SELAMA INI orang banyak mengenal tokoh Ketut Garing dari lagu. Apalagi ketika dinyanyikan oleh grup musik Emoni, tokoh Ketut Garing makin terkenal di kalngan anak-anak di Bali.
Tapi ternyata Ketut Garing bukan hanya dalam lagu. Tokoh itu ternyata berasal dari cerita rakyat. Nah, cerita rakyat Ketut Garing itulah yang diangkat ke atas pentas dalam bentuk teater oleh Teater Jineng Smasta SMAN 1 Tabanan.
Teater itu tampil dalam acara Sesolahan (Panggung Apresiasi Sastra) bertajuk ‘Ketut Garing’ di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Kamis 23 Februari 2023.
Pementasan dengan melibat sekitar 40 pemain itu berlangsung kurang lebih dua jam dani mampu membius penonton yang memadati Gedung Ksirarnawa.
Agung Hari Sunjaya Sapanca selaku Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan dan Pembina Teater SMAN 1 Tabanan mengatakan selama ini masyarakat memang hanya mengetahui Ketut Garing lewat lagu. Padahal, ada versi cerita rakyatnya, tapi tak banyak orang mengetahuinya.
“Kita tahu lagunya saja maka dari itu kita menggali. Apalagi di dalam lagunya ada menyebut kata ‘Kedungu’ dan itu merupakan salah satu wilayah kami di Tabanan. Lalu kita gali cerita rakyat ini seperti apa, akhirnya kami temukan,” kata Agung.
Siswa-siswa yang mengikuti teater ini terhimpun merupakan anggota dari teater Jineng Samasta. Tema ‘Ketut Garing’ ini diangkat dari cerita rakyat yang setelah digail, Ketut Garing ini merupakan putra raja dari Kerajaan Mengwi.
Karena suatu hal, Ketut Garing terbuang dari kerajaan dan akhirnya diangkat menjadi anak oleh Dadong (Nenek) Kedungu. Dan setelah menjadi anak angkat dari Dadong Kedungu, masyarakat sekitar melihat Ketut Garing ini berbeda dengan anak yang lainnya yang mana mereka dibesarkan dari keluarga nelayan.
“Dalam teater ini ada adegan tari seperti di laut dan pantai. Dan sesuai dengan tema yang diberikan ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ yang temanya kita ambil dari Segara (Laut). Kami sesuaikan adegan nelayan kebetulan Ketut Garing merupakan seorang tokoh bendega atau nelayan pemuda yang luar biasa kiprahnya,” paparnya.
Properti yang digunakan untuk drama ini pun masih terkait laut seperti miniatur Kepiting yang besar untuk mengangkat tokoh Ketut Garing dan kain-kain putih sebagai perwujudan air di lautan.
“Semoga drama ini bisa menghibur dan mengedukasi masyarakat terkait cerita rakyat Ketut Garing,” kata Agung. [T][Pan]