MENTERI PENDIDIKAN, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mpeluncurkan Merdeka Belajar Episode 15 tentang Kurikulum Merdeka dan Dlatform Merdeka Mengajar. Ini merupakan analisis dari penyederhanaan kurikulum darurat dinilai efektif memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19.
Arah perubahan kurikulum yang termuat dalam Merdeka Belajar Episode 15 ini adalah struktur kurikulum yang lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial, memberikan keleluasan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.
Ada 3 pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri yang bisa sekolah pertimbangkan untuk diikuti;
1) Mandiri Belajar, pilihan yang memberikan kebebasan kepada satuan Pendidikan saat menerapkan kurikulum Merdeka beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10;
2) Mandiri Berubah, pilihan yang memberikan keleluasaan kepada satuan Pendidikan saat menerapkan kurikulum merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10;
3) Mandiri Berbagi, pilihan yang memberikan keleluasaan kepada satuan Pendidikan dalam menerapkan kurikulum merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Semua pilihan ini sekolah diharapkan untuk kegiatan pembelajaran berbasis proyek yang bermuara pada capaian pembelajaran peserta didik pada budi pekerti, Pancasila, rasa bangga akan kebinekaan Indonesia.
Dalam penerapan Kurikulum Merdeka guru dan sekolah didukung dengan Platform Merdeka Mengajar. Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Platform Merdeka Mengajar merupakan platform edukasi yang dapat menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila, membantu guru untuk mengajar, belajar, dan berkarya.
Platform ini akan membantu guru melakukan analisis diagnostik literasi dan numerasi dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik.
Platform Merdeka Mengajar juga memberikan kesempatan yang setara bagi guru untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya kapan pun dan di mana pun. Guru dapat memperoleh materi pelatihan berkualitas dengan mengaksesnya secara mandiri. Melalui video inspirasi, guru bisa mendapatkan beragam video inspiratif untuk mengembangkan diri dengan akses tidak terbatas.
Beberapa keunggulan Kurikulum Merdeka, lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Kemudian, tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka karena bagi peserta didik, tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
Sedangkan bagi guru, mereka akan mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik. Lalu sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
Keunggulan lain dari penerapan Kurikulum Merdeka ini adalah lebih relevan dan interaktif di mana pembelajaran melalui kegiatan projek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Dalam penerapan Kurikulum Merdeka, materi pembelajaran dirancang dicapai oleh peserta didik secara holistik tanpa terpisah. Dalam hal ini proses pembelajaran projek diharapkan dapat dikemas dengan baik antar guru mata pelajaran yang disepakati oleh guru dan peserta didik.
Kolaborasi antarguru dan antarmata pelajaran menjadi sangat penting dalam keberhasilan penerapan Kurikulum Merdeka. Pembelajaran projek kolaboratif dapat bersifat informal, tidak harus dilaksanakan di dalam kelas dan pembelajaran tidak perlu diukur secara ketat. Pembelajaran projek kolaborasi merupakan pembelajaran yang melibatkan kerjasama antar guru, baik guru mata pelajaran sejenis maupun guru matapelajaran yang berbeda. Proses projek kolaborasi dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi pembelajaran dan penilaian terhadap peserta didik.
Kejelian sekolah dan guru dalam menggali kearifan lokal yang berkembang di lingkungan sekolah dan peserta didik menjadi sangat strategis dalam keberhasilan perancangan pembelajaran projek. Isu-isu sentral yang berkembang memberikan pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik.
Peserta didik menggunakan analisisnya untuk menemukan informasi agar dapat memecahkan permasalahan yang ada di lingkungan sekitar sesuai dengan materi pelajaran yang dikaji bersama dalam pembelajaran projek. Langkah ini memberikan tanggung jawab lebih awal kepada peserta didik untuk mencintai lingkungan sekitar dan berusaha untuk melesatrikannya.
Tergalinya kearifan lokal memberikan corak dan pembelajaran berbasis projek yang beragam pada setiap sekolah. Kreativitas guru dan sekolah serta kejelian menggali kearifan lokal sebagai tema pembelajaran projek memberikan peluang yang luas untuk mengembangkan proses pembelajaran tanpa batas dan tidak terikat pada satu tema kegiatan pembelajaran yang seragam. [T]