31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pertimbangan untuk Teater Kontras | Catatan HUT ke-13 Teater Kontras

A.A.N. Anggara SuryabyA.A.N. Anggara Surya
February 21, 2023
inUlas Pentas
Pertimbangan untuk Teater Kontras | Catatan HUT ke-13 Teater Kontras

Penyerahan kenang-kenangan | Foto koleksi penulis

Cukup berani saya katakan bahwa untuk teater tingkat SMA di Singaraja, Teater Kontras dari SMAN 1 Singaraja adalah teater yang paling konsisten dari tahun ke tahun dalam mengadakan pementasan.

Jika tidak terhalang pandemi, tentu pementasan mereka akan dapat Anda saksikan setidaknya 2 kali lebih banyak secara offline. Tetapi syukur, pada tanggal 18 Februari 2023 di ruang TRRC SMAN 1 Singaraja, pentas HUT Kontras ke-13 kali ini bisa dilangsungkan secara offline lagi.

Dari undangan yang saya dapat, acara akan dimulai pukul 5 sore. Saya putuskan datang tepat waktu sambil menunggu beberapa siswa saya yang akan ikut menonton. Seperti biasa, antusiasme warga sekolah dan masyarakat umum memang tinggi terhadap acara pementasan ini. Antrean masuk mengular sampai sekitar 20 orang. Untunglah saya diundang, jadi tak harus ikut antre. Saya lihat di daftar undangan, pembina SMA Bali Mandara dan SMA 4 sudah hadir lebih dulu. Dari informasi panitia, saya simpulkan, undangan kali ini memang lebih fokus pada pembina teater di SMA─walaupun tetap mengundang tokoh-tokoh teater.

Saya masuk ke ruang TRRC agak terlambat karena masih menunggu siswa dan hampir saja tidak jadi masuk karena ruangan benar-benar penuh. Panitia menyadari gelagat saya dan langsung menghampiri. “Masih nunggu, kak? Masuk aja dulu kak. Duduk di depan aja. Saya antar”. Begitu katanya. Saya tak sempat menanyakan nama, tapi terima kasih, ya. Saya jadi bisa dapat tempat yang lumayan nyaman.

Acara yang sedang berlangsung saat itu adalah potong tumpeng dan penyerahan kenang-kenangan untuk sastrawan yang hadir saat itu, Pak Mahardika. Acara pementasan secara resmi baru dimulai saat MC sudah mulai beralih ke gaya non-formal. Dari informasi MC, semua tiket untuk pementasan ini ludes terjual dalam kurun waktu kurang dari 1 hari. Seandainya tiket dijual lebih banyak, saya tetap yakin tiketnya akan tetap habis dalam waktu kurang dari 1 hari. Tapi tak usah berandai-andai, membatasi tiket adalah pilihan tepat mengingat ruang TRRC sudah nyaris membludak.

***

Masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, pementasan selalu diawali dengan hymne teater Kontras. Dari informasi yang saya dapat di Instagram mereka: @teater_kontras_ , pementasan hymne dan musikalisasi itu bertajuk “Bertabur Aksara Bumandhala Manah Nirmala”. Hymne akan dipentaskan terlebih dahulu sedangkan musikalisasi akan dipentaskan ketiga setelah dramatisasi puisi.

Saat itu, posisi pemusik berada di pojok kiri sedangkan penari sekaligus penyanyi ada di tengah. Menilik dari apa yang saya lihat, fokus utama tentulah ada pada vokal, gerakan tari dan pembacaan puisi. Alat musik yang saya lihat dan dengar ada 2: gitar dan keyboard. Suara alat musik teredam vokal─dan hal ini menjadi baik sekaligus buruk. Baik karena para vokalis memiliki suara yang kencang dan buruk karena kestabilan musik kurang diperhatikan.

