ke pasar, kemudian mulai memasak makanan untuk suami dan anak-anaknya.

Karena anaknya yang paling kecil belum bisa mengganti baju dan mengepang rambut sendiri, Ibu Asti harus membantunya terlebih dahulu. Membungkus nasi untuk bekal suaminya bekerja dan juga sembahyang di pagi hari.

Luh Asti dari Desa Sudaji | Foto: Sri Widiastuti

Biasanya dia berangkat jam tujuh pagi dari rumah ke tempatnya bekerja, kemudian mendapat waktu istirahat siang untuk makan di jam setengah dua belas hingga jam setengah satu, lalu kembali bekerja hingga jam 5 sore.

“Bekerja sebagai buruh bibit dimulai dari membungkus akar tanaman yang baru diangkat dari tanahnya menggunakan kampil (karung beras bekas), kemudian diikat dengan tali plastik,” ujarnya.

Setelahnya, bibit-bibit tanaman itu akan dimasukkan ke dalam mobil truk, untuk dikirim ke pembeli. Medan jalan dari tempat pengambilan bibit ke jalan raya yang tidak bisa diakses secara langsung oleh mobil truk, membuat Luh Asti dan beberapa temannya mengangkut sendiri bibit-bibit tersebut dengan cara nyuun, atau menjunjung di atas kepala.

“Kami biasa membawa bibit-bibit tersebut menggunakan keranjang. Satu keranjang bisa terisi tujuh sampai delapan buah bibit,” kata Luh asti.

Berat bibit tanaman tersebut satu kilogram lebih perbibitnya, sehingga jika dijumlahkan keseluruhannya bisa mencapai delapan kilogram atau mungkin lebih. Beban yang tidak bisa dianggap remeh jika diangkat menggunakan kepala, oleh orang-orang yang belum terbiasa melakukannya.

Penghasilan yang didapat Luh Asti dari bekerja sebagai buruh bibit tanaman dalam sehari biasanya sembilan puluh ribu. “Saya bekerja dengan sistem borongan, untuk satu kelompok itu terdiri dari lima orang, mendapat uang 450 ribu. Dan nanti uang itu dibagi rata berlima,” tambahnya.

Luh Asti mengaku sudah melakukan pekerjaan ini setelah tamat Sekolah Dasar, dia mulai bekerja bersama ayahnya saat itu. Dahulu ketika belum terbiasa, dan umurnya masih sangat kecil, dia hanya mampu membawa satu sampai dua bibit saja, karena jarak yang ditempuh juga lumayan jauh untuk berjalan kaki.

Hingga setelahnya, dia sudah terbiasa untuk membawa bibit-bibit tersebut dengan jumlah yang jauh lebih banyak. Sampai saat ini, setelah menikah dan memiliki dua orang anak, pekerjaan sebagai buruh bibit tanaman tersebut masih dilakukan untuk membantu keuangan keluarganya.

Menjadi seorang ibu rumah tangga dengan semua pekerjaan rumah yang tidak dapat ditinggalkan memang sangat melelahkan, ditambah lagi dengan bekerja sebagai buruh bibit tanaman yang sudah pasti menguras banyak tenaga.

Banyak sebenarnya para ibu yang juga bekerja sebagai buruh untuk membantu perekonomian keluarganya. Motivasi yang kuat membuat mereka mampu menjalaninya dengan semangat tanpa mudah mengeluh..[T].

*Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Sedang menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di tatkala.co.

Sosok-sosok Kartini Buleleng, Dari Segala Lini Menebar Inspirasi Bagi Perempuan Buleleng
Desa Tajun Buka Destinasi Wisata Buah | Ayo, Berpesta Durian di Bawah Pohonnya…
Ketua DPRD, Pj. Bupati dan Sekda Buleleng Berlomba Makan Buah Lokal
Tags: bibit tanamanbuah durianbuah lokalbulelengDesa SudajiPerempuanPerempuan Balipertanian
Previous Post

Libur Idulfitri, Belajar dari Denpasar yang Sepi

Next Post

Keadilan Gender dan Kemandirian Ekonomi bagi Perempuan

Kadek Sri Widiastuti

Kadek Sri Widiastuti

Lahir di Singaraja, tahun 2002. Saat ini sedang menempuh pendidikan di STAH N Mpu Kuturan Singaraja, Program Studi Ilmu Komunikasi

Next Post
Keadilan Gender dan Kemandirian Ekonomi bagi Perempuan

Keadilan Gender dan Kemandirian Ekonomi bagi Perempuan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co