PADA PEKAN OLAHRAGA Provinsi (Porprov) Bali XV tahun 2022, prestasi atlet-atlet Buleleng bisa dikata naik. Namun, masuk tahun anggaran 2023, dana untuk pembinaan olahraga di Bali Utara ini ternyata menurun.
Ini sebuah paradoks. Logika umum: jika prestasi naik, maka dana pembinaan naik, agar prestasi bisa ditingkatkan lagi, atau setidaknya bisa dipertahankan. Nyatanya anggaran untuk pembinaan menukik turun.
Semua pasti ingat. Begitu Porprov tahun 2022 ditutup secara resmi, Minggu, 27 November lalu, atlet dan pecinta olahraga di Buleleng langsung bergembira. Berita-berita gembira tentang kemenangan tersebar di media massa dan media sosial.
Secara umum prestasi Buleleng dalam Porprov itu meningkat. Perolehan medali melampaui target Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Buleleng.
Pada Porprov XIV tahun 2019 di Tabanan, Buleleng mendapatkan 55 medali emas, 52 perak dan 82 prunggu. Pada Porprov tahun 2022, KONI Buleleng menargetkan 60 medali emas, tapi hasil yang diraihkan melampuai target, bahkan jauh melampuai perolehan medali pada Porprov sebelumnya, yakni 75 medali emas, 71 perak, 102 perunggu.
Sejumlah cabang olahraga dalam Porprov ini juga menampilkan banyak kejutan. Misalnya, cabor panjat tebing targetnya hanya 1 emas, tapi hasil yang diperoleh 5 emas. Di cabang woodball targetnya memang banyak, yakni 6 emas. Tapi hasilnya lebih banyak lagi, yakni 7 emas. Di ajang motocross yang tak begitu diunggulkan malah menyumbang medali emas.
Euforia kegembiraan para atlet, Pembina olahraga dan pengurus kabupaten (pengkab) di masing-masing cabang olahraga (cabor) ternyata tidak lama. Pada rapat koordinasi KONI Buleleng dengan seluruh Ketua Pengkab cabang olahraga, Selasa, 14 Februari 2023, para insan olahraga mendengar kenyataan yang mengecewakan.
Pada APBD Induk 2023, Pemkab Buleleng memberikan hibah kepada KONI Buleleng melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) sebesar Rp 12 miliar. Jumlah itu jauh lebih sedikit dari usulan sebelumnya yang sebesar Rp 17,5 miliar.
Dari Rp.12 miliar itu, sebesar Rp 9,74 miliar digunakan sebagai bonus atlet berprestasi dalam Porprov Bali 2022. Lalu, dana Rp 1,2 miliar dipakai dana operasional rutin kesekretariatan KONI Buleleng dan kegiatan lain.
Sisanya, tinggal Rp 1 miliar. Itulah yang digunakan sebagai dana pembinaan olahraga bagi seluruh Pengkab olahraga di Buleleng.
Jika dibagi kepada seluruh Pengkab, hitungan-hitungannya, setiap Pengkab hanya mendapatkan dana pembinaan sebesar Rp 5-15 juta per Pengkab.
“Dana pembinaan dan sarana prasarana tahun sebelumnya, Pengkab menerima Rp 50-90 juta,” Ketua Umum KONI Buleleng I Ketut Wiratmaja.
Untuk itulah, Wiratmaja meminta seluruh Pengkab menggalang dana secara mandiri dan juga membangun komunikasi dengan pengusaha dan penguasa di Buleleng. Harapannya upaya ini dapat menutupi kekurangan dana untuk kegiatan pembinaan maupun kejuaraan.
Apalagi, kata Wiratmaja, tahun ini adalah tahun yang sangat strategis karena banyak terdapat event olahraga seperti babak kualifikasi Pra PON.
Dengan prestasi yang didapat saat Porprov, diharapkan dalam babak kualifikasi itu banyak atlet Buleleng yang terpilih untuk masuk dalam kontingen Bali untuk berlaga di PON. Bahkan ada atlet Buleleng yang sudah lolos, ada juga yang masih ikut seleksi.
“Ini yang seharusnya didanai KONI soal keberangkatan dan kebutuhan penunjang, untuk kenyamanan mereka bertanding dan meraih prestasi,” kata Wiratmaja.
Wiratmaja berjanji terus akan melakukan komunikasi dengan Penjabat (Pj) Bupati Buleleng agar anggaran untuk dana pembinaan olahraga di Buleleng bisa ditambah lagi .”Kami harap Pj Bupati memahami dan membijaksanai kebutuhan dan proses pembinaan di olahraga,” kata Wiratmaja. [T][Ole]