30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Memaknai Bentuk “Pengawak” Tabuh Lelambatan Pagongan Bali

Nyoman MariyanabyNyoman Mariyana
November 28, 2022
inEsai
Memaknai Bentuk “Pengawak” Tabuh Lelambatan Pagongan Bali

Penuangan Gending Ding Ro Karya Ketut Gede Asnawa Pada Workshop Pegongan di Puri Lukisan Ubud, 27 November 2022 | Dokumentasi,I Nyoman Mariyana, Tahun 2022

PADA PENYAJIAN GENDING-GENDING Lelambatan klasik Bali dikenal beberapa jenis tabuh /gending berdasarkan struktur tabuh yang mengikatnya, seperti Tabuh Pisan, Tabuh Dua, Tabuh Telu, Tabuh Pat, Tabuh Nem, dan Tabuh Kutus. Perbedaan nama-nama tabuh/gending tersebut dibedakan berdasarkan jumlah baris, jumlah pukulan kempur, dan kempli dalam satu gongan (pukulan Gong). Semua itu terdapat dan dapat dicermati pada bagian pengawak tabuh yang dimainkan.

Pengawak adalah salah satu bagian terpenting dalam struktur gending Lelambatan Bali. Kata pengawak diambil dari kata awak yang berarti tubuh atau badan. Lelambatan merupakan salah satu repertoar pagongan dalam Karawitan Bali yang kerap dimainkan sebagai musik instrumental pada upacara Dewa Yadnya atau tabuh pembukaan event. Repertoar Lelambatan dilihat dari bentuk, struktur komposisi yang dimiliki memiliki kekhasan tersendiri.

Bagaimana menuangkan ide, konsep dalam garapan memerlukan kemampuan sesuai dengan pengalaman yang dimiliki. Penuangan karya tergantung dari rasa.

Menurut I Ketut Gede Asnawa, bahwa Prof. Mantle Hood memulai suatu proses dengan pertanyaan. Sedangkan pengalaman berkarya dari I Ketut Gede Asnawa, ia hanya menuangkan karya dengan konsep air, mengalir begitu saja. Setelah terbentuk barulah kemudian karyanya dikaji kembali dan diperbaiki (Disajikan dalam pemaparan materi workshop Pagongan, 27 November 2022).

Selanjutnya, apa itu pengawak, bagaimana bentuknya pengawak Pagongan Bali?

Menurut I Ketut Gede Asnawa, pengawak adalah barang lentur. Sudut pandang pengawak adalah konvensional. Pagegongan menurut Colin Mc. Phee adalah gamelan gong (Gong Kebyar).

Menurut sejarahnya, gamelan gong muncul pada era madya, jaman madya abad ke-18. Sebagaian besar munculnya pada masa kerajaan di Bali. Perjalanannya dari Puri ke Pura lalu ke masyarakat.

Kenapa disebut gamelan gong? Oleh Mc. Phee, di dalam gamelan itu terdapat instrumen Gong yang mewakili indentitas barungannya, contohnya Gong Kebyar, Gong Luang, Gong Gede, dan gamelan lainnya. Kalau tidak ada sebutan gong dalam menyebutkan identitas barungan gamelan lainnya, diwakili oleh instrumen sejenis yang berfungsi sebagai gong. Contohnya gamelan Semar Pagulingan, Pegambuhan, Gandrung, dan lainnya.

Tabuh Lelalambatan mempunyai bentuk “statik form”. Form yang tidak berubah-berubah. Sebuah bentuk yang luar biasa yang diwarisi oleh para luluhur. Dalam tabuh Lelambatan, Mc. Phee menyebutkan ada dua istilah gending,yakni gending ageng (great gending) dan gending gangsaran (quick gending).

Gending ageng mempunyai kekuatan dalam bentuk melodi yang panjang dan mempunyai sistem dalam bentuknya. Stuktur sistem yang membakui komposisi.

Senada dengan apa yang dijelaskan tentang arti kata pengawak, I Ketut Gede Asnawa juga menjelaskan kata pengawak berasal dari kata awak. Awak berawal dari bentuk. Bentuk pengawak paling panjang dan formal.

Pengawak.adalah bagian dari sebuah bentuk/struktur. Pengawak tidak bisa berdiri sendiri diikat oleh kepala dan kaki. Konsep ini adalah diambil dari filosofi bentuk tubuh manusia. Jadi, pengawak tabuh Lelambatan terlahir dari ikatan kepala dan ditunjang oleh kaki sebagai bentuk/struktur tabuh dalam penyajiannya.

Pengawak dalam struktur tabuh Lelambatan, tidak bisa berdiri sendiri. Di dalamnya ada sistem yang mengikat. Sistem sub-sub struktural, abstrak, realitas dan reel. Di dalam penyajiannya pengawak dimainkan secara pelan, maka menjadi identitas penyebutan tabuh Lelambatan.

Pengawak oleh Colin Mc. Phee disebut “The clear compotition of music in Bali”. Mc. Phee membagi pengawak menjadi beberapa bagian yang ditulis pada bukunya tahun 1930 dan publish tahun 1960-an.

Secara struktur, dalam tabuh dua ada 8 baris yang disebut dengan istilah a pada; jumlah baris dalam satu frase lagu. Apabila berbentuk tabuh Pat, pola ini tinggal ditambahkan sesuai dengan form yang ada.  

Dalam gending ada sistim pertanyaan dan jawaban. Baris pertama adalah opening dalam 16 ketukan diakhiri oleh pukulan jegogan. Dalam struktur tabuh Lelambatan, menjadi suatu pertanyaan, kenapa dibaris pertama dimulai dengan pukulan kempur? Kenapa tidak kempli?

