10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Jejak Gde Dharmaja di Pemkab Buleleng: Dari Tukang Surat Hingga Perencana Pembangunan

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
March 26, 2023
inKhas
Jejak Gde Dharmaja di Pemkab Buleleng: Dari Tukang Surat Hingga Perencana Pembangunan

Gde Dharmaja | Foto: Dok Majalah Dimensi

JIKA SUDAH MASUK mengabdi dengan menjadi pegawai di lembaga pemerintah, maka pengabdian pada negara adalah hal yang mutlak. Begitulah prinsip Gde Dharmaja saat ia mengabdi dalam waktu yang cukup panjang di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng.

Bagi Gde Dharmaja, bentuk pengabdian bisa macam-macam, salah satunya bersedia melakukan apa saja untuk lancarnya roda pemerintah, misalnya menjadi pengantar surat ke kantor-kantor, sebagaimana dilakukan Gde Dharmaja pada awal-awal pengabdiannya di Pemkab Buleleng pada awal-awal tahun 1990-an.

Lambat-laun, seiring dengan ketekunannya dalam bekerja, karirnya pun terus naik. Sempat menjadi Kabag Keuangan, Kepala Dinas Pertanian, dan menjelang memasuki masa pensiun, tahun 2020, ia sempat menjadi Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora).

Kini, Gde Dharmaja yang berkampung di Desa Bulian itu telah tiada. Setelah beberapa tahun menikmati masa-masa pensiunnya, ia jatuh sakit dan sempat dilarikan ke ruang ICU RSUD Buleleng sebelum terdengar kabar ia berpulang, Jumat malam, 24 Maret 2023.

“Sebelumnya Bapak sakit, ada air di paru-parunya, lalu ada serangan jantung,” kata Angga Pratangga, anak sulung Gde Darmaja, saat ditanyai lewat WA, Sabtu 25 Maret.

Angga Pratangga menginformasikan, upacara akan dilakukan 10 April 2023.

*** 

Gde Dharma adalah sosok yang sederhana. Ia lahir 23 Maret 1960. Pendidikan SD ditempuh di desanya di Bulian, SMP dan SMA di Singaraja, lalu kuliah di Fakultas Pertanian Unud. Juga sempat kuliah di Undip: dengan konsentrasi manajemen Perencanaan Pembanguman.

Istrinya, Ni Made Supardi, juga seorang ibu yang sederhana.  Mereka dikaruniai anak, Gde Angga Pratangga, dan Made Fajar Paramartha.

Saya mengenal Gde Darmaja secara sangat dekat ketika saya menjadi wartawan Bali Post di Buleleng. Ia termasuk salah satu pejabat yang mudah ditemui dan ramah terhadap data. Mungkin karena dulu ia pernah punya keinginan jadi wartawan.

“Jika tak jadi PNS, saya pasti saat ini jadi wartawan,” katanya bebeberapa kali saat bertemu.

Saya berkali-kali menemui sosok yang murah senyum itu di berbagai tempat di Pemkab Buleleng, seperti di Setda dan Bappeda. Saat ia menjabat Kepala Bappeda, saya sempat mewawancarainya dengan agak panjang lebar dengan berbagai topik.

Dari wawancara itulah saya tahu, betapa unik jalan Gde Dharmaja untuk menjadi PNS.

“Sekitar tahun 1987 saya sempat memutuskan untuk tidak menjadi pegawai negeri. Saat itu saya melamar menjadi PNS, namun tak lulus. Padahal saat itu saya belajar, dan merasa bisa menjawab soal tes dengan baik. Tapi saya tidak lolos,” katanya saat itu.

Gde Dharmaja kemudian berpikir bahwa menjadi pegawai negeri bukanlah bidangnya, bukan jodoh. Untuk itu ia putuskan tak akan melamar lagi menjadi PNS. Namun sepertinya Gde Dharmaja salah.

