16 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Merasa Orang Paling Sabar di Muka Bumi? Cobalah Jalur Lintasan Pantura Situbondo

Azman H. BahberehbyAzman H. Bahbereh
May 12, 2022
inEsai
Merasa Orang Paling Sabar di Muka Bumi? Cobalah Jalur Lintasan Pantura Situbondo

Jalur Pantura di kawasan Paiton

Untuk keluar dari daerah Situbondo, dengan melintasi jalur Pantura Situbondo (Situbondo-Probolinggo) di Jawa Timur, kita bisa menghabiskan waktu 4 jam lebih, atau sekurang-kurangnya 3 jam (bila ngebut). Namun, ngebut di sepanjang lintasan Situbondo-Probolinggo , atau yang kerap disebut Pantura Situbondo bukanlah solusi yang tepat. Akibatnya bisa dibayangkan sendiri.

Bukan hal yang asing bagi pengendara lintas daerah seperti sopir truk tronton, truk barang, mobil pick-up, atau pengendara motor, soal jalur Pantura Situbondo yang sangat amat panjang dan membosankan ini. Keluar dari jalur Pantura Situbondo, meski perjalanan masih jauh, rasanya amat melegakan, misalnya begitu masuk Baluran sampai tanah terakhir yaitu Besuki.

Berkendara di sepanjang  lintasan Pantura Situbondo seperti berkelana dari ujung dunia ke ujung dunia sana, tidak kebayang kapan selesainya. Perumpaan itu mungkin berlebihan, tapi percayalah, rasanya memang mirip-mirip berkelana ke ujung dunia. Haha. Bosan bukan disebabkan pengendara sedang melambatkan kendaraan, atau bersikap hati-hati, tapi memang Situbondo adalah daerah yang jek aeng lantangne – seram sekali panjangnya. Belum lagi kalau sampai di sana tepat siang hari, terik panas di jalur Pantura Situbondo adalah sesuatu yang tak bisa dihindarkan.

Para remaja mungkin berhasil bersabar ketika pacarnya selingkuh. Para ayah bisa bersabar atas kelakuan nakal anaknya. Orang-orang juga bisa bersabar dengan tak meluapkan amarahnya ketika dihina, diejek atau dicacimaki. Tapi, kesabaran mungkin bisa hilang jika berkendara melewati lintasan Pantura Situbondo.

Desa Sudimoro: Di Sini Jawa di Sana Madura, di Tengah-tengahnya Sawah Tebu

Saat berjalan, ada sesuatu yang rasanya terserang. Yang diserang itu adalah gejolak batin dan emosi kita terhadap jalan yang panjang, serasa tak ada habisnya. Memang, bila kita lihat rute dari Baluran sampai ke Kraksaan pada aplikasi Google Maps, hanya memakan waktu 2 jam lebih. Tapi jangan percaya, waktu 2 jam hanyalah angan-angan, saya pernah sampai 5 jam kurang hanya untuk keluar dari daerah Situbondo.

Melelahkan? Tentu. Melelahkannya bukan sebab pantat yang gepeng atau tangan yang pegel, tapi memikirkan “ini kapan selesai si Situbondo, Tuhan?”

Untungnya, pemandangan tepi jalan menampakkan gunung-gunung, bahkan kita bisa masuk dalam kerindangan Baluran. Keindahan itu sekilas bisa membuat hati lebih sejuk, tapi, bagi saya jalur Pantura Situbondo tetaplah pemantik sepercik traumatik terhadap perjalanan lintas daerah.

Eitsss, jangan anggap saya lebay dan berlebihan. Saya mahasiswa dari Bali, kuliah di Malang, dan seringkali ke Malang naik sepeda motor. Dan saya merasakannya.

Saya bisa melihat dan merasakan banyak hal dalam perjalanan. Hutan yang lebat;, punya beberapa spot pemandangan gunung-gunung, dan terlihat ketika pengendara sedang fokus-fokusnya boleh jadi sebagai penetralisir kemumetan pengendara. Namun bisakah akses jalan yang tak baik terhindar dari cacian?

Kita sebagai manusia, melewati polisi tidur yang berjajar saja sudah mengeluh sana-sini, protes ke mana-mana. Di Malang, saya kadang suka ngomel ketika melihat 4 polisi tidur berjajar, ini biasanya saya temukan di jalan-jalan perkampungan di kota Malang. Kalau 1 polisi tidur itu jelas hal yang normal saja, tapi ini 4 polisi tidur, dempet-dempet lagi. Tak salah kalau kadang banyak mahasiswa yang heran dan langsung sambat.

