10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mie Ayam Uncle Sam: Anda Kenyang, Saya Bahagia

Yudi SetiawanbyYudi Setiawan
March 10, 2023
inKuliner
Mie Ayam Uncle Sam: Anda Kenyang, Saya Bahagia

Ilustrasi tatkala.co | Jason Aditya

Anda kenyang, saya bahagia.

Tagline di atas tidak lahir dari rumah makan mewah. Tidak juga lahir dari warteg kelas menengah. Ia lahir dari pedagang mie ayam pinggiran lorong sempit Jalak Putih.Ya, mie ayam dengan nama yang sangat Biden itu: Uncle Sam.

Di Singaraja, untuk urusan perut, setidaknya ada dua tempat yang sering saya kunjungi. Pertama Warung Portugal; dan kedua, sudah dapat ditebak, mie ayam Uncle Sam tentu saja.

Portugal itu tidak ada hubungannya dengan kesebelasan sepak bola, kelahiran CR7, atau penjualnya Bule Portugal. Bukan. Melainkan singkatan dari “porsi tukang gali”. Alasannya jelas, kami menyebutnya begitu karena porsinya yang tidak wajar. Banyak sekali!

Pernah saking banyaknya, pada saat saya membeli 3 bungkus—sebungkus hanya 10 ribu sudah lengkap nasi serta kemeriahan lauk pauknya—kira-kira berbobot 2 kg lebih. Dan benar, alih-alih kenyang, justru saya sering dibuat payah, kewalahan ketika makan nasi Portugal. (Sayang, akhir-akhir ini Portugal sering tutup.)

Tetapi ini bukan tentang Warung Portugal, ini tentang warung mie ayam yang mepet sawah itu, mie ayam Uncle Sam.

Mie ayam Uncle Sam berada tidak jauh dari Warung Portugal. Hanya saja letak Uncle Sam lebih tersembunyi dan jauh dari jalan besar—atau dalam bahasa kerennya, hidden gems. Tepatnya di Kelurahan Banyuasri, Perumahan Jalak Putih V atas, ujung jalan dekat persawahan.

Uncle Sam, dengan segala kesederhanaannya, bagi saya adalah mie ayam terbaik. Bukan hanya rasanya yang nikmat, tapi juga porsinya yang menyalahi kodrat. Tetapi ini yang terpenting: harganya tak lebih mahal dari sebungkus rokok Sampurna non-filter.

Ya, hanya 10 ribu, bapak-ibu. Sepuluh ribu! Tak lebih. Dengan uang bergambar Frans Kaisiepo itu, Anda sudah mendapat mie ayam porsi (super) jumbo lengkap dengan toping bakso sapi, pangsit kering, dan siomay (kadang masih ada tahu gorengnya.)

Saya masih ingat betul saat pertama kali mencobanya.Waktu itu salah seorang teman mengajak saya makan mie ayam. Sejak sebelum berangkat sampai di perjalanan, teman saya ini selalu menceritakan betapa nikmatnya sajian mie ayam Uncle Sam itu. Tentu saja, perihal urusan makanan, imajinasi saya tak perlu diajarkan lagi untuk membayangkan kenikmatan-kenikmatan tersebut.

Tetapi, imajinasi yang saya bangun sejak di perjalanan tadi, porak poranda ketika sampai di tempat Uncle Sam berjualan. Ini bukan tentang makanannya, tapi lebih kepada ketidaksiapan saya kalau harus makan di samping aliran selokan (waktu itu suasana masih PPKM, jadi pelanggan harus makan sambil ngumpet di dekat selokan itu supaya luput dari Satpol PP.)

Meskipun kesan pertama sangat menjengkelkan, tetapi sejak saat itu, saya sepakat dengan teman saya, bahwa mie ayam Uncle Sam memang nikmat.

Tempatnya tak semewah nama dan rasanya

Uncle Sam diambil dari nama pedagangnya: Samsul. Sungguh sangat nggatheli. Dan, harus saya akui, tempatnya memang tak semewah rasa dan namanya.

Tempatnya itu, di pinggir jalan gang sempit Jalak Putih V, gancet dengan gerbang tua berkarat. Dua meja dan kursi panjangnya, sepintas mirip bangku zaman SD. Atap plastik yang kadang kalau hujan, rembesan air bisa membasahi ubun-ubun padahal sedang asik makan.

Atau lampu yang tiba-tiba mati bukan karena mistis, tapi lebih tepatnya kekurangan daya karena energinya harus berbagi dengan radio tape yang meneriakkan lagu-lagu dangdut,  gambus, sampai lagu-lagu dengan genre tak jelas. Dan itu, gerobaknya itu, yang redup karena catnya sudah pudar, tampak letih menahan beban bawaan.

Ya, tempatnya memang sederhana (atau lebih tepatnya, serba kurang). Tapi, ketragisan-ketragisan yang sangat fundamental itu, seketika lenyap dan termaafkan dengan rasa (harga dan porsi) mie ayamnya.

Memang benar masih sama-sama kuliner mie yang berisi irisan daging ayam. Tapi tetap, ini beda dan lebih spektakuler.