Pementasan kedua, dramatisasi puisi berjudul Aminah karya WS Rendra. Ada 6 pemain dan musik yang dipakai musik digital. Secara umum keaktoran dari 6 pemain ini sangat stabil. Baik dari kekuatan vokal, intonasi, sangat mirip. Saya seperti melihat 1 orang yang dibagi menjadi 6 dalam pementasan ini. Jangkauan vokal mereka sangat kuat, daya tahan vokal mereka pun kuat. Tidak ada momen mereka terlihat kelelahan atau tersendat-sendat. Hal ini sudah pasti karena latihan vokal intens.

Tempo pementasan dapat dijaga dengan baik. Namun yang bisa menjadi catatan mungkin soal artistik saja─terutama soal lighting. Saya rasakan beberapa kali lampu seperti salah menyinari atau ragu-ragu. Entah memang begitu atau tidak konsepnya, setidaknya itu yang saya rasakan sebagai penonton.

Untuk pementasan ketiga, musikalisasi puisi. Konsep musikalisasi puisi dan hymne kurang lebih sama. Apa yang ditonjolkan dan baik buruknya juga kurang lebih sama. Tapi apakah respon penonton akan sama? Tidak. Mengapa saya yakin tidak, karena ada celetukan yang saya dengar dari belakang. “Vokal Grup,” katanya. Tentu, celetukan ini muncul dari orang yang setidaknya pernah melihat musikalisasi atau vokal grup atau keduanya sekaligus. Sepengetahuan saya (bisa jadi salah), perbedaan yang saya tangkap adalah komposisi pemain. Memang belum ada aturan yang pasti soal komposisi pemain dalam musikalisasi puisi, tapi dari apa yang sudah ada─dan barangkali diakui─musikalisasi puisi tidak akan mengesampingkan posisi pemusik.

Mungkin atas dasar itulah celetukan itu muncul. Terlebih lagi jumlah pemain yang ada di panggung ditambah koreografi semakin memperkuat kebenaran celetukan itu. Dan, sekali lagi, memang belum ada aturan pasti soal jumlah pemain dan koreografi dalam musikalisasi puisi. Bagi saya secara pribadi, itu semua bergantung pada satu hal, tujuan. Jika semua yang dilakukan Teater Kontras ada tujuannya, sah-sah saja. Misalnya tujuan ada banyak orang di pementasan muspus ini adalah supaya semua bisa dapat kesempatan pentas, ya tak masalah.

Namun, celetukan itu tak sepenuhnya salah karena memiliki dasar yang kuat tetapi tak sepenuhnya benar karena musikalisasi puisi memiliki keluwesan yang lebih soal jumlah, koreo dan komposisi dibanding vokal grup, paduan suara atau menyanyi solo.

Dan ini yang ditunggu, pementasan puncak yang berjudul Darah Seorang Penari. Kurang lebih naskah ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Ajeng yang digadang-gadang untuk menjadi penari yang hebat seperti ibunya. Namun Ajeng merasa kebahagiaan tidak melulu soal menari dan ia ingin mencari kebahagiaannya sendiri.

Pada pementasan ini, bagian keaktoran bukan lagi fokus utama. Sudah pasti bagus meskipun ada momen-momen di mana kejomplangan keaktoran terlihat. Terutama dari peralihan adegan lucu ke sedih. Tokoh-tokoh lucu terlihat jauh mendominasi secara keaktoran dibanding yang lain. Mendominasi dalam artian lebih mampu menyedot perhatian penonton.

Fokus utama justru dalam pemilihan musik atau nada pengiring. Seringkali adegan sedih justru ditertawakan penonton karena satu nada tinggi cringg dari drum. Hal itu terulang beberapa kali dan setiap hal itu terjadi, selalu ada yang tertawa. Hal ini pula yang membuat kejomplangan keaktoran lebih terasa. Seandainya musik dibuat lebih nge bass (rendah), kejomplangan keaktoran sudah pasti lebih samar. Tapi tetap saja, semua adegan bisa dikemas dengan rapi, baik dan lancar. Hal-hal yang tidak sesuai harapan hanya kerikil yang dapat dengan mudah dilangkahi.