Dan coba bayangkan bagaimana bila polisi tidur atau yang menyerupai, ada di setiap jengkal jalur berkendara? Yap, itulah yang saya rasakan dan mungkin pengendara lainnya ketika melintasi jalur Pantura Situbondo. Makanya, seperti yang dikatakan di awal bahwa ngebut bukanlah solusi yang tepat untuk cepat-cepat keluar dari Situbondo.

Jodoh Itu Komitmen, Bukan Orang

Selain jalan yang melintang panjang. Jalur Pantura Situbondo adalah lintasan yang banyak memiliki tambalan aspal, maksudnya jalan rusak yang ditambal. Kalau setiap 10 meter ya masih dimaklumkanlah, tapi ini, dalam sejumlah ruas jalan, hampir setiap jengkal, setiap kita bernafas, ada tambalan aspal.

Lah itu gimana? Padahal Jalur Pantura Situbondo bukan sembarang jalur. Itu adalah lintasan utama, yang wajib dilewati oleh para pengendara lintas daerah, yang berangkat dari Banyuwangi atau Bali ke Pasuruan, Surabaya, Malang dan sekitarnya.

Paling-paling di jalur Pantura Situbondo, yang termasuk jalan mulus, semulus mata kekasih, itu hanya di lintasan dekat Wisata Bahari Pasir Putih, kawasan hutan Baluran dan sedikit di Kota. Sedangkan di luar itu, dari Banyuputih sampai dengan Kraksaan Probolinggo, jalannya banyak tambalan aspal. Bukan jalan rusak ya, tapi tambalan. Jalan rusak ada juga, tapi tak terlalu mengakar.

Dan jangan meremehkan, tambalan jalan di sepanjang Pantura Situbondo. Pernah suatu kali, saya mudik pakai motor dari Malang ke Bali, melihat ada motor dari arah berlawanan di jalur Pantura Situbondo. Pemotor itu saya lihat menghindari jalan bertambal. Ketika banting stang ke kiri, dari arah saya, ada truk tronton melaju di depan, dan akan mengalami adu jangkrik dengan si pemotor. Namun untung saja, si pemotor bisa banting stang lagi ke kanan dengan cepat, berhasil menghindar dari musibah di depan matanya.

Tak hanya itu, saya sendiri sering mengalami ketika akan balik Malang atau balik ke Bali. Bukan mengalami akan kecelakaan, Alhamdulillah itu tak pernah terjadi pada saya. Yang saya alami setiap pulang dan balik adalah pantat yang sakit akibat terlonjak-lonjak dari sadel, ya itu jelas diakibatkan oleh berjibun-jibunnya aspal tambalan.

Beberapa teman saya juga mengalami, dan sering mereka mengeluh, mengata-ngatai  jalur Pantura Situbondo, tak sedikit juga ngomel tentang pemerintahan dan para pimpinannya. Dan saya tentunya menganggap itu hal yang wajar.

Tapi hal seperti itu sebenarnya ada alasannya. Jalur Pantura Situbondo seperti itu karena Pantura Situbondo jalur utama yang dilewati kendaraan-kendaraan besar, seperti truk-truk tronton, bus-bus panjang, travel-travel dan segala macam. Makanya tak heran melihat jalanan Pantura Situbondo yang membosankan sekaligus membuat waspada luar-dalam.

 Memang, yang mau kita salahkan juga siapa? Jalannya? Pemerintahan? Menurut saya pemerintah tentu juga berfikir panjang untuk meronovasi jalan sepanjang itu. Di samping adanya keluhan, pasti mereka juga mengamati kepentingan mana yang harus didahulukan, dan menunda perbaikan jalan menurut mereka mungkin adalah langkah yang tepat.

Jalur Pantura Situbondo adalah jalur utama dan dilewati oleh banyak orang yang memiliki kepentingan, semisal pengiriman barang, perjalanan wisata, mengantar penumpang dan sebagainya. Bila terjadi perbaikan jalan di jalur Pantura Situbondo secara besar-besaran. Alhasil, pastinya kepentingan mereka terpaksa tertunda, atau memilih jalur memutar yang lebih jauh lagi.

