27 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Generasi Sandwich, Generasi Strawberry, dan Generasi Geprek

Musti AriantinibyMusti Ariantini
March 13, 2023
inMilenial
Generasi Sandwich, Generasi Strawberry, dan Generasi Geprek

Ilustrasi tatkala.co | Wiradinata

MEDIA SOSIAL MENJADI jembatan saya untuk membuka wawasan mengenai trend-trend yang sedang berkembang pada zaman milenial ini. Ketika senggang, hampir sebagian waktu saya habiskan untuk sekadar membuka, menyekrol, menutup (dan mengulanginya berkali-kali) laman media sosial.

Tak bisa dimungkiri, banyak hal menarik yang terdapat di dalamnya. Termasuk cuitan-cuitan masyarakat—bahasa kerennya “netizen”—terkait cerita-cerita tentang kondisi dan situasi yang dialami, hingga memunculkan istilah-istilah generasi baru.

Istilah-istilah unik seperti “Generasi Sandwich, Generasi Strawberry dan Generasi Geprek” mampu menggugah rasa penasaran saya untuk melakukan penelusuran lebih lanjut (maksudnya bertanya pada mbah Google.)

Kosa kata yang umumnya diciptakan untuk mendeskripsikan suatu makanan, kini beralih fungsi untuk mendeskripsikan suatu keadaan yang dihadapi oleh generasi milenial.

Setelah membaca beberapa artikel dari mbahGoogleterkait istilah-istilah unik tersebut dan mengambil contoh dari lingkungan sekitar termasuk diri saya sendiri, bisa dikatakan istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan situasi dari sudut pandang ekonomi dan juga mental generasi milenial.

Sandwich Generation

Istilah Sandwich Generation pertama kali dikenalkan oleh Dorothy Miller yang merupakan seorang kurator seni modern terkenal dari Amerika, melalui jurnalnya yang berjudul “The ‘Sandwich’ Generation: Adult of the Aging” pada tahun 1981.

Sandwich Generation, layaknya roti lapis yang mengapit daging, sayuran dan keju di dalamnya. Sehingga dikaitkan dengan kondisi di mana seseorang yang menanggung beban berat untuk membiayai dirinya sendiri, generasi sebelumnya (orang tua) dan juga generasi setelahnya (adik atau anak-anaknya).

Orang yang termasuk ke dalam Sandwich Generation, sedikit sulit untuk keluar dari kondisi tersebut. Munculnya Sandwich Generation sangat dipengaruhi oleh mindset dan pola hidup, hal ini biasanya terjadi secara turun temurun.

Penyebab dari munculnya generasi ini yaitu pola pikir masyarakat dalam mengatur keuangan. Pengetahuan mengenai finansial jangka panjang masih awam dan sering saya temui di lingkungan sekitar bahwa orang-orang masih enggan menabung untuk keperluan di hari tua.

Biasanya mereka berdalih dengan kata-kata “ane jani anggo jani, ane biin mani, mani kenehang”. Mereka tidak memikirkan apa yang terjadi di masa depan nantinya. Pola pikir ini masih sangat sulit untuk dirubah dan menyebabkan tindakan yang konsumtif serta gaya hidup yang hedon.

Selain pola pikir, tradisi membayar jasa orang tua masih sangat melekat pada kalangan masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah perdesaan. Anggapan memiliki banyak anak, banyak rejeki masih tertanam dalam benak masyarakat, sehingga orang tua bisa dengan bebas menggantungkan hidup pada anak-anaknya.

Memang, membalas jasa orang tua itu penting, namun bukan berarti anak bisa dijadikan sapi perah dalam keluarga, sehingga mereka tidak bisa berkembang dan menentukan jalan hidup untuk membangun rumah tangganya sendiri.

Penyebab lain munculnya Sandwich Generation yaitu pernikahan dini atau pernikahan yang dilakukan ketika kondisi finansial belum matang. Keadaan ini menyebabkan beban finansial seseorang menjadi bertambah, untuk membiayai kebutuhan orang lain.

Jadi, pesan saya untuk kawan-kawan semua, menikahlah ketika sudah siap khususnya secara finansial, jangan dengarkan cuitan-cuitan netizen yang selalu mempertanyakan kapan nikah.

Sedikit tips untuk bisa keluar dari lingkar Sandwich Generation yaitu, mulailah belajar mengenai finansial jangka panjang, belajar menabung sejak dini untuk mempersiapkan diri di hari tua atau bila terjadi keadaan darurat yang tidak diinginkan, berhenti menjalankan pola hidup hedon dan mengikuti trend yang tidak ada habisnya.

Strawberry Generation

Strawberry Generation, bukan generasi buah-buahan atau anak dari strawberry; bukan pula hasil kawin silang strawberry dengan manusia. Strawberry Generation merupakan istilah untuk menggambarkan generasi muda yang memiliki kreatifitas tinggi, berkontribusi pada kemajuan peradaban dengan penemuan-penemuan yang out of the box.

Namun sayangnya, mereka memiliki mental yang lemah, mudah menyerah dan tidak menerima kritik (istilah kerennya “baperan”.)Layaknya buah strawberry yang terlihat sangat cantik dan manis, namun bila diletakan dalam suhu yang tidak sesuai atau terkena sedikit tekanan akan hancur.

