31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Jejak Gde Dharmaja di Pemkab Buleleng: Dari Tukang Surat Hingga Perencana Pembangunan

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
March 26, 2023
inKhas
Jejak Gde Dharmaja di Pemkab Buleleng: Dari Tukang Surat Hingga Perencana Pembangunan

Gde Dharmaja | Foto: Dok Majalah Dimensi

JIKA SUDAH MASUK mengabdi dengan menjadi pegawai di lembaga pemerintah, maka pengabdian pada negara adalah hal yang mutlak. Begitulah prinsip Gde Dharmaja saat ia mengabdi dalam waktu yang cukup panjang di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng.

Bagi Gde Dharmaja, bentuk pengabdian bisa macam-macam, salah satunya bersedia melakukan apa saja untuk lancarnya roda pemerintah, misalnya menjadi pengantar surat ke kantor-kantor, sebagaimana dilakukan Gde Dharmaja pada awal-awal pengabdiannya di Pemkab Buleleng pada awal-awal tahun 1990-an.

Lambat-laun, seiring dengan ketekunannya dalam bekerja, karirnya pun terus naik. Sempat menjadi Kabag Keuangan, Kepala Dinas Pertanian, dan menjelang memasuki masa pensiun, tahun 2020, ia sempat menjadi Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora).

Kini, Gde Dharmaja yang berkampung di Desa Bulian itu telah tiada. Setelah beberapa tahun menikmati masa-masa pensiunnya, ia jatuh sakit dan sempat dilarikan ke ruang ICU RSUD Buleleng sebelum terdengar kabar ia berpulang, Jumat malam, 24 Maret 2023.

“Sebelumnya Bapak sakit, ada air di paru-parunya, lalu ada serangan jantung,” kata Angga Pratangga, anak sulung Gde Darmaja, saat ditanyai lewat WA, Sabtu 25 Maret.

Angga Pratangga menginformasikan, upacara akan dilakukan 10 April 2023.

*** 

Gde Dharma adalah sosok yang sederhana. Ia lahir 23 Maret 1960. Pendidikan SD ditempuh di desanya di Bulian, SMP dan SMA di Singaraja, lalu kuliah di Fakultas Pertanian Unud. Juga sempat kuliah di Undip: dengan konsentrasi manajemen Perencanaan Pembanguman.

Istrinya, Ni Made Supardi, juga seorang ibu yang sederhana.  Mereka dikaruniai anak, Gde Angga Pratangga, dan Made Fajar Paramartha.

Saya mengenal Gde Darmaja secara sangat dekat ketika saya menjadi wartawan Bali Post di Buleleng. Ia termasuk salah satu pejabat yang mudah ditemui dan ramah terhadap data. Mungkin karena dulu ia pernah punya keinginan jadi wartawan.

“Jika tak jadi PNS, saya pasti saat ini jadi wartawan,” katanya bebeberapa kali saat bertemu.

Saya berkali-kali menemui sosok yang murah senyum itu di berbagai tempat di Pemkab Buleleng, seperti di Setda dan Bappeda. Saat ia menjabat Kepala Bappeda, saya sempat mewawancarainya dengan agak panjang lebar dengan berbagai topik.

Dari wawancara itulah saya tahu, betapa unik jalan Gde Dharmaja untuk menjadi PNS.

“Sekitar tahun 1987 saya sempat memutuskan untuk tidak menjadi pegawai negeri. Saat itu saya melamar menjadi PNS, namun tak lulus. Padahal saat itu saya belajar, dan merasa bisa menjawab soal tes dengan baik. Tapi saya tidak lolos,” katanya saat itu.

Gde Dharmaja kemudian berpikir bahwa menjadi pegawai negeri bukanlah bidangnya, bukan jodoh. Untuk itu ia putuskan tak akan melamar lagi menjadi PNS. Namun sepertinya Gde Dharmaja salah.

