12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Romantisme Puisi-puisi Wayan Jengki Sunarta dalam Buku Jumantara

Margareta Sarina SultibyMargareta Sarina Sulti
January 6, 2023
inUlas Buku
Romantisme Puisi-puisi Wayan Jengki Sunarta dalam Buku Jumantara

Buku puisi Jumantara karya Wayan Jengki Sunarta

PUISI ADALAH susunan kata-kata yang dipilih dan dirangkai untuk menimbulkan efek dan daya sentuh, tentunya dengan maksud yang lebih luas.  Kata-kata atau lebih luas lagi bahasa, sesungguhnya memiliki kekuatan-kekuatan, daya pukau, dan daya sentuh yang luar biasa.

Kekuatan-keuatan inilah yang dieksplorasi penyair untuk mengungkapkan maksud dan gagasannya agar dapat menyentuh perasaan, imajinasi, dan pikiran pembacanya. Sebagaimana yang dilakukan penyair Wayan Jengki Sunarta dalam buku kumpulan puisinya, Jumantara, yang diterbitkan Pustaka Ekspresi.

Wayan Jengki Sunarta , lahir di Denpasar Bali 22 juni 1975. Ia lulusan dari jurusan Antropologi Budaya Fakultas Sastra Universitas Udayana, Pernah kuliah seni lukis di ISI Denpasar.

Wayan Jengki Sunarta menulis puisi sejak awal 1990- an kemudian cerpen, fitur, esai dan artikel seni budaya, kritik dan ulasan seni rupa, dan novel. 

Puisi- puisinya tersebar di berbagai media massa, antara lain Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Jawa Pos, Bali Post, Indo Pos , Jurnal Nasional, Pikiran Rakyat, Suara Pembaruan, Sinar Harapan, Kalam, dan Horison.

Selain itu, puisi-puisinya juga tarngkum dalam lebih dari lima puluh antologi puisi bersama, seperti Blengbong (pustaka ekspresis dan JKP 2021) , Mata  Khatulistiwa (Reboeng, 2018 ), Antologi Puisi Indonesia (Yayasan Lontar, 2017), Yang Tampil Beda Setelah Chairil (Yayasan HPI, 2016).

Kumpulan puisi “Jumantara” karya Wayan Jengki Sunarta merupakan buku yang sangat menarik untuk dibaca. Banyak kesan yang didapat, dan terdapat banyak juga pesan menyentuh dalam puisi-puisinya.

Dalam buku puisi Jumantara terdapat 16 judul puisi dengan jumlah halaman 93. Puisi-puisi dalam buku ini banyak mengambil tema tentang cinta yang dituangkan pengarang pada setiap puisinya dengan sangat detail sehingga pembaca bisa dengan mudah menghayati makna yang disampaikan penyairnya.

Puisi-puisi dalam buku ini begitu sangat menguras emosi. Pada setiap akhir puisi kita bisa merasakan keharuan yang. Visualisasi tentang alam yang dikaitkan dengan kesedihan sungguh terasa. Di sinitampak  pengarang ingin merasakan kebebasan agar bisa terlepas dari kesedihan yang dirasakanya.

Puisi tentang alam dan kesedihan antara lain, “Aku Menemukanmu”, “Balada Sang Putri”, “Sakofagus Alasangker”, “Singaraja, Singa Bersayap Api”, “Candi Gunung Kawi”, “Singa Tua”, “Cakra Purnabawa” , “Penjaga Kata”, “Igau” , “Pengelana Tanah Timur”, “Pekarangan Tubuhku”, “Berkas-Berkas Tak Tuntas”, “Tilas- Tilas Kecil”, “Kabar Terakhir”, dan “Yanwa Tanarsu”.

Ada tiga puisi yang menarik untuk dibahas, yakni :”Aku Menemukanmu”, “Kabar Terakhir”, dan “Sarkofagus Alasangker”.

Puisi-puisi Wayan Jengki Sunarta ini akan dibahas dengan menggunakan teori psikologi perkembangan, dimana pendapat muncul yang didasarkan pada penelitian, yang berkaitan dengan bagaimana kita mempelajari tentang perilaku, fungsi mental, tentang gejala dan kegiatan jiwa, serta proses mental manusia melalui prosedur ilmiah.

Dalam puisi yang berjudul ”Aku Menemukanmu” terdapat banyak kisah pilu. Seorang laki-laki yang mencintai seorang perempuan dengan penuh perjuangan yang begitu panjang. Kisahnya yang membuat air mata berlinang, penuh rasa cinta yang begitu dalam.

Pada puisi ini kita bisa merasakan apa yang dirasakan oleh seorang laki-laki saat memperjuangkan cintanya, dengan berbagai cara dan tantangan yang dia harus lewati.  Memperjuangkan cinta sejati itu tidaklah mudah, tetapi kita harus berusaha dengan berbagai cara apa pun, baik melalui tindakan dan doa.

Pada akhir dari puisi  kita tahu bahwa setulus-tulusanya cinta dari seorang perempuan yang kita cintai dan kita temui, tidak akan pernah bisa mengalahkan cinta seorang ibu yang telah mengandung kita dan mengasuh kita sejak lahir. 

Dalam puisi “Aku Menemukanmu” pengarang seperti mengkaitkan dengan pengalaman catharsis, yakni kondisi dalam psikologi mental yang mana seseorang memiliki trauma di masa lalu dan mencoba mengatasi atau melepaskan emosi itu dengan cara yang lain.