Begini, saya mulai dari porsinya. Mangkuk standar bergambar ayam yang sangat klasikal itu, terlihat gemuk, memaksakan diri untuk menampung satu porsi mie ayam saja. Di dalam mangkuk itu, tersaji mie ayam dengan irisan daging ayam yang besar-besar, bertoping 4 pangsit goreng, 4 siomay rebus, 3 tahu goreng dan 1 pentol sapi dengan ukuran segenggam tangan balita. Lengkap, seperti sebuah acara karnaval Agustusan.

Dan semua itu, makin nikmat dengan kuah kaldunya yang kental—yang kalau beruntung, bisa dapat lemak juga tulang muda di dalamnya.

Saya tidak sedang membual atau melebih-lebihkan. Sama sekali tidak. Mie ayam Kang Sul— begitu saya memanggilnya (karena belakangan saya tahu kalau dia berasal dari Banyuwangi dan bersuku Osing)—memang benar-benar seperti yang sudah saya gambarkan di atas. Ini adalah ungkapan jujur saya terhadap mie ayam buatannya.

Saya terkadang bingung, sehingga sering bertanya kepada Kang Sul. “Nggak rugi, Kang?” tanya saya. Kemudian, seperti biasa, ia akan menjawab sambil tersenyum, “Namanya rezeki sudah ada yang atur. Segini sudah cukup, Mas.” Jawaban templet yang terkesan Sufi.

Nampaknya bagi laki-laki berumur 50-an itu, porsi dan harga segitu memang sudah paten dan tidak bisa diganggu-gugat. Saya sampai menduga, kalau sebenarnya dia ini tidak niat berjualan. Melainkan sedang shodaqoh atau beramal dengan kedok berjualan. Atau, dan ini yang membuat saya was-was, jangan-jangan dia… Ah, siapa yang tahu.

Tapi bodoh amat, yang jelas, mie ayamanya enak, mantap, banyak dan murah. Sudah pas!

Limabelas tahun berjualan

Suatu kali Kang Sul bercerita tentang bagaimana ia memulai jualan di Singaraja. Dulu, sebelum berjualan mie ayam, ia sempat juga bekerja di Malang, Jawa Timur. Ikut orang berjualan bakso, katanya. Tapi, entah apa sebabnya, kemudian pindah ke Bali dan berjualan kerupuk di sekitaran Pasar Anyar Singaraja.

Dari pengalaman-pengalaman itu ia dapat membuat makanan lezat dan pada akhirnya memutuskan untuk membangun usaha kuliner sendiri dengan mie ayam sebagai menu andalanya.

Kang Sul sudah berjualan mie ayam kurang lebih 15 tahun lamanya. Dan ia bercerita, sebelum menetap di Perumahan Jalak Putih, ia sempat berkeliling menjajakan dagangannya di sekitaran asrama Polisi di Jalan Skip. Limabelas tahun, ah, tentu ia sudah sangat berpengalaman dalam meracik mie ayam.

Dan ini yang membuat saya kagum, meskipun tempat jualannya tersembunyi, pelanggannya tetap banyak dan berasal dari berbagai status, dari masyarakat biasa, tentara, polisi, dokter, hingga mahasiswa. Banyak mahasiswa Undiksha yang makan di sini. Biasanya mereka tahu dari mulut ke mulut (Kang Sul tak mungkin promosi di media sosial.)

Akhirnya, untuk urusan mie ayam, saya sarankan Anda mencoba mie ayam Uncle Sam ini. Dari sekian banyak pedagang mie ayam di Singaraja yang pernah saya coba, mie ayam Uncle Sam adalah yang paling the best.

Di samping murah, tempat makannya yang sederhana (dengan suara-suara katak di persawahan), juga porsi yang menggilanya itu akan memanjakan lidah Anda. Saya jamin, apa yang saya rasakan di awal tentang kegilaan porsinya, juga akan Anda alami. Apalagi pada saat hujan. Ah, benar-benar kenikmatan yang hakiki, sebagaimana tulisan di kaos bajunya: MIE AYAM UNCLE SAM, ANDA KENYANG, SAYA BAHAGIA.

Cobalah![T]

Nasi Kuning Bu Ayu di Baktiseraga, Sambal Nikmat untuk Nasi Kuning yang Nikmat
Ketut Suci dari Tejakula, dan Kesetiaan Menjual Bubur Mengguh
Babi Guling Tidak Boleh, Ayam Guling pun Jadi di Warung Mbok Eka Banyuning Singaraja
Nasi Bayam, Makanan Legendaris yang Sederhana dari Desa Bungkulan
Tags: kulinerkuliner khas balikuliner legendarismakananmakanan cepat saji
Previous Post

Melihat Keutuhan Bali | Epilog Suteja Neka untuk Buku Puisi Air Mata (Tanah) Bali

Next Post

Yowana Manik Asta Gina, Desa Adat Sangket, Tampilkan Ogoh-Ogoh “Nandisuara”

Yudi Setiawan

Yudi Setiawan

Kontributor tatkala.co

Next Post
Yowana Manik Asta Gina, Desa Adat Sangket, Tampilkan Ogoh-Ogoh “Nandisuara”

Yowana Manik Asta Gina, Desa Adat Sangket, Tampilkan Ogoh-Ogoh "Nandisuara"

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co