Setamat kuliah di jurusan Sosial Ekonomi (atau jurusan Agribisnis) di Fakultas Pertanian Unud di Denpasar, ia bekerja serabutan. Ketika tak lulus tes PNS, ia tetap kerja serabutan.

“Saya memang lebih senang kerja macem-macem,” katanya.

Ia pernah merintis karir sebagai penulis atau menjadi wartawan. Pernah bekerja di perusahaan picking and shipping. Bahkan pernah menggagas pendidirian perusahaan picking and shipping. Pernah juga bertugas dinas luar menjadi pegawai asuransi.

Di sela-sela pekerjaan itu ia terus menulis. Ia  ikut lomba penulisan dengan tema koperasi dan menang.

“Saya ingat judul tulisan saya saat itu, ‘Mewujudkan Koperasi Mandiri di Antara Harapan dan Tantangan’”, katanya.

Sebagai pemenang, ia mendapatkan hadiah. Saat penyerahan hadiah lomba, ia ternyata diberi hadiah tambahan oleh gubernur (saat itu Gubernur Ida Bagus Oka) untuk melamar jadi PNS.

“Saya diterima dan diperbantukan di Pemkab Buleleng,” katanya.

Ia pertamakali bertugas di bagian perekonomian setda. Di bagian itu, ia mendapat tugas khusus dinas luar. Dari tugas itu ia bisa bergaul dengan kepala desa, klian subak dan tokoh-tokoh desa lain.

“Saya ditugasi sebagai tim lingkungan hidup, tim lomba desa terpadu, tim lomba desa adat. Dulu memang kegiatan di bagian ekonomi padat sekali,” katanya.

Gde Dharmaja memang suka belajar. Ia pernah mengatakan bahwa banyak pelajaran yang diperoleh saat menjadi PNS. Misalnya pelajaran tentang bahasa.

Suatu kali, ia bercerita tentang tugasnya membuat sambutan untuk kepala bagian yang saat itu dijabat Ida Bagus Gede Agung. Sebagai seseorang yang suka menulis, ia merasa pekerjaan itu gampang.

Ketika sambutan yang ia buat dibaca, sang kabag berkomentar. Katanya substansi sambutan sudah masuk, tapi bahasanya masih bahasa kampus dan bahasa media. Untuk itu ia kemudian diberikan buku kerja. Diminta ikut tim pembinaan ke desa-desa. Tentu agar ia  bisa belajar bahasa yang bisa dipahami oleh orang di desa, orang umum.

Dari menjadi tim pembinaan ke desa-desa itu ia mengetahui desa-desa yang ada di Buleleng. Bergaul dengan klian adat. Termasuk belajar bahasa Bali untuk membuat sambutan. Ia selalu mengintip bagaimana orang-orang di desa berbicara. Bagaimana pejabat-pejabat memberi sambutan dengan bahasa Bali.

“Ngakan Made Samudera (pejabat di Pemprov Bali), itu idola saya jika memberi sambutan dalam bahasa Bali,” kata Gde Dharmaja saat itu.

Setiap Ngakan Made Samudera berdarmawacana, ia mendengar dengan baik. Ia mengintip, ia belajar. Dari situ ia mulai mengenal istilah-istilah Bali seperti pacentokan (lomba).

Tukang Surat dan Suka Ngibing

Pelajaran lain yang diperolehnya adalah saat ia menjadi tukang bawa surat keliling kantor-kantor. Bawa surat, itu pekerjaan yang banyak dihindari PNS saat itu.

Saat membawa surat ke kantor di bagian lain itu ia gunakan untuk berkenalan dengan pegawai-pegawai lain di Pemda Buleleng. Suatu kali ada pejabat yang bertanya kepadanya.  “Dik pegawai baru ya?” 