Menurut analisis penulis, hal tersebut mengacu pada tata letak instrument kempur, kempli, dan gong saat penyajiannya. Hal tersebut juga berkaitan dengan estetika musikal dari keseimbangan suara dari instrument tersebut. Jalannya format struktur pengawak tabuh Lelambatan mengacu pada jumlah jatuhnya pukulan kempur, kempli, jegogan sampai pada gong. Pola melodi 2 baris terakhir adalah pemilpil untuk menuju gong.

Dalam permainan tabuh Lelambatan, pola kekendangan sebagai penanda. Pukulan kendang menuju kempur dimainkan pola kendang cedugan, menuju jatuhnya pukulan kempli dimainkan pola kaplak tangan kiri.

Pengawak adalah sebuah identitas yang melekat pada penyajiannya. Bagiannya dikenal dengan istilah palet dan pada/paragraf. I Ketut Gede Asnawa menghimbau, jangan membawakan tabuh lelambatan seperti memainkan tabuh kreasi. Lelambatan bersifat ke dalam, kreasi baru lebih ke arah keluar.

Penciptaan berawal dari pengalaman dan analisis. Menurut I Ketut Gede Asnawa, saran membuat pengawak teridiri dari 3 syarat, diantaranya:

1. Keterampilan.

Pencipta harus pernah memainkan, mampu menganalisa, dan mempunyai pengalaman.

Praktek melakoni akan memberikan banyak pelajaran. Wicaksana dan wiraga.

2. Sensitif/kepekaan

Ditunjang oleh rasa.

3. Imajinasi

Perjalanan nada-nada untuk menuju nada yang dituju. Sistim melodi pada lelambatan diawal dari nada rendah ke tinggi, di tengah ngubeng (berpusat di Tengah), dan diakhir dari tinggi ke rendah. Hal ini juga mengacu pada ranah rasa komposer. Kreasi diperlukan melodi yang mudah untuk dikreasikan. Untuk kesan manis bawa melodinya ke nada kecil. Perhatikan karakteristik nada. Terpenting adalah terminal/nada kunci yang digunakan.

Kreativitas mengacu pada kepekaan. Pengembangan dan kepertahanan dari yang sudah ada perlu dilakukan secara bersama. Perlu konsep dalam menunjukan idialis berkesenian. Tidak semena-mena tanpa arah dan konsep yang jelas. Proses adalah suatu perjalanan yang harus dilalui, dimaknai, dan dilakukan.

Penuangan Gending Ding Ro Karya Ketut Gede Asnawa Pada Workshop Pegongan di Puri Lukisan Ubud, 27 November 2022 | Dokumentasi,I Nyoman Mariyana, Tahun 2022

Tabuh Lelambatan Dua Ding Ro  

Pada tabuh Lelambatan Ding Ro, nada ding digunakan sebagai nada pokok. Kawitan gendingnya diawali dari nada ding, bebaturan nada dasar ding, pengawaknya mempergunakan nada dasar ding begitu juga di pengecetmya nada ding jatuhnya pukulan gongnya. Ro mengacu pada bentuk struktur tabuhnya yakni Tabuh Dua.

Maksimal dalam kawitan terdapat 2 pukulan jegogan.  Melodi progresif dari tinggi ke rendah. Dalam penyajian gending Lelambatan, instrumen Terompong mempunyai otoritas, kekuasaan dalam penyajian, kemana akan dibawa melodinya. Didahului oleh intro oleh Terompong dan finalnya jatuhnya ke nada kunci yang digunakan. Intro adalah tanda bahwa gending sudah siap untuk dimainkan. Ini merupakan warisan budaya dari pendahulu perlu dilestarikan.

Kesimpulannya, pengawak adalah bagian pokok lagu. Pengawak sudah ada pakem-pakemnya yang harus diperhatikan oleh komposer. Perhatikan fungsi instrumennya dalam penuangan gendingnya bersama dengan rasa Lelambatan. Hal tersebut jangan pernah hilang. Kunci dasar megambel adalah harmonis, kesatuaan dan kebersamaan. Lelambatan adalah sarana untuk mengasah ketrampilan dan musikalitas. [T]

[][][]

BACA esai-esai tentang karawitan Bali dari penulis NYOMAN MARIYANA

“Cerukcuk Punyah”, “Cangak Merengang” | Judul-judul Gending Gender Wayang, Lucu dan Blak-blakan
Upaya & Kiat Pembinaan Gending Gender Wayang Banaspati Gaya Tenganan Pegringsingan
Gusti Sudarta | Sejak SD Main Gender Wayang, Pentas Jalan Kaki ke Desa-Desa
Tags: gong kebyargong lelambatankarawitankarawitan balikesenian baliseni karawitantabuh gong
Previous Post

BUDAYA LAMA BALI SEDANG MENGHILANG — Koran Het vaderland, 17-05-1952

Next Post

Winda Karuna Dita, Gadis Disabilitas yang Terus Melukis Hingga Jadi Tulang Punggung Keluarga

Nyoman Mariyana

Nyoman Mariyana

I Nyoman Mariyana, S.Sn., M.Sn. Lahir di Sempidi, 08 Maret 1985. Kini dosen Seni Karawitan di Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Denpasar. Penulis buku Gamelan Gender Wayang (Mahima, 2021)

Next Post
Winda Karuna Dita, Gadis Disabilitas yang Terus Melukis Hingga Jadi Tulang Punggung Keluarga

Winda Karuna Dita, Gadis Disabilitas yang Terus Melukis Hingga Jadi Tulang Punggung Keluarga

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co