Selanjutnya sesi diskusi. Pak Mahardika berkata bahwa pementasan mereka sukses membuat penonton lupa memakan kacang yang ada di tangan mereka. Pujian-pujian memang banyak pada keaktoran tiap pemain. Hal itu sangat mudah dilihat dari apa yang disuguhkan. Berkaca dari pementasan-pementasan sebelumnya, keaktoran tak pernah menjadi masalah mereka. Masalah Teater Kontras lebih kepada pendukung-pendukung lainnya seperti musik dan lighting. Saya secara pribadi setuju dengan pujian-pujian itu.

***

Secara garis besar ada dua hal yang saya rasa bisa dipertimbangkan oleh Teater Kontras. Pertama, ada baiknya Kontras mulai berani “bermain-main dan bereksperimen” di musik terutama dalam pementasan musikalisasi puisi. Barangkali bisa dicoba dengan hanya 5-7 pemain yang setiap pemainnya punya tugas masing-masing dalam porsi yang pas. Maksudnya musik jangan dipojokkan dan tak menyanyi secara keroyokan.

Ada banyak musikalisasi puisi di Youtube yang saya rasa bisa dijadikan referensi. Misalnya Musikalisasi Puisi Sia-sia dan Satu Perahu dari Kelompok Sekali Pentas. Tentu tak harus langsung meniru mentah-mentah, namun bisa diambil soal bagaimana pemusik tidak dipojokkan. (Lihat di sini Musikalisasi Puisi Sia-Sia (Chairil Anwar) – Kelompok Sekali Pentas (live concert) Kelompok Sekali Pentas – Satu Perahu (Wayan Jengki Sunarta)).

Kedua, catatan sebelum pentas yang bisa dishare melalui Instagram atau media resmi Teater Kontras. Kehadiran catatan sebelum pentas bukan hanya sebagai penjelasan mengenai apa yang kalian lakukan, melainkan juga untuk media promosi─ajakan untuk menonton sekaligus supaya penonton punya sedikit bayangan soal apa yang akan kalian suguhkan. Di catatan sebelum pentas pula, bisa kalian jelaskan semua tujuan-tujuan dari pementasan kalian sehingga celetukan-celetukan tidak akan muncul atau diminimalisir.

Terakhir, catatan sebelum pentas adalah “perjudian” kalian. Artinya respon penonton setidaknya akan ada 3: “Aaah catatannya doang bagus, pentasnya kurang”; “Mantap nih, catatannya bikin lebih ngerti dan sesuai sama pentasnya”; “Kampret, pementasannya jauh lebih megah dari catatannya, syukur bela-belain nonton”.

Salam.[T]

Pentas Virtual Teater Ilalang : Mengenal Lebih Dalam Makhluk Kursi “Best Seller”
Studi Pentas “Pinangan” Komunitas Teratai dan Teater Tiga – Catatan dari Diskusi Kecil-kecilan
Ulas-mengulas “Tragedi Di Atas Ranjang” – Catatan Kecil dari Bangku Penonton
Tags: memotret pentas teaterpanggungPendidikanTeater
Previous Post

Puisi Batin, Rupa Sukma, Wayan Redika

Next Post

Implementasi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” Melalui Wisata Edukasi “Coral Planting” di Pantai Pandawa

A.A.N. Anggara Surya

A.A.N. Anggara Surya

Pemain teater, menulis puisi dan cerpen. Tulisannya berupa ulasan pementasan teater sering dimuat di media massa. Kini sedang menempuh pendidikan di jurusan Bahasa Inggris, Undiksha, Singaraja.

Next Post
Implementasi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” Melalui Wisata Edukasi “Coral Planting” di Pantai Pandawa

Implementasi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" Melalui Wisata Edukasi "Coral Planting" di Pantai Pandawa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co