Setamat kuliah di jurusan Sosial Ekonomi (atau jurusan Agribisnis) di Fakultas Pertanian Unud di Denpasar, ia bekerja serabutan. Ketika tak lulus tes PNS, ia tetap kerja serabutan.

“Saya memang lebih senang kerja macem-macem,” katanya.

Ia pernah merintis karir sebagai penulis atau menjadi wartawan. Pernah bekerja di perusahaan picking and shipping. Bahkan pernah menggagas pendidirian perusahaan picking and shipping. Pernah juga bertugas dinas luar menjadi pegawai asuransi.

Di sela-sela pekerjaan itu ia terus menulis. Ia  ikut lomba penulisan dengan tema koperasi dan menang.

“Saya ingat judul tulisan saya saat itu, ‘Mewujudkan Koperasi Mandiri di Antara Harapan dan Tantangan’”, katanya.

Sebagai pemenang, ia mendapatkan hadiah. Saat penyerahan hadiah lomba, ia ternyata diberi hadiah tambahan oleh gubernur (saat itu Gubernur Ida Bagus Oka) untuk melamar jadi PNS.

“Saya diterima dan diperbantukan di Pemkab Buleleng,” katanya.

Ia pertamakali bertugas di bagian perekonomian setda. Di bagian itu, ia mendapat tugas khusus dinas luar. Dari tugas itu ia bisa bergaul dengan kepala desa, klian subak dan tokoh-tokoh desa lain.

“Saya ditugasi sebagai tim lingkungan hidup, tim lomba desa terpadu, tim lomba desa adat. Dulu memang kegiatan di bagian ekonomi padat sekali,” katanya.

Gde Dharmaja memang suka belajar. Ia pernah mengatakan bahwa banyak pelajaran yang diperoleh saat menjadi PNS. Misalnya pelajaran tentang bahasa.

Suatu kali, ia bercerita tentang tugasnya membuat sambutan untuk kepala bagian yang saat itu dijabat Ida Bagus Gede Agung. Sebagai seseorang yang suka menulis, ia merasa pekerjaan itu gampang.

Ketika sambutan yang ia buat dibaca, sang kabag berkomentar. Katanya substansi sambutan sudah masuk, tapi bahasanya masih bahasa kampus dan bahasa media. Untuk itu ia kemudian diberikan buku kerja. Diminta ikut tim pembinaan ke desa-desa. Tentu agar ia  bisa belajar bahasa yang bisa dipahami oleh orang di desa, orang umum.

Dari menjadi tim pembinaan ke desa-desa itu ia mengetahui desa-desa yang ada di Buleleng. Bergaul dengan klian adat. Termasuk belajar bahasa Bali untuk membuat sambutan. Ia selalu mengintip bagaimana orang-orang di desa berbicara. Bagaimana pejabat-pejabat memberi sambutan dengan bahasa Bali.

“Ngakan Made Samudera (pejabat di Pemprov Bali), itu idola saya jika memberi sambutan dalam bahasa Bali,” kata Gde Dharmaja saat itu.

Setiap Ngakan Made Samudera berdarmawacana, ia mendengar dengan baik. Ia mengintip, ia belajar. Dari situ ia mulai mengenal istilah-istilah Bali seperti pacentokan (lomba).

Tukang Surat dan Suka Ngibing

Pelajaran lain yang diperolehnya adalah saat ia menjadi tukang bawa surat keliling kantor-kantor. Bawa surat, itu pekerjaan yang banyak dihindari PNS saat itu.

Saat membawa surat ke kantor di bagian lain itu ia gunakan untuk berkenalan dengan pegawai-pegawai lain di Pemda Buleleng. Suatu kali ada pejabat yang bertanya kepadanya.  “Dik pegawai baru ya?” 

