2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Membuka Mata Terhadap Dunia Perbukuan Lewat Sosialisasi dari Pusat Perbukuan RI

Teddy Chrisprimanata PutrabyTeddy Chrisprimanata Putra
July 22, 2022
inKhas
Membuka Mata Terhadap Dunia Perbukuan Lewat Sosialisasi dari Pusat Perbukuan RI

Foto bersama pada Sosialisasi Regulasi Perbukuan Standar dan Kaidah Perbukuan serta Penilaian Buku Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pusat Perbukuan RI.

Bu Sonia : Teddy bisa kah besok wakili Mahima ya acara IKAPI?
Teddy : Siap, Bu. Mumpung pengangguran.

Beberapa waktu lalu saya mendapatkan tugas khusus dari Bu Sonia (founder Mahima Institute Indonesia), juga sering saya sebut sebagai kawitan—ya karena banyak penulis, aktor, aktris, sutradara yang bertebaran di Bali lahir dari rahim Mahima.

Tugas tersebut adalah menghadiri acara Sosialisasi Regulasi Perbukuan Standar dan Kaidah Perbukuan serta Penilaian Buku Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pusat Perbukuan RI. Acara ini berlangsung pada Rabu, 20 Juli 2022 bertempat di Mercure Hotel, Kuta, Badung, Bali.

Saya sudah berada di depan meja registrasi pada pukul: 09.31 WITA. Pihak panitia langsung mempersilakan saya untuk mengisi presensi kemudian mengisi data diri melalui QR Code yang sudah disediakan di meja registrasi.

 Tidak hanya itu, sebelum saya menempati tempat yang sudah disediakan, saya dibekali dengan enam buku saku.

Buku itu adalah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan; Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan.

Ada juga buku saku berisi Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 22 Tahun 2022 tentang Standar Mutu Buku, Standar Proses dan Kaidah Pemerolehan Naskah, serta Standar Proses dan Kaidah Penerbitan Buku.

Selain itu ada buku saku Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Tekonologi Nomor 25 Tahun 2022 tentang Penilaian Buku Pendidikan.

Ada juga Peraturan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Nomor 030/P/2022 tentang Pedoman Perjenjangan Buku.

Ada juga buku saku berisi Peraturan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Nomor 39/H/P/2022 tentang Pedoman Penilaian Buku Pendidikan yang pada pertemuan ini akan diulas oleh narasumber.

Sebelum saya lupa, kegiatan ini mengundang para pelaku perbukuan di Bali. Sebut saja pihak penerbit (salah satunya Mahima), penulis, editor, designer, percetakan, penerjemah, penyadur, hingga toko buku—meski tidak semua unsur bisa hadir pada acara ini.

Foto: Pembukaan Kegiatan

Meski mulanya saya sedikit bingung saat mengikuti acara ini, tapi perlahan-lahan saya mulai paham maksud dan tujuan diselenggarakannya sosialisasi ini (tentu selain penyerapan anggaran ya, hehe). Pertemuan ini dijadikan kesempatan oleh pihak Pusat Perbukuan RI (Pusbuk RI) untuk menyosialisasikan regulasi terbaru yang keluar dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI.

Mengenal Istilah Baru

Sesi pertama diisi oleh Dr. Oos (saya lupa mencatat nama lengkapnya) yang merupakan seorang peneliti bidang pendidikan dari Badan Riset Nasional (BRIN).

Peneliti yang memang akrab disapa Pak Oos ini ditugaskan menyosialisasikan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 22 Tahun 2022 tentang Standar Mutu Buku, Standar Proses dan Kaidah Pemerolehan Naskah, serta Standar Proses dan Kaidah Penerbitan Buku.

Ia memulai sesi pertama dengan 3  poin latar belakang urgensi, standar dan kaidah perbukuan, yakni: menjadi acuan bagi pelaku perbukuan untuk melaksanakan proses penerbitan secara baik dan benar serta mengontrol mutu penerbitan, menjadi variabel dalam penilaian kelayakan buku pendidikan, baik buku teks maupun nonteks, serta menjadi tolok ukur terkait pengawasan perbukuan apabila terjadi pelanggaran terhadap kode etik perbukuan.

