LOVE LANGUAGE, kata yang belakangan ini tidak pernah absen disebutkan oleh generasi muda yang sedang menjalin kasih. Atau mungkin kawan-kawan juga sering menggunakan istilah keren itu dalam keseharian?
Love Language dicetuskan oleh Gary Chapman, seorang penulis sekaligus pembawa acara talk show radio dari Amerika Serikat, dalam buku berjudul “5 Love Language” (barangkali ada kawan-kawan yang belum tahu asal muasal kata Love Language).
Love Language atau bahasa cinta adalah cara untuk mengekspresikan rasa cinta dan kasih sayang kepada seseorang.
Biasanya digunakan untuk bisa saling memahami dan menyenangkan pasangan, sangat penting untuk memahami keinginan pasangan untuk dicintai dengan cara yang seperti apa. Kalau kata ABG (Anak Baru Gede) zaman sekarang, mencintai seseorang tidak cukup hanya dengan perasaan yang tulus harus ada effort.
Terdapat 5 bahasa cinta yang sangat popular belakangan ini:
- Word Of Affirmation (Mengungkapkan cinta melalui kata-kata)
Cara mengungkapkan rasa cinta yang paling dasar dan paling mudah, namun jarang disadari.
Mengekspresikan cinta juga bisa melalui kata-kata manis dan menenangkan, sehingga pasangan merasa spesial. Kalimat seperti “ada cerita apa hari ini”, atau sesimpel ucapan “selamat pagi” bisa membuat pasangan bersemangat dalam menjalani hari.
Sesekali memuji pasangan atau menenangkan ketika pasangan sedang memasuki fase down juga merupakan bentuk ungkapan cinta, yang sangat berarti bagi sebagian orang (mungkin semua orang).
Cara mencintai ini harus dimiliki oleh semua orang (menurut saya), karena pada dasarnya semua manusia memerlukan pengakuan, semua manusia membutuhkan pujian.
Tak jarang seutas kalimat yang kita ucapkan bisa menenangkan dan membangkitkan seseorang yang mungkin ingin menyerah pada hidupnya. Namun, kebanyakan orang menganggap bahwa bentuk ungkapan cinta tersebut adalah hal sepele dan tidak penting.
- Quality Time (Menghabisakan waktu yang berkualitas Bersama)
Kebersamaan dalam menghabiskan waktu yang berkualitas sangat penting untuk menunjukan cinta kepada pasangan, yang berarti kita meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas bersama dan merangkai kenangan indah.
Membangun suasana yang nyaman, bercengkrama dalam ruang yang hanya milik berdua, tanpa adanya gangguan dari orang lain atau aktivitas lain. Seperti olahraga bersama, memasak bersama, menonton film atau berlibur ke tempat favorit.
Dengan melakukan Quality time, pasangan akan merasa di hargai dan diprioritaskan, bukan malah membiarkan pasangan kesepian atau istilah gaulnya feeling lonely. Apalagi kawan-kawan lebih memilih menghabiskan semua waktu berkumpul dengan teman atau mencari kesibukan sendiri untuk mengabaikan pasangan.
- Act Of Service (Mengungkapkan cinta melalui Tindakan)
Mengungkapkan cinta dengan tindakan secara langsung bahkan tanpa disuruh adalah Bahasa cinta yang mungkin disukai oleh semua orang.
Act Of Service biasanya dilakukan oleh orang-orang yang kurang bisa mengungkapkan cintanya dengan kata-kata atau bisa disebut sedikit bicara banyak bertindak. Namun bukan berarti tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata, hanya saja jarang.
Seperti misalnya membantu pasangan sebelum dimintai tolong, membawakan barang ketika pasangan terlihat kesulitan, membelikan makanan untuk pasangan dan banyak lagi tindakan-tindakan kecil yang bisa dilakukan oleh orang dengan bahasa cinta act of service untuk mengungkapkan cinta. Yuk, belajar peka!
- Receiving Gift (Mengungkapkan cinta dengan memberi/menerima hadiah)
Menunjukan cinta dengan kejutan-kejutan manis yang berkesan adalah bahasa cinta yang sangat spesial. Saya rasa semua orang suka diberi kejutan manis, apalagi dari orang terkasih (termasuk saya sendiri).
Hadiah-hadiah kecil yang mampu membuat senyum pasanganmu merekah sepanjang hari. Seperti memberi coklat, bunga atau makanan kesukaan pasangan; memberi ucapan ulang tahun atau hari jadi yang dikemas dengan manis dan penuh kesan. Atau bisa juga membelikan barang-barang yang dibutuhkan oleh pasangan.
Hadiah tidak harus mahal, cukup dengan kesan dan effort yang tulus.