Ia mennjawab bahwa ia pegawai golongan tiga. Pejabat itu heran kok golongan tiga bawa surat. Sebagai pegawai dengan tugas mengabdi untuk kepentingan negara, ia  jawab bahwa semua tugas harus bisa dan mau dilakukan agar sistem berjalan dengan baik.

Yang menarik, Gde Dharmaja dikenal sebagai spesialis pengibing joged bumbung jika tugas ke desa-desa. Saya sempat menanyakan hal itu kepada Gde Dharmaja dan ia menjawab dengan tertawa.

Karena seringnya tugas ke desa-desa, ia mengaku terpaksa belajar banyak hal agar bisa dekat dengan masyarakat. Pada saat acara tertentu, misalnya lomba desa, panitia seringkali menampilkan tari jogeg bumbung. Karena ia bagian dari tim, ia sering ditunjuk untuk ngibing.

“Saya yang tak bisa menari awalnya malu-malu, namun kemudian jadi kebiasaan yang saya anggap bagian dari tugas,” katanya saat itu.     

Perencana Pembangunan

Tahun 1993, setelah bertugas di Bagian Ekonomi, ia mendapat promosi ke Bappeda, sebagai Kepala Seksi Pertanian. Di sana belajar banyak tentang perencanaan. Setiap ada kesempatan diklat ia lebih sering ikut.

Ia rajin ikut pelatihan dan pendidikan, terutama pelatihan dan pendidikan bidang perencanaan pembangunan. Setelah itu, sekitar tahun 2003 ia menjadi Kepala Bidang Penelitian di Bappeda. Selama itu ia mendapat banyak pengalaman dan pelajaran di bidang perencanaan pembangunan.

Dari Bappeda ia sempat diangkat menjadi Kabag Keuangan. Di bagian keuangan ada tiga subbag. Subbag Anggaran, Subbag Pembukuan dan Subbag Perbendaharaan. Dari tiga itu ia hanya menguasai bidang anggaran karena berbekal pengalaman mengurus anggaran di Bappeda. Dua subbag lain ia tak banyak tahu.

“Bagi saya, pembukuan dan bendahara hal yang baru. Saya tak pernah jadi bendahara. Tak pernah jadi pimpro. Hanya  sekali pernah jadi pimpro, itu pun karena mengganti kabid yang pindah,” katanya saat itu.


Tapi pekerjaannya jadi Kabag Keuangan ternyata lancar-lancar saja. Karena ia memang terbiasa belajar. Saat menjabat menjadi kabag keuangan ia mengaku tak malu untuk banyak bertanya.

Setelah menjadi Kabag Keuangan ia kembali ke Bappeda. Kali itu ia menjadi Kepala Bappeda. Dari Kepala Bappeda, tahun 2012, ia mutasi menjadi Kadis Pertanian. Setelah itu sempat ditunjuk menjadi Asisten Administrasi Umum Sekda dan tetap merangkap menjadi Kadis Pertanian. Setelah 2,5 tahun, ia kembali jadi Kepala Bappeda. 

Di Bappeda, kata Gde Dharmaja saat itu siapa pun harus belajar terus. Karena regulasi berubah-ubah, dan pejabat selalu mempelajari hal baru atau memperdalam lagi ilmu yang sudah diperoleh. Belajar terus, itu intinya.

Dari Bappeda, Gde Dharmaja sempat menjadi Kepala Dinsdikpora sampai akhirnya ia masuk pada masa pensiun. Dan tak begitu lama menikmati masa pensiun, ia berpulang karena sakit.

Selamat jalan, Pak Dharmaja. [T]

In Memoriam Sudharmaja Duniaji: Tokoh Reformasi dengan Karir Politik yang Pahit
Tags: birokrasibirokratin memoriamPemkab Bulelengtokoh
Previous Post

Babi Guling Vs Babi Genyol, Siapa Pemenangnya?

Next Post

Di Jakarta, Teruslah Membaca

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Di Jakarta, Teruslah Membaca

Di Jakarta, Teruslah Membaca

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co