Hal menarik dalam pembahasan Pak Oos buat saya adalah istilah-istilah baru yang saya baru dengar, seperti: Buku Teks Utama, Buku Teks Pendamping, Buku Teks Muatan Lokal, dan Buku Nonteks. Jadi apa sebenarnya perbedaan dari istilah tersebut?

Pertama, Buku Teks Utama merupakan buku pelajaran yang wajib digunakan dalam pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku dan disediakan oleh pemerintah pusat tanpa dipungut biaya.

Kedua, Buku Teks Pendamping merupakan buku yang berisi materi yang bertujuan untuk memperluas, memperdalam, dan melengkapi materi pokok dalam buku siswa. Ketiga, Buku Teks Muatan Lokal adalah buku yang berisi muatan lokal, jadi tanggung jawab terhadap pengembangan potensi buku muatan lokal diberikan kepada pemerintah daerah dalam hal ini Gubernur. Keempat, Buku Nonteks yang berupa buku-buku pengayaan hingga panduan pendidik.

Tidak Hanya Tayangan TV, Dunia Perbukuan Juga Mengenal Perjenjangan

Klasifikasi terhadap suatu hal pasti sering kali kita dengar, misal di dunia televisi tayangan dibagi berdasarkan penggolongan usia, seperti: Anak (A), Remaja (R), Remaja Bimbingan Orang Tua (RBO), hingga Dewasa (D).

Tampaknya hal tersebut juga diterapkan dalam dunia perbukuan, hal ini bahkan diatur langsung lewat Peraturan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Nomor 30/P/2022 tentang Pedoman Perjenjangan Buku.

Foto: Sambutan Ketua IKAPI Bali

Jadi dalam sosialisasi yang disampaikan oleh Pak Oos setelah sesi coffee break menjelaskan bahwa perjenjangan buku ini merupakan langkah untuk memadupadankan antara buku dan sasaran sesuai dengan tahap kemampuan membaca. Tujuan disusunnya pedoman perjenjangan buku ini, yakni: memperoleh naskah dan penerbitan buku bermutu sesuai dengan pembaca sasaran, mempermudah penilaian buku pendidikan atau penilaian buku secara umum, mempermudah pemetaan penyediaan dan penggunaan buku.

Dalam peraturan ini terdapat 7  perjenjangan buku yang dibagi berdasarkan klasifikasi usia, yakni:

1). Pembaca Dini (0-7 tahun) disimbolkan dengan bintang berwarna merah dengan kode “A”;

2). Pembaca Awal (6-8 tahun) disimbolkan dengan lingkaran berwarna ungu dengan kode “B1”;

3). Pembaca Awal (7-9 tahun) disimbolkan dengan lingkaran berwarna ungu dengan kode “B2”;

4). Pembaca Awal (8-10 tahun) disimbolkan lingkaran berwarna ungu dengan kode “B3”;

5). Pembaca Semenjana (10-12 tahun) disimbolkan dengan lingkaran berwarna biru dengan kode “C”;

6). Pembaca Madya (13-15 tahun) disimbolkan dengan segitiga berwarna hijau dengan kode “D”;

7). Pembaca Mahir (> 16 tahun) disimbolkan dengan segi empat berwarna kuning dengan kode “E”.

Pak Oos juga mengatakan bahwa matriks perjenjangan buku yang tertuang dalam  Peraturan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Nomor 30/P/2022 tentang Pedoman Perjenjangan Buku sudah bisa diterapkan oleh seluruh pelaku perbukuan. Ia juga menegaskan bahwa aturan ini bersifat fleksibel—meskipun saya belum terlalu paham konteks fleksibel yang dimaksud seperti apa.

Menjaring Keresahan Pelaku Perbukuan di Bali

Menciptakan ekosistem yang dapat membuat seluruh pelaku perbukuan tersenyum sejatinya menjadi tujuan dari pemerintah saat ini—kurang lebih itu yang disampaikan Pak Oos saat merespon beberapa keresahan dari pelaku perbukuan yang mendapatkan kesempatan untuk bicara di acara ini.

