Hari Raya Galungan dan Kuningan adalah hari raya yang cukup dikatakan salah satu hari raya besar di Bali. Bagaimana tidak, ketika akan datangnya hari raya ini semua masyarakat hindu di Bali sudah mempersiapkan banyak hal.
Seperti mempersiapkan hiasan penjor, bahan-bahan untuk dijadikan lawar dan juga uang untuk menghibur diri. Persiapan demi persiapan dilaksanakan. Yang sedang bekerja di kota madya dari desa dan kota di kabupaten masing-masing juga menyempatkan pulang. Meskipun hanya mencicipi masakan atau sengaja pulang untuk bersembahyang dan juga berkumpul dengan teman lama.
Kurang lebih 2 tahun ini, kita sudah dihadang berbagai permasalahan yang cukup membuat kita diharuskan mengekang sendiri keinginan-keinginan kita yang biasa dilakukan saat hari raya. Tetapi, beberapa bulan ke belakang ini kita sudah dibisakan lagi dengan kebiasaan lama. Tanpa masker, keluar dengan bebas, acara-acara dengan keramainan dan juga beberapa kegiatan yang tak dapat dilakukan beberapa tahun ini.
Tak luput juga di Jembrana yang selalu menantikan pasar malam dengan berbagai riak kemeriahannya. Pasar malam ini selalu ada ketika hari raya Galungan dan Kuningan saja. Wisper atau kita bisa sebut Wisata Pergung, beberapa sebutan dari masyarakat juga diberikan pada pasar malam ini. Mall TC atau Mall Tegalcangkring atau hanya menyebut Pergung saat Galungan dan Kuningan orang-orang sudah tau akan pergi ke pasar malam tersebut.
Pasar malam ini diadakan di Lapangan Pergung. Biasanya, satu minggu sebelum Penampahan Galungan, beberapa pedagang dan wahana-wahana yang ada sudah mulai membangun tenda sesuai pemetaan wilayah dagang mereka dan tiang-tiang untuk wahana seperti Komedi Putar, Tong Edan, dan masih banyak yang lainnya. Pedagang yang ada di sana tentu bukan hanya masyarakat lokal saja. Beberapa ada juga yang dari luar Bali yang sengaja dan sudah menjadi langganan untuk berlapak di pasar malam itu saat sudah Galungan dan Kuningan.
Pasar malam ini paling meriah menurut kami masyarakat Jembrana. Terlebih lagi, kita dapat menemukan apa saja di sana dengan harga yang lumayan miring. Mulai dari dagang makanan, baju, sandal, sepatu, perlengkapan rumah tangga, jam tangan dan bahkan Lengis Colek Ratu Niang Sakti juga ada di sana.
Selanjutnya mari kita bahas setiap lapak yang menarik dan tidak menarik di pasar malam ini.
Yang paling ramai dikunjungi di pasar malam ini tentu saja Kocokan dan Bola Adil. Lapak mereka para belandangpun sangat luas. Bahkan, lokasinya ada di tengah-tengah pasar malam ini. Karena orang-orang yang datang ke lapak ini tentu saja orang yang mengkhusukan diri mereka untuk berjudi dan beradu nasib.
Selanjutnya adalah lapak baju-baju obral namun tetap bermerk. Lapak ini terletak agak di tengah namun gak setrategis lapak judi. Nah, lapak ini biasanya akan didatangi oleh anak muda yang sudah menyiapkan uang untuk membeli baju hari raya. Baju di lapak ini juga bermerk dan harus teliti untuk memilih. Karena jika tidak, kita akan mendapatkan baju yang tak berkualitas dan harganya pun tidak sebanding. Nah biasanya jika para pemuda tak mendapatkan satu bajupun, uang yang mereka bawa akan diadu di lapak Kocokan dan Bola Adil.
Lalu ada lapak makanan. Di sini adalah lapak yang khusus dikunjungi oleh pecinta kuliner, ibu-ibu dan bapak-bapak. Karena, setelah mengelilingi pasar malam ini mereka akan kelelahan dan akan berhenti untuk beristirahat dan mencicipi makanan di lapak-lapak ini. Makanan yang ada hanya sebatas bakso, nasi campur, es-es dan sate. Mereka yang biasanya ada di lapak ini adalah orang-orang yang setelah makan akan pulang ke rumah dan membawa cerita-cerita hiruk pikuknya pasar malam ini. Lapak makanan biasanya terletak paling luar di pasar malam ini.
Selanjutnya adalah lapak perabotan rumah tangga. Lapak ini biasanya tak seramai lapak lainnya. Karena pembeli kadang hanya melihat-lihat dagangan yang ada, mengambil, mencermati seperti menelaah unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel, lalu menaruh kembali ke tempatnya semula. Kadang ada satu pembeli dan hanya membeli palu. Lapak ini kadang menyempil di antara lapak baju dan permainan-permainan dengan hadiah penanak nasi.
Selanjutnya adalah permainan-permainan dengan iming-iming hadiah handphone, penanak nasi, kipas angin, dan bahkan kulkas. Tetapi dari Galungan kuningan dan Galungan Kuningan lagi, kulkas itu tetap ada. Dan menariknya, masih ada orang-orang yang mencoba permainan itu walau mereka tau tak akan mendapatkan kulkas itu. Lapak ini juga biasanya menyelip di antara dagang pakian dan perabotan rumah tangga.
Lalu ada beberapa wahana yang menarik. Tong Edan misalnya. Di sana adalah letak keributan sesungguhnya dari pasar malam. Suara kenalpot dan juga kayu-kayu tong yang dilalui oleh motor terdengar jelas dari ujung barat lapangan sampai timur lapangan. Wahana yang paling penuh dikunjungi adalah Bianglala. Karena dari wahana ini kita bisa melihat keseluruhan pasar malam. Mulai dari lampu yang gemerlap, tenda-tenda biru yang berjejer rapi dan juga manusia-manusia yang sangat antusias mengelilingi pasar malam ini. Wahana ini biasanya terletak pada sudut-sudut lapangan Pergung.
Yang terakhir ini adalah paling menarik dan sangat digemari oleh para masyarakat. Ya! Lengis Barak Ratu Niang Sakti. Entah apa yang menarik dari kasiat minyak ini. Tetapi, selalu ada banyak orang yang berkerumun di sana. Meskipun, lapak ini tanpa tenda. Penjual minyak ini hanya bermodalkan tas gendong yang cukup besar, speaker yang sedang, mic, minyak yang berjejer di rerumputan dengan beralaskan triplek tipis dan juga mulut yang tak berhenti mengumandangkan kasiat-kasiat dari minyak ini.
Lapak ini biasanya tak menentu. Kadang berada di tengah, kadang di luar dan kadang juga menyelip. “Lengis Barak Ratu Niang Sakti! Bapak-bapak, ibu-ibu lan teruna-bajang dados nganggen lengis ini. Dijamin ampuh menangani berbagai penyakit. Tinggal oles lan campur ngajak kayu manis yen ten wenten kayu manis kayu sente dados, yen ten wenten kayu sente dado campur aji oli, klaher utawi sane lianan!” dan bla,bla, bla masih banyak lagi.
Nah, itu adalah beberapa lapak yang ada di pasar malam Pergung. Masyarakat yang sudah terbiasa datang ke sana pasti akan datang di hari terakhir. Karena, di hari terakhir semua pedagang akan menurunkan harga barang di sana sampai 50%. Maka dari itu, hari yang paling ramai di lapak-lapak itu adalah pada saat Galungan, Kuningan dan hari terkahir.
Terakhir, terakhir, terakhir! Lengis Barak Ratu Niang Sakti! [T]