- Physical Touch
Mengekspresikan cinta melalui sentuhan fisik kepada pasangan, seperti menggenggam tangan, memeluk, mencium atau mengusap rambut pasangan yang membuat pasangan merasakan kenyamanan.
Namun, tentunya ada perbedaan “sentuhan” yang dimaksud, sesuai dengan tingkat hubungan yang dijalani.
Physical touch suami istri dengan physical touch pacaran tentunya jauh berbeda, tergantung dari budaya dan norma adat yang dianut.
Untuk hubungan tingkat pacaran, bersentuhan fisik yang bisa dilakukan di antaranya: berpegangan tangan, mengusap rambut pasangan atau menghapus air mata pasangan ketika sedang bersedih.
Berbeda dengan bersentuhan fisik pasangan yang sudah menikah, maka boleh saja dan tidak ada larangan, karena mereka sudah sah secara hukum maupun agama.
Nah, semua bentuk ekspresi cinta tersebut seharusnya dilakukan, bukan hanya memilih salah satu. Dengan begitu kerekatan hubungan akan semakin terjalin dan bisa memahami pasangan dengan lebih baik lagi.
Mengungkapkan cinta dengan kata-kata sudah sepatutnya diimbuhi dengan tindakan dan dibumbui dengan kejutan yang manis.
Seperti misalnya, kawan-kawan hanya mengatakan betapa besarnya rasa cinta yang kawan-kawan miliki terhadap pasangan, namun tidak pernah menunjukannya melalui tindakan, tidak pernah meluangkan waktu dengan pasangan atau tidak pernah memberi kejutan manis walau hanya sekedar setangkai mawar merah kepada pasangan. Hal tersebut sama saja dengan bullshit.
Begitupula jika kawan-kawan hanya menunjukan cinta dengan tindakan (tanpa meyakinkannya dengan pengakuan dan pujian), sudah pasti pasangan kawan-kawan akan ragu dengan cinta yang kawan-kawan berikan untuknya—khususnya perempuan yang sangat memerlukan pengakuan.
Kawan-kawan tentu tidak kaget ketika pasangan menanyakan: “apakah kamu menyayangiku?” atau “apakah kamu mencintaiku?” yang dikatakan berulang-ulang dan entah sampai kapan akan berakhir (saya juga sering melakukannya).
Padahal, sudah jelas-jelas kawan-kawan meluangkan banyak waktu untuk dia, sudah membelikan banyak hadiah atau bahkan sudah melakukan apapun untuk pasangan kalian, namun mereka masih menanyakan kata-kata di atas. Maka kawan-kawan jangan heran, “kata-kata cinta” dalam suatu hubungan memiliki peran yang sangat penting untuk mengusir keraguan.
Namun perlu dicatat, semua bentuk cinta tersebut pasti ada porsinya masing-masing, jangan sampai disalahgunakan atau terkesan memanfaatkan. Jangan sampai kawan-kawan memanfaatkan bentuk cinta word affirmation untuk menipu pasangan dengan janji-janji manis yang efeknya lebih mengerikan daripada penyakit diabetes.
Jangan memanfaatkan bentuk cinta act of service untuk menjadikan pasangan kalian babu pribadi, yang bisa disuruh melakukan apapun yang bahkan di luar nalar pasangan secara gratis.
Jangan memanfaatkan bentuk cinta quality time untuk membunuh semua aktivitas pasangan, bahkan sampai merenggut pekerjaan atau waktu pasangan untuk me time. Jangan menguasai waktu pasangan, kalau kawan-kawan ingin memiliki pasangan yang selalu ada disetiap menitnya, maka carilah pengangguran.
Jangan pula jadikan bentuk cinta receiving gift, untuk memeras pasangan–dalam artian meminta hadiah mewah dan mahal, karena sesungguhnya bentuk cinta receiving gift itu memberikan kejutan-kejutan kecil yang bermakna, tidak harus mahal dan tidak harus berupa barang, bisa saja berupa surat cinta, video kebersamaan dan masih banyak lagi.
Nah, yang terakhir-–yang mungkin bisa menimbulkan kesalah pahaman bahkan kerugian yang besar—yaitu bentuk cinta phisycal touch, yang mana porsi sentuhan fisik yang berlebihan untuk ukuran pasangan yang baru tahap pacaran.
Dengan adanya bentuk cinta ini, bisa menjadi modus yang mengarah pada kekerasan seksual, yang bisa merenggut masa depan anak bangsa (khususnya perempuan).
Jadi, untuk kawan-kawan, perlu diingat, semua bahasa cinta di atas memiliki posisi yang sama-sama penting dan tidak bisa hanya memilih salah satunya saja, namun harus diingat porsinya, supaya tidak ada yang dirugikan, karena cinta tidak menimbulkan untung dan rugi.[T]