Karena itu, melewati jalur Pantura Situbondo bukan hanya menguras emosi dan kesabaran, tetapi juga menguras keberanian kita. Saya tak berniat menciptakan ketakutan dalam tulisan ini. Hanya ingin menyampaikan bahwa berkendara di jalur tersebut dengan kecepatan penuh bukanlah solusi yang bagus. Paling tidak, kita memiliki sikap berhati-hati dan tetap fokus ketika bertempur dengan jalur Pantura Situbondo, hehehe.

Lama-lama, Dompet Kita Tebal Bukan Karena Uang, tapi Gara-gara Kartu

Namun tak lengkap rasanya bila tak saya informasikan di sini bahwa sebenarnya, di luar dari itu semua, Pantura Situbondo juga memiliki semacam penghilang rasa kebosanan dan emosi. Sepanjang lintasan pertama sampai akhir, seperti yang saya katakan di beberapa kalimat di atas, bahwa dari Pantura Situbondo kita akan banyak melihat pemandangan gunung-gunung.

Gunung-gunung yang besar itu tampak jelas dari jalur Pantura Situbondo. Namun paling terlihat jelas ketika matahari terbit. Semburat matahari terbit yang keemasan, memoles tubuh gunung-gung yang telanjang, menebarkan pesona mereka ke kedalaman mata kita. Gunung-gunung yang terlihat itu antara lain dan kalau saya masih ingat jelas nama-namanya, yaitu Gunung Bundul, Ringgit, bahkan Argopuro terlihat dari jalur Pantura Situbondo.

Selain itu, biasanya sebelum akan menempuh lintasan panjang tersebut, saya menyegarkan ketegangan dan kelelahan dari perjalanan sebelumnya. Saya biasa berhenti di wilayah hutan Baluran, menikmati pohon-pohon rindang, sesekali juga pernah mengobrol dengan salah satu bapak-bapak yang mengendarai mobil keluarga yang berhenti di sana, yang sekadar melihat monyet-monyet juga sembari memberi makan.

Hutan Baluran yang hijau, cukup menyegarkan pikiran kita ketika bersiap melintasi Pantura Situbondo. Pemandangannya yang luas, juga pohon-pohon yang lebat, lumayan mengisi stamina untuk menempuh kesabaran melintasi jalan panjang tersebut. Tidak hanya saya, bahkan di tengah-tengah hutan Baluran, banyak yang berhenti seperti truk-truk besar dan semacamnya, mungkin juga menyiapkan stamina untuk perjalanan di depan.

Plat DK dan Masakan Sasak yang Menuntaskan Rindu | Cerita Mahasiswa Bali di Kota Malang

Dan terakhir, tujuan peristirahatan dari perjalanan panjang itu, selalu sampai di titik Utama Raya, sebuah rest area yang lumayan besar, yang terletak di perbatasan Situbondo dan Probolinggo. Di sanalah biasa para pengendara lintas daerah beristirahat. Orang-orang seperti supir bus pariwisata, mobil yang mengangkut anggota keluarga dan macam-macam.

Maka teruntuk kalian yang mungkin akan melakukan perjalanan lintas daerah. Jangan khawatir, selain menyajikan lintasan yang membosankan dan lumayan menguras emosi batin. Pantura Situbondo juga tak lupa menyajikan pemandangan lumayan eksotis serta hijau, dan tempat pemuas dahaga kelelahan kita dari melintasi jalurnya yang membentang luas.

Jadi, tetapkan berkendara. Karena tujuan akan dicapai jika kita berkendara.[T]

Tags: Jawa TimurPanturaperjalananSitubondo
Previous Post

Pengalaman adalah Referensi | Catatan Rajangan Barung Teater Kalangan

Next Post

Jembrana Adalah Kota Persinggahan

Azman H. Bahbereh

Azman H. Bahbereh

Lahir di Singaraja, Bali, 30 Januari 2001. Bekerja sebagai tukang jagal ayam yang selain gemar membaca juga gemar menulis. Kalian bisa menemukannya di akun Instagram : @azmnhssmb

Next Post
Arak Bali Belum Sepenuhnya Legal, Tapi Tenang Saja…

Jembrana Adalah Kota Persinggahan

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

by Hartanto
May 15, 2025
0
‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

SELANJUTNYA, adalah lukisan “Dunia Ikan”karya Made Gunawan, dengan penggayaan ekspresionisme figurative menarik untuk dinikmati. Ia, menggabungkan teknik seni rupa tradisi...

Read more

Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

by Gede Maha Putra
May 15, 2025
0
Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini...

Read more

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co