2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Undisputed Poetry Surabaya : Kita Mewujud Puisi

Putu Dinda AyudiabyPutu Dinda Ayudia
December 19, 2022
inKhas
Undisputed Poetry Surabaya : Kita Mewujud Puisi

Suasana di Undisputed Poetry di Surabaya | Foto-foto: Dinda

Kembali ke Surabaya, mengantongi perkenalan-perkenalan baru.

10 Desember 2022 aku berkesempatan menghadiri sebuah poetry slams yang diadakan oleh Undisputed Poetry. Hari itu kali pertamanya aku menyaksikan acara poetry slams di Surabaya, dan kebetulan salah seorang teman menjadi panitianya.

Acara itu menggunakan sebuah ruangan di bagian pojok C2O Library dan dibuat terbuka, jadi siapapun yang datang ke C2O bisa hadir menyaksikan termasuk apabila ingin menjadi poet dadakan. Untuk bisa membacakan puisi disini, tak perlu registrasi beberapa hari sebelumnya, cukup dengan persiapan puisi karya sendiri dan pendaftaran dibuka saat hari itu juga.

Setelah bincang-bincang, mereka biasanya memang rutin mengadakan event open mic puisi dengan C2O sebagai “rumah” bagi anak-anak Undisputed. Saat ini mereka tengah menyiapkan tim mereka untuk kembali rutin mengadakan openmic puisi setelah vakum sekian waktu.

Mengenal event Undisputed Poetry adalah hasil dari snowballing relasi di Instagram, singkatnya, hasil scrolling IG berlama-lama.  Pada saat itu aku sedang memikirkan sesuatu hal apalagi yang bisa aku coba di Surabaya. Memikirkan bahwa aku berkuliah di Surabaya tanpa main-main yang agak jauh rasanya pasti akan selalu tidak pas.

Main-main yang kumaksud disini adalah, pertemuan-pertemuan baru, dan tentu saja perbincangan-perbincangan baru. Karena jelas, sejauh ini nongkrong dan berbincang masih menjadi bagian dari metode belajar paling jelas. Alhasil, bertandanglah aku ke Undisputed Poetry untuk pertama kalinya, bersama beberapa kawan teater kampus.

Kami datang lebih awal, membantu beberapa panitia membereskan beberapa perintilan, ruangan akan dibuat lengang untuk orang bisa menyaksikan poetry slams sambil lesehan. Panggung dibuat hanya beralaskan karpet, satu mic, dan satu lampu sorot.

Orang-orang pada saat itu begitu melebur, dari poet (sebutan untuk pembawa puisi), penonton, dan beberapa pengunjung C2O. Ruangan itu tak besar, namun justru dengan itu memudahkan kita untuk membangun keintiman dan saling nimbrung dengan yang lainnya. Ruangan terisi penuh, banyak antusiasme tertampung malam itu.

Para pengunjung di selasar C2O Library

Undisputed poetry datang dengan konsep yang menarik. Dua acara yang menjadi pentolan Undisputed adalah open mic dan poetry slams. Openmic akan diselenggarakan 2 bulan sekali, disusul poetry slams sebagai acara penutup tahun. Malam itu aku merasakan peleburan yang ada di Undisputed menjadi suatu katarsis, puisi adalah katarsis. Selain ia adalah bentuk karya seni, namun lebih dari itu dia menyentuh hati tiap orang yang mendengarkannya.

Hal yang ingin aku coba gambarkan adalah, Undisputed menjadi wadah bagi tiap orang menyampaikan kejujuran yang paling telanjang melalui puisi-puisi mereka tanpa keharusan pada aturan sastrawi yang teoritis. Tak ada puisi yang bukan puisi selama ia menampung kejujuran. Pun aku pukau dengan leburnya suasana yang mungkin ditemukan setelah beranjak dari ruangan ini.