Matinya Kritisme: Ancaman Nyata Bali Hari Ini

Sesungguhnya banyak persoalan yang belum tuntas dalam dunia perbukuan di Indonesia, sehingga membutuhkan sinergi dari seluruh pihak untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Salah satu masalah dunia perbukuan disampaikan oleh salah satu peserta yang merupakan seorang penulis.

Ia mengatakan bahwa di Indonesia harga buku seperti membeli kertas satu rim—mungkin itu analogi yang digunakan untuk mengatakan bahwa karya penulis tidak terlalu dihargai di tanah air. Ia membandingkan dunia perbukuan di Indonesia dengan India, menurutnya di India, harga buku bisa tiga sampai empat kali lipat dari harga cetak sehingga penulis mendapat apresiasi yang tinggi di sana.

India juga tidak mengenakan pajak terhadap produk intelektual seperti buku, berbeda di Indonesia yang mengenakan pajak sebanyak dua kali. Pertama di kertas, kedua di penerbit. Kalau dipikir-pikir lumayan juga ya, hehe.

Saya pikir apa yang disampaikan oleh salah satu peserta tersebut adalah keresahan setiap penulis yang menerbitkan tulisannya di penerbit minor, mungkin akan berbeda 180 derajat dengan pengalaman penulis yang menerbitkan bukunya di penerbit mayor seperti Gramedia.

Keresahan tersebut sempat dijawab oleh Pak Oos. Ia mengatakan bahwa pihaknya telah mengatur harga buku lewat Harga Eceran Tertinggi (HET)—agak familiar kan istilahnya? Hehe.

Merefleksikan Etika Melalui Kebajikan Universal Bali

Oke, mari kita lanjutkan. Jadi HET ini merupakan harga yang ditetapkan setinggi-tingginya sebesar taksiran biaya wajar untuk mencetak dan mendistribusikan buku sampai di tangan konsumen akhir—komponen biaya perhitungan HET tersebut terdiri dari: biaya pencetakan (HPP) yang meliputi biaya persiapan (pracetak), biaya kertas, biaya cetak, biaya pascacetak, dan keuntungan. Kemudian juga biaya distribusi sesuai dengan zonanya. Jadi di Indonesia terdapat lima zona yang masing-masing besaran persentase dari HPP berbeda-beda.

Lantas, setelah berbagai regulasi dan upaya-upaya yang dihadirkan oleh pemerintah tadi dapat secara cepat menciptakan ekosistem perbukuan menjadi ideal? Tentu saja tidak. Setelah perencanaan dan pelaksanaan dilakukan, perlu adanya proses pengawasan oleh seluruh pihak yang terlibat dalam dunia perbukuan.

Sejatinya sosialisasi regulasi yang sudah dipaparkan di atas tidak hanya berhenti dalam ruangan ber-AC saja, perlu juga semacam roadshow secara intens dengan berkolaborasi dengan seluruh pelaku perbukuan di Indonesia. Lewat tulisan ini, apakah saya sudah ikut berkontribusi dalam menyosialisasikan informasi dari Pusat Perbukuan RI? Kalau kalian mau berkontribusi, bantu sebarkan dan lengkapi tulisan ini ya. [T]

Tags: BukuIKAPIperbukuan
Previous Post

RSUD Buleleng Kini Punya Gedung Hemodialisa | Apa Itu Hemodialisa?

Next Post

Dari Lokakarya, Kosa Tubuh dan Kejutan Bola Api dari Cak Rina

Teddy Chrisprimanata Putra

Teddy Chrisprimanata Putra

Lulusan Teknik Mesin Unud, tapi lebih memiliki minat ke dunia literasi juga organisasi. “Sublimasi Rasa” adalah karya pertama untuk melanjutkan karya-karya selanjutnya.

Next Post
Dari Lokakarya, Kosa Tubuh dan Kejutan Bola Api dari Cak Rina

Dari Lokakarya, Kosa Tubuh dan Kejutan Bola Api dari Cak Rina

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co