Ia mennjawab bahwa ia pegawai golongan tiga. Pejabat itu heran kok golongan tiga bawa surat. Sebagai pegawai dengan tugas mengabdi untuk kepentingan negara, ia  jawab bahwa semua tugas harus bisa dan mau dilakukan agar sistem berjalan dengan baik.

Yang menarik, Gde Dharmaja dikenal sebagai spesialis pengibing joged bumbung jika tugas ke desa-desa. Saya sempat menanyakan hal itu kepada Gde Dharmaja dan ia menjawab dengan tertawa.

Karena seringnya tugas ke desa-desa, ia mengaku terpaksa belajar banyak hal agar bisa dekat dengan masyarakat. Pada saat acara tertentu, misalnya lomba desa, panitia seringkali menampilkan tari jogeg bumbung. Karena ia bagian dari tim, ia sering ditunjuk untuk ngibing.

“Saya yang tak bisa menari awalnya malu-malu, namun kemudian jadi kebiasaan yang saya anggap bagian dari tugas,” katanya saat itu.     

Perencana Pembangunan

Tahun 1993, setelah bertugas di Bagian Ekonomi, ia mendapat promosi ke Bappeda, sebagai Kepala Seksi Pertanian. Di sana belajar banyak tentang perencanaan. Setiap ada kesempatan diklat ia lebih sering ikut.

Ia rajin ikut pelatihan dan pendidikan, terutama pelatihan dan pendidikan bidang perencanaan pembangunan. Setelah itu, sekitar tahun 2003 ia menjadi Kepala Bidang Penelitian di Bappeda. Selama itu ia mendapat banyak pengalaman dan pelajaran di bidang perencanaan pembangunan.

Dari Bappeda ia sempat diangkat menjadi Kabag Keuangan. Di bagian keuangan ada tiga subbag. Subbag Anggaran, Subbag Pembukuan dan Subbag Perbendaharaan. Dari tiga itu ia hanya menguasai bidang anggaran karena berbekal pengalaman mengurus anggaran di Bappeda. Dua subbag lain ia tak banyak tahu.

“Bagi saya, pembukuan dan bendahara hal yang baru. Saya tak pernah jadi bendahara. Tak pernah jadi pimpro. Hanya  sekali pernah jadi pimpro, itu pun karena mengganti kabid yang pindah,” katanya saat itu.


Tapi pekerjaannya jadi Kabag Keuangan ternyata lancar-lancar saja. Karena ia memang terbiasa belajar. Saat menjabat menjadi kabag keuangan ia mengaku tak malu untuk banyak bertanya.

Setelah menjadi Kabag Keuangan ia kembali ke Bappeda. Kali itu ia menjadi Kepala Bappeda. Dari Kepala Bappeda, tahun 2012, ia mutasi menjadi Kadis Pertanian. Setelah itu sempat ditunjuk menjadi Asisten Administrasi Umum Sekda dan tetap merangkap menjadi Kadis Pertanian. Setelah 2,5 tahun, ia kembali jadi Kepala Bappeda. 

Di Bappeda, kata Gde Dharmaja saat itu siapa pun harus belajar terus. Karena regulasi berubah-ubah, dan pejabat selalu mempelajari hal baru atau memperdalam lagi ilmu yang sudah diperoleh. Belajar terus, itu intinya.

Dari Bappeda, Gde Dharmaja sempat menjadi Kepala Dinsdikpora sampai akhirnya ia masuk pada masa pensiun. Dan tak begitu lama menikmati masa pensiun, ia berpulang karena sakit.

Selamat jalan, Pak Dharmaja. [T]

In Memoriam Sudharmaja Duniaji: Tokoh Reformasi dengan Karir Politik yang Pahit
Tags: birokrasibirokratin memoriamPemkab Bulelengtokoh
Previous Post

Babi Guling Vs Babi Genyol, Siapa Pemenangnya?

Next Post

Di Jakarta, Teruslah Membaca

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Di Jakarta, Teruslah Membaca

Di Jakarta, Teruslah Membaca

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co