Salah satu performa yang menjadi favoritku adalah puisi dari Mbak Wike, salah seorang pengelola C2O. Beliau berpuisi tentang menjadi seorang Ibu dengan amat jujur. Memulangkan keresahannya pada kata-kata yang amat sederhana. Namun keresahan yang terwujud ke dalam pembawaan puisi itu mampu membuat siapapun di ruangan tak sampai hati melewatkan performa beliau. Fingersnaps after!

Performa puisi dari Mbak Wike

Undisputed Poetry dibuat dengan rancangan spoken word poetry, partisipan harus membuat karyanya sendiri dan membawakan performanya di panggung. Berbicara spoken word poetry, salah satu yang menarik perhatianku juga adalah sebuah komunitas puisi dari Amerika Serikat, Button Poetry.

Komunitasyang didirikan pada tahun 2011 ini bertujuan mengalihwahanakan puisi ke dalam bentuk audiovisual dan media sosial, pun saat ini telah menjadi komunitas performans dan media puisi terbesar. Beberapa performa yang menjadi favoritku adalah “OCD” dari Neil Hilborn dan “When Love Arrives” dari Sarah Kay dan Phil Kaye. Keduanya menggambarkan sang subyek sekaligus konteks yang melingkungi sikap-sikap subyek melalui cerita yang dibangun serentak dengan performa yang begitu memesona.

Spoken word poetry pada dasarnya seperti bermain peran, seorang poet akan membawakan puisinya dengan kreativitas dan gayanya yang bisa merepresentasikan isi puisi. Performa tak harus dilakukan satu orang, bisa lebih, dan bisa mengggunakan properti yang mendukung performa. Dalam acara poetry slam, ketika sang poet membacakan puisi mereka, masing-masing juri yang diambil dari penonton akan memberikan penilaian dari rentang angka 0 sampai 10.

Suasana di Undisputed Poetry

Aku suka puisi, dan selalu suka puisi. Menghadiri Undisputed memperluas pandanganku bahwa puisi bisa menjadi sangat luwes; bukan hanya tentang diksi yang meliuk-liuk atau rima yang konstan. Lebih dari itu, puisi adalah penelanjangan pada warna-warni tubuh si penulis. Ragam puisi saat itu beranjak dari segala keresahan. Tentang isu perempuan, sosial, percintaan, pencarian jati diri. Semuanya membaur dalam ruangan, yang baru bergabung, yang telah lama bergabung, menjadi ruang aman bagi semua.

Ekosistem ini pikirku menjadi penting untuk dikembangkan menjadi pemantik gairah ide dan kepenulisan puisi. Karena menulis pada awalnya dimulai dengan eksplorasi pada diri sendiri, mengenal diri sendiri untuk kemudian bisa turut tenggelam dalam cerita-cerita lain dan mendorong pada pembacaan yang lebih luas.

Aku jadi teringat pada salah satu kutipan puisi dari Rumi yang selalu aku suka, “Only from the heart, can you touch the sky” [T]

Surabaya, 16 Desember 2022

“Bali Poetry Slam” di Singaraja: Mengucapkan yang Ragu-ragu Diucapkan di Panggung
Ketegangan Bahasa pada Baca Puisi vs Poetry Slam vs Palawakya
Tags: poetrypoetry slamPuisisastraSurabayaUndisputed Poetry
Previous Post

“Cultural Dining” di Hotel Tugu Bali, Perkenalkan Seni Pertunjukan Bali

Next Post

Menapak Jejak Konsep Purusa-Pradana di Lereng Gunung Rawung

Putu Dinda Ayudia

Putu Dinda Ayudia

Mahasiswa ilmu komunikasi tahun ketiga. Menyukai fenomena dengan isu perempuan, adat, serta pendidikan. Saat ini punya dua hobi: main sama kucing dan nonton anime.

Next Post
Menapak Jejak Konsep Purusa-Pradana di Lereng Gunung Rawung

Menapak Jejak Konsep Purusa-Pradana di Lereng Gunung Rawung

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co