Straberry Generation muncul karena beberapa faktor yang tidak terlepas dari pola asuh orang tua. Biasanya mereka yang termasuk kedalam Strawberry Generation adalah orang-orang yang sangat dimanjakan, dituruti setiap kemauannya.

Tidak salah memang—karena dengan begitu mereka bisa melakukan apa yang mereka mau dan melatih kreatifitas.

Namun, bila anak-anak sering dimanjakan, apa yang diinginkan dituruti, tentu tidak akan bagus untuk perkembangan mentalnya, karena seperti yang kita ketahui, dunia luar sangatlah kejam.

Ketika anak-anak terbiasa dengan keadaan yang serba ada, akan sulit untuk berjuang bila dihadapkan dengan situasi tertentu.

Dari pola asuh yang sangat memanjakan anak, maka ketika seorang anak dihadapkan dengan masalah, mereka cenderung lari dari masalah yang nantinya bisa menimbulkan masalah baru.

Bahkan, tak jarang orang-orang mulai berlagak sok ahli, banyak orang mendiagnosis apa yang dialaminya merupakan suatu penyakit yang parah, belum lagi didukung dengan postingan-postingan menyesatkan pada media sosial seperti misalnya “5 Tanda Kamu Mengalami penyakit depresi” yang ditulis dengan casplok dan di Bold.

Pastinya teman-teman mulai mencocokan kelima hal tersebut dengan apa yang teman-teman alami, lalu mendiagnosis diri sendiri mengalami penyakit tersebut.

Nah, dari kejadian tersebut munculah kata healing, jalan-jalan ke tempat wisata, ke mall atau nongki-nongki di coffe shop, yang menghabiskan banyak uang. Pulangnya tambah stress karena uang habis, butuh healing lagi.

Strawberry Generation, bila dididik dengan baik tentunya mampu membawa kemajuan dengan kreatifitas yang mereka miliki—untuk itu, pola asuh, pendidikan dan latihan disiplin sangat diperlukan oleh Strawberry Generation.

Selain itu, kolaborasi generasi milenial dan generasi yang lebih tua juga sangat diperlukan untuk melatih mental.

Generasi Geprek

Generasi Geprek, bukan lauk yang menjadi pilihan anak kos ketika tidak tahu ingin makan apa. Generasi ini hampir sama dengan Sandwich Generation di mana harus menanggung biaya hidup diri sendiri, generasi sebelumnya dan generasi setelahnya, penyebabnya pun sama.

Hanya saja generasi ini lebih miris dari Sandwich Generation. Nasib generasi inilayaknya geprek yang hancur akibat digempur kanan-kiri-atas-bawah. Begitulah generasi geprek, yang memiliki tekanan ekonomi dari segala sisi hingga hampir hancur berantakan.

Generasi Geprek, biasanya digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang berada dalam kelas ekonomi menengah ke bawah. Di mana penghasilan sedikit namun tanggungan hidup sangat besar.

Mereka bahkan tidak memiliki kebebasan untuk menikmati hasil jerih payah sendiri, karena banyaknya kewajiban yang tumpang tindih. Bila diibaratkan mereka berada dalam lingkaran setan.

Solusi untuk keluar dari generasi ini sama dengan solusi Sandwich Generation, namun harus ditambah dengan melakukan pekerjaan sampingan untuk meningkatkan penghasilan. Selain itu, campur tangan pemerintah untuk memberikan bantuan sosial juga sangat diperlukan.

Nah, itulah tiga istilah generasi yang saya dapatkan di media sosial. Kalian termasuk generasi yang mana?[T]

Mahasiswi Fakultas Ekonomi itu Rapi dan Wangi | Jangan Heran, Semua Ada Alasannya
Ya Kuliah, Ya Kerja | Tips Membagi Waktu Kuliah Sambil Bekerja
Untung Rugi Jomblo di Hari Valentine
Tags: gaya hidupgenerasi mudaGenerasi Zaman NowRemaja
Previous Post

Pj. Bupati Buleleng Lihadnyana: Bonsai Kini Bukan Lagi Sekadar Hobi, Tapi Juga Bisnis

Next Post

Kecerdasan Bukan Tujuan Manusia

Musti Ariantini

Musti Ariantini

Admin tatkala.co

Next Post
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

Kecerdasan Bukan Tujuan Manusia

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kisah Perseteruan Anak Banteng dan Sang Resi

by Ahmad Sihabudin
May 27, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

PERSETERUAN anak-anak banteng dengan seorang resi kesatria paripurna masih terus berlanjut, malah semakin sengit dengan melontarkan serangan membabi-buta, penuh amarah...

Read more

Menelusuri Jejak Walter Spies Sembari Membangun Refleksi Pembangunan Bali

by Gede Maha Putra
May 26, 2025
0
Menelusuri Jejak Walter Spies Sembari Membangun Refleksi Pembangunan Bali

NAMA Walter Spies tentu saja sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Bali, terutama Ubud. Di tempat tinggal terakhirnya...

Read more

Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

by Hartanto
May 25, 2025
0
Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

"Seniman adalah wadah untuk emosi yang datang dari seluruh tempat: dari langit, dari bumi, dari secarik kertas, dari bentuk yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Wahyu Sanjaya dan Cintya Pradnyandewi Terpilih Sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025
Gaya

Wahyu Sanjaya dan Cintya Pradnyandewi Terpilih Sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025

WAYAN Wahyu Sanjaya dan I Gusti Ayu Cintya Pradnyandewi  terpilih sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025 dalam puncak acara pemilihan...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co