Dalam puisi yang berjudul ”Kabar Terakhir” dikisahkan tentang sebuah arti cinta yang bertepuk sebelah tangan dan berakhir dengan sebuah kisah hidup yang suram. Dalam puisi ini begitu banyak perjuangan dari seorang yang memiliki cinta sejati. Bahkan dia tetap berjuang sampai menunggu di puncak kesucian, hati selalu berdebar tiada berhenti sampai hampar laut dan angin mengusik. Dia pun tetap menunggu.

Apa pun yang ditunggu, maka waktu pasti berlalu dan hanyut ke dalam mimpimu, dan semua cintanya akan berakhir seperti pecahnya batu karang dan terbawa angin malam Pertahankan kisah cinta ini hingga hati dan jiwa tetap terjaga, tapi setiap kisah cinta semuanya akan sirna dan suram, dalam kerumunan

Halimun yang kamu miliki akan mengalahkan rasa rindu dan akan menjadi bebanmu. Dalam puisi ini disebutkan, walaupun gemercik ombak laut begitu indah, tetapi tidak bisa disembunyikan gelombang cinta yang ada di hatimu. Tiada kisah cinta yang terjadi di tepi pantai, kecuali di hatimu, dan dia yang memiliki cinta sejati berkata, mungkin dia yang menungguku di puncak kesucian adalah orang yang salah, layak seperti bunga-bunga yang berguguran bahkan kupu-kupu pun ikut layu dan mati.

Kematian gelombang menyergapmu ketika itu hatimu dan lengan berenang, maka sejak itu juga kamu akan menggapai matahari senja keemasan, bahkan sampai berdebar di setiap nadimu, kamu akan mendengar gemerciknya ombak dan bisikan hati serta doa dari nelayan yang luput dari mulut ombak.

Hari semakin berlalu dan waktu semakin bergulir, dia selalu mengingat canda tawamu. Bahkan dia selalu rindu dirinya dan terbayang saat duduk di pantai itu. Barisan kertas putih di atas meja, jangan lupa setetes goresan tinta cinta di atasnya biar cinta kita kita dikenang sampai nanti.

Iklaskan semuanya maka aku dan kamu akan menjadi bintang.

Dalam puisi “Kabar Terakhir“ pengarang seperti mengalami Occhiolism, yakni perasaan di saat seeorang merasa prespektifnya sangat sempit, sehingga tidak dapat menggambarkan sebuah kesimpulan. 

Dalam puisi yang berjudul”Sarkofagus Alangsaker” dikisahkan sebuah kisah masa lalu dari seorang laki-laki, yang di mana cintanya telah layu dan bertepuk sebelah tangan. Kemudian dalam puisi ini juga tampak seorang laki-laki sejati yang telah merasa dirinya tak berharga lagi.

”Mengapa ini terjadi”, karena di mana dulu dia telah berjuang dan mengejar cinta sejatinya bahkan hatinya berdebar di mana-mana.

“Kerajaanku akan bangkit”. Dari sini juga di mana dia hanya ingin perempuan yang dia perjuangkan dan dia cintai kembali ke hati. Bahkan bunga yang diaperjuangkan telah layu dan kini dia telah bangkit kembali, bahkan dari dulu sampai sekarang tanah moyangnya tidak akan berubah dan pohon-pohonan  lontar tetap ada.

Hatinya pun tidak akan pernah berubah. “Tapi kau tak pernah usai”, dan sampai sekarang juga rasa dan kemesraan maut itu masih ada. Mengapa ini semua terjadi, karena sejak dahulu kala para peramal berkata, dan pada akhirnya kita hanya menjadi tumpukan sebuah kerangka yang tidak berguna. Akan tetapi segala kenangan yang pernah ada selalu terlintas aliran nadimu.

Alangsaker telah mengungkapkan semua kebisuannya yang telah terpendam bertahun-tahun dan cuaca pun bersahabat dan segala yang terjadi di masa lalu akan menjadi sebuah kenangan yang selalu membuat hati tenang.

Seperti halnya tokoh dalam puisi itu dimana tokoh itu  memperjuangkan cintanya dan harus menghadapi berbagai tantangan meskipun banyak berlinang air mata. Dia mencoba terus berusaha melakukan cara apapun baik melalui tindakan dan doa.

Dalam puisi “Sarkofagus Alasangker” pengarang seperti mengalamicotard syndrom yang merupakan gejala mental yang ditandai sikap depresi, putus asa, dan kosong. Seperti halnya dalam puisi Sarkofagus Alasangker di mana tokohnya merasa tak berharga lagi karena cintanya yang telah layu dan bertepuk sebelah tangan. [T]

Jengki Raih Anugerah Hari Puisi Indonesia | Ia Justru Ngobrol Soal Keris Saat Pengumuman
Mabuk di Dalam Puisi – Ulasan Buku “Montase” Wayan Jengki Sunarta
Representasi Laut dalam Kumpulan Puisi “Upacara Terakhir” Karya GM Sukawidana
Tags: buku puisikumpulan puisiPuisisastraSastra IndonesiaWayan Jengki Sunarta
Previous Post

Gde Dana dan Made Suke, Penganyam Bambu dari Tajun — “Keben” dan “Sokasi” yang Khas dan Estetik

Next Post

Air Terjun Yeh Mempeh, Air Terbang di Desa Les

Margareta Sarina Sulti

Margareta Sarina Sulti

Lahir di Cireng, 2002. Menempuh pendidikan di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia Mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah . Suka musik dan bola voli

Next Post
Air Terjun Yeh Mempeh, Air Terbang di Desa Les

Air Terjun Yeh Mempeh, Air Terbang di Desa Les

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

by Ahmad Sihabudin
